Siapapun berhak menjadi galau. Tidak laki-laki ataupun perempuan. Semua punya hak untuk merasakannya. Dan juga, Move On.
Tengah malam , seseorang menghubungi saya, katanya mau curhat. Dari seorang wanita? Bukan, dia laki-laki.
“Curhat apa? Mantan kamu minta balikan?”, saya mulai mengintrogasi.
“Kamu sih larinya ke mantan,mulu” katanya, ngeles, biar ngga dikira gagal move on.
“Pernah pacaran sih dulu. Trus deket lagi, lumayan lama...tapi sekarang gak (belum) pacaran ”
kemudian dia menambahkan lagi, “Dua minggu ini kehilangan kontak, eh tiba tiba muncul lagi”
“Kenapa? Trauma?”, saya mencoba menebak perasaanya.
“Yesss!!!Sampe sekarang belum bisa percaya. Banyak something-lah. Mau balik tapi gak bisa percaya”
***
Mantan memang menggemaskan. Tingkah polahnya tidak bisa ditebak. Tiba-tiba dia datang disaat sekian lama meninggalkan kita yang hampir berhasil melupakannya. Bentuknya pun bisa beraneka rupa ada yang melalu kata-kata , suara bisa juga raga. Tapi, tunggu dulu, jangan tergesa-gesa untuk menyimpulkan bahwa mantan akan meminta kalian untuk balikan. Masih ngarep banget?
Menjadi Skeptis
“Sampe sekarang belum bisa percaya. Banyak something-lah. Mau balik tapi gak bisa percaya.”
Dalam pernyataan tersebut ada unsur skeptis. Kurang percaya atau ragu-ragu. Sebuah pernyataan yang membuat saya punya peluang untuk mendoktrin pikirannya. Untuk katakan “Tidak perlu lanjutkan”.
“Tapi, seseorangkan bisa berubah menjadi lebih baik di kemudian hari?”
“Ya memang bisa, tetapi kamu juga ragu”
Saya tahu, dia bersikap ragu-ragu seperti itu karena ada sesuatu.Pertama , dia sadar ada hal riskan yang dapat menimbulkan rasa sakit yang sama.Kedua, pernah terjadi dimasa lalu saat dia bersama eh ternyata tahu masih berlanjut sampai saat ini.Intinya, Ketakutan merasakan sakit hati yang sama dengan orang dan alasan yang sama.
Bicara soal mantan memang tidak akan ada habis-habisnya. Terlebih bagi mereka yang belum benar-benar berhasil move on. Yup, memang orang lain dengan mudahnya bilang “move on, dong, move on”. Padahal coba jika posisi ditukar, dia yang harus move on, apa masih bilang dengan mudah? Ya, apa yang dirasa memang tidak semudah yang dikata. Hukum yang sering berlaku seperti itu,sih. Sekarang tinggal bagaimana menyikapi dan pikirkan konsekuensi yang akan didapat kemudian.
Satu quote yang saya suka, lupa dari mana, “Kita selalu siap untuk jatuh cinta, tetapi tidak untuk patah hati”. Jatuh cinta bisa dengan siapa saja, orang baru namanya gebetan atau lama yang disebut mantan. Kita selalu sanggup untuk jatuh cintanya, sayang untuk patah hati belum tentu bisa diterima.
Bagaimana nasib sang pencurhat selanjutnya? Kata dia sendiri obatnya piknik.Ya, sembari cari pacar baru dong, resep tambahan dari saya.Ada yang bilang balikan sama mantan ibarat baca buku dua kali, ketebak endingya. Jadi, beli buku baru saja, tambah pengetahuan. . Jangan sampai bernasib sama dengan judul tulisan ini ya, bro/sist.
Karena tidak semua yang balikan bernasib sama, catet!
Salam (bukan) dari mantan,
Listhia H Rahman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H