Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Setelah Baca Tulisan Kakak, Jadi Minat Masuk Jurusan Kuliahmu

4 Januari 2016   22:07 Diperbarui: 4 Januari 2016   22:46 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Pertanyaan dari email yang terpilih karena anti-mainstream"][/caption]

Menulis artikel kesehatan khususnya terkait gizi adalah cara saya menajamkan apa yang sudah saya dapat dibangku perkuliahan. Ya, saya ini masih berstatus sebagai mahasiswa ilmu gizi di sebuah universitas negeri.  Awalnya memang saya sempat ragu untuk menulis akibat status itu. Ragu apakah tulisan saya akan dipercaya kelak? Dan, hari ini keraguan itu lambat laun runtuh bersamaan dengan respon pembaca yang baik. Bahkan sangat baik sekali.

Menulis artikel kesehatan juga penuh tantangan. Salah salah bisa jadi tulisannya justru tidak dipercaya. Yang mudah itu namanya copy paste. Dari situlah saya belajar, belajar mencari informasi yang benar sehingga bisa dipertanggungjawabkan. Dan, sampai detik ini ternyata tulisan bertakdir baik sehingga lahirlah tulisan-tulisan yang lain. Tapi memang sudah seharusnya, tulisan mahasiswa harus bisa bermutu,sih. #semogasayabisa

Memang artikel kesehatan masih dirasa kurang seksi jika dibandingkan politik, misal. Coba lihat saja judul dan pembahasan soal politik selalu tak ada habisnya. Bahkan berderet dinilai tertinggi, yang artinya banyak yang baca , ya banyak yang beri nilai dan komentar. Tapi disitulah saya merasa harus berperan dan harus ada. Mengisi celah, memberi warna #ciee. Artikel kesehatan yang ilmiah juga punya kesempatan bersanding diantaranya untuk dibaca kok.Terlebih masyarakat saat ini sudah sungguh pintar, kritis dan rasa ingin tahunya tinggi termasuk soal kesehatan yang menyangkut kehidupannya. Betul gak sih, semoga betul.

Ternyata Tulisan Juga Bisa  Jadi Ajang Promosi

Sering saya dihadapkan pada pertanyaan , “”eh Listhia, kenapa sih kamu mau nulis, emang kamu dibayar berapa?”. Saya heran, kenapa semua harus diukur menggunakan nominal. Kalau saya menulis tidak dibayar memang kenapa? Yang rugi siapa? Toh, saya sendiri.  Eh siapa bilang saya rugi sih, saya berkali kali lipat sungguh mendapat keuntungan.

Buat saya menulis artikel -kesehatan khususnya-- adalah seperti yang saya katakan diawal paragraf. “....adalah cara saya menajamkan apa yang sudah saya dapat dibangku perkuliahan”. Lagipula, menulis juga banyak manfaatnya kok, bisa tambah pintar dan tahu karena ada proses membaca. Bisa juga melatih daya ingat, melawan lupa, karena menulis otomatis membuat otak saya bekerja. Hal-hal yang gak melulu diukur dengan barometer bernama uang.

Dan , satu lagi. Ternyata manfaat dari menulis tentang  gizi , sesuai dengan bidang keilmuan saya, juga turut menjadi ajang promosi. Ya, promosi jurusan.

Kok bisa?

Saya tahu, tidak semua adalah pembaca kompasiana yang terdaftar. Maka disitu peran email yang sengaja saya sematkan.  Kalau ada apa-apa bisa juga ikut berkomentar dan bertanya. Email itu bukan cuma penghias, tetapi untuk memudahkan orang mencari saya. Ibarat alamat rumah, email adalah alamat yang boleh kalian kunjungi jika ingin bersilaturahmi secara lebih personal. Asal perhatikan tata caranya, silakan ketuk pintunya yang sopan, perkenalkan siapa dan tujuannya apa, maka saya dengan senang hati menerima bahkan menyuguhkan minuman atau cemilan kalau ada.hehe. Dan tamu yang datang salah satunya adalah adik-adik manis yang menanyakan seputar kuliah saya.

Ya, ternyata tulisan tentang gizi juga jadi bahan promosi bagi adik-adik yang sedang galau menentukan masa depannya, kuliah.

 Mau dibawa kemana?

Oh, ini toh ada kakak (baca : saya) yang kuliah di gizi. Boleh juga, tanya-tanya nih.

Beruntungnya adik-adik bisa bertanya seputar gizi ke orang yang memang sedang menempuh jurusan tersebut. Dulu, saya bingung bertanya pada siapa.hehe. Sejauh ini, saya senang bisa memberikan gambaran tentang jurusan kuliah yang sedang saya jalani kepada adik-adik yang memiliki rasa keingintahuan dan antusias yang besar. Bahkan dari rangsangan pertanyaan yang adik-adik sampaikan, terlahirlah juga tulisan tentang jurusan gizi. Thanks ya.

Nah, berikut saya rangkum pertanyaan yang palin sering ditanyakan.

  • Kak, dulu masuk lewat jalur apa?

Saya, lewat jalur usaha dan berdoa. SNMPTN tulis. Tetapi tenang, tidak hanya pada jalur tersebut saja. Ada banyak jalan untuk mendapatkan bangku kuliah, tidak hanya jurusan gizi , berlaku kesemuanya. SNMPTN Undangan bisa, tulis dan ada juga jalur tes mandiri.

  • Apa Harus Gemuk? Soalnya Saya Kurus. Dan Sebaliknya

Kekhawatiran yang juga sempat menghampiri saya, dulu. Tenang dik, soal badan kamu yang bentukkannya kurus atau gemuk itu bukanlah syarat mutlak kamu bisa kuliah di jurusan gizi. Justru, jadi poin yang bisa kalian jadikan bahan praktik sebelum mempraktikannya ke pasienmu.

Ya, masuk jurusan gizi akan membawamu mengerti apa yang seharusnya dilakukan jika mengalami keluhan ingin menaikan atau menurunkan berat badan. Oke, jangan khawatir...

  • Apa Harus Pintar Masak, Soalnya Saya Ngga Bisa Masak?

Kalau sudah pintar masak, sudah jadi chef terkenal kali. Tenang ya tenang, tidak harus pintar masak dulu untuk masuk jurusan gizi. Kalian disini akan diajarkan dari nol kok. Ada praktek masak yang akan mengasah ketrampilanmu. Asal mau belajar pasti bisa. Bahkan bukan cuma pintar masak, tetapi pintar juga mengatur menu. Asyikkan.

  • Pelajarannya Susah Gak?

Yang gampang itu copy-paste dik. Apa yang dipelajari jika sesuatu itu mudah? Ya, kamu harus benar-benar masuk gizi dulu baru tahu seperti apa. Yang jelas, belajar gizi adalah belajar yang sifatnya terus berkembang dan bermanfaat tentunya

Untuk motivasi, carilah nama Prof Hardinsyah, beliau adalah Guru Besar Ilmu Gizi Indonesia. Dan, jika kalian benar-benar terjun pada jurusan ini, kalian juga harus tahu Almh. Sunita Almatsier, nama beliau akan sering kalian temui di skripsi, disertasi atau tesis. Saya bukanlah siapa-siapa , masih pelajar juga , belum pantas dijadikan role model

Jangan Modal Ikut-Ikutan Ya..

Hanya mengingatkan. Soal jurusan kuliah janganlah hanya modal ikut-ikutan. Masa depanmu ditentukan oleh dirimu sendiri, bukan orang lain. Pastikanlah jurusan ini adalah keinginanmu. Yakinlah bahwa kamu bisa menjalaninya. Apapun jurusan kuliah yang kalian pilih pasti akan bermanfaat. Tidak ada ilmu yang lebih bagus, lebih ini itu karena semua ilmu itu setara dan saling melengkapi. Jangan mengkotak-kotakan ilmu. So, masih ada waktu sebelum penentuan itu datang. Silakan pikirkan, cari info sebanyak-banyaknya dan saya selalu siap membalas pesan adik-adik.

Nanti kalau sudah masuk gizi, yuk sama-sama berbagi pengetahuan. Atau bukan hanya gizi, mahasiswa lainnya juga boleh.

Jangan cuma cari kabar mantan mulu , masih ngarep banget?#eh

Salam semangat,

Listhia H Rahman

 

NB : Terima kasih ya buat adik2 , kakak pinjam pertanyaannya ^^

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun