Setelah selama hampir sebulan berjuang menahan nafsu duniawi, “hadiah” yang ditunggu masyarakat muslim di dunia akan datang sebagai tanda kemenangannya. Hari Raya Idul Fitri atau lebih sering kita menyebutnya sebagai Lebaran. Sudah siapkah kalian menyambutnya ?
Ya, Banyak cara menyenangkan yang kita lakukan untuk menyambut momen istimewa ini. Setidaknya ada tiga hal yang bisa diidentikkan , sebut saja Trilogi Lebaran : kue kering, baju baru dan pertanyaan “Nikah kapan”. Ups, poin ke tiga sepertinya sensitif ya, mblo! Lalu, seperti apa seharusnya kita menyikapinya? Berikut kita bahas satu per satu saja, ya.
Kue kering
Saat ibu sedang menata kue sagu keju , tiba-tiba saya gatal ingin menanyakan sesuatu.
“Mah, kenapa sih orang-orang kalau lebaran selalu nyiapin kue kering?”
“Ya kan buat kalo ada tamu”
"Kenapa selalu ada nastar, bangga banget kali rumah yang dulu jadi pelopor"
Namun ternyata kue kering pun telah mengalami (r)evolusi, dahulu kue-kue kering banyak yang dibuat sendiri. Tidak seperti hari ini, banyak kue kering yang tersaji merupakan buatan pabrik-pabrik rumahan dengan alasan kepraktisannya. Padahal konon membuat kue sendiri dapat membuat bounding (ikatan) antar anggota keluarga dan tentunya dapat menjadi bahan pelajaran juga.Terlepas dari itu semua, mungkin kue kering yang hadir saat lebaran adalah tanda terima kasih untuk sanak saudara dan tetangga yang menyempatkan datang,kali yah. Jadi sudah berapa kue yang sudah ada di mejamu ?
Baju Baru
Sudah punya baju berapa sist?