Menjadi mahasiswa ternyata membuat beberapa hal berubah. Bukan hanya sekolah yang kemudian berpindah ke bangunan megah yang disebut kampus , namun hal-hal yang menyertainya pun kemudian menjadi berbeda.
Ya, tidak terasa sudah memasuki semester enam saya menyandang predikat mahasiswa. Dulu, semasa sekolah menengah akhir melihat mahasiswa membawa pemahaman saya pada kata-kata “keren banget”. Dan kemudian berharap lekas menyusul dan menjadi bagiannya
Hari ini saya telah menjadi bagian dari mereka, Mahasiswa Gizi Fakultas Kedokteran UNDIP.
Ternyata menjadi mahasiswa memang dituntut untuk “keren banget”, karena menjadi mahasiswa itu butuh juga pengorbanan. Pengorbanan yang kemudian membawa pada pemahaman yang sebenarnya, bahwa menjadi mahasiswa tak lantas kemudian menjadi “keren banget”. Banyak tantangan yang dihadapi bukan hanya tempat baru yang butuh diadaptasi, namun pola hidup yang kemudian berubah drastis
Selamat, jika kalian adalah salah satu mahasiswa yang mencintai tantangan, yang berani mengambil keberanian untuk jauh dari orang tua demi sebuah impian. Ya, menjadi jauh dengan orang tua demi belajar di kampus yang berada di berbeda kota akan mengajarkan bagaimana hidup mandiri yang kemudian membawa kalian pada status baru lainnya, ngekos.
Setelah benar-benar menjadi mahasiwa bersiaplah menerima perubahan pola hidup misal dalam kegiatan yang dilakukan kampus , pola makan yang tidak beraturan ataupun jadwal tidur yang berantakan. Namun janganlah terlalu khawatir berlebihan karena pola hidup yang berubah diperantauan dan menjadi mahasiswa yang juga ngekos tidak akan menghalangi kalian untuk hidup sehat. Jauh dari pengawasan orang tua bukan berarti membuat kita tidak bisa mengontrol diri sendiri untuk menjaga diri.
Motivasi Hidup Sehat Bagi Saya dan Untuk Kamu yang Juga Mahasiswa
Bagi saya sendiri sebagai mahasiswa yang juga menjadi anak kos, memanjemen pola hidup sangat penting dilakukan untuk menjaga tubuh tetap sehat dan tampil prima, karena menjadi sakit di perantauan adalah sesuatu hal yang tidak menyenangkan selain dapat merugikan diri sendiri tentunya. Sakit juga dapat mengganggu perkuliahan yang kemudian membuat semua tugas menumpuk minta dikerjakan.
Oya,konteks sehat pun tak hanya bagi jasmani saja, begitupun rohani. Seimbang. Agar hidup ini lebih menyenangkan. Selain itu menjadi mahasiswa bukan alasan untuk tidak sehat, fokus studi memang perlu-namun tanpa jiwa raga yang sehat bisa apa? Karena untuk bisa menjalani hidup sehat bagi mahasiswa yang ngekos bukan cuma mitos belaka kok.
Tips Menjadi Sehat Ala Mahasiswa Kosan
Yap, Berikut adalah hidup sehat ala saya sebagai mahasiswa yang ngekos juga, yang barangkali bisa kalian terapkan .
1. Mulailah dengan Memilih Tempat Kos yang Baik
Kenapa memilih tempat kos menjadi salah satu tips hidup sehat bagi mahasiswa ngekos? Ya, karena tak dapat disangkal bahwa tempat kos adalah tempat dimana kalian akan tinggal selama diperantauan. Jadi, bijaklah dalam memilih tempat kos yang baik dan jangan mudah tergiur dengan harga yang ramah dikantong saja.
Saya sudah berpindah 4 tempat kos. Dan setiap memilih kos , orang tua selalu berpesan untuk memilih tempat kos yang “sehat”, terutama sehat lingkungannya. Pernah suatu hari, Orang tua mengecek kosan saya, memang waktu itu saya belum sempat membersihkan langit-langit kamar yang mulai berdebu. Ayah, adalah orang yang kemudian segera mengambil sapu langit untuk membersihkannya dan Ibu pun langsung ikut andil mengecek sudut-sudut kamar yang memang waktu itu sedang kotor.
Yaa, kebersihan memang penting untuk diperhatikan dan semenjak itu saya berusaha untuk tidak menunda membersihkan kamar kosan lagi. Kebersihan adalah kebutuhan bukan tuntutan.
Nah, berikut adalah kriteria kos yang “sehat” menurut saya :
a. Ada ventilasi yang baik
Sirkulasi udara yang baik akan membantu kita untuk memiliki ruangan dengan pergantian udara yang baik juga. Sehingga kos yang ditempati tidak pengap , lembab dan sesak. Pergantian oksigen dan karbondioksida pun akan berjalan lancar dan hal ini pun akan baik bagi sistem pernafasan. Selain itu sistem sirkulasi udara seperti jendela akan membuat sinar matahari di pagi sampai siang hari dapat masuk sehingga membuat penerangan dalam ruang menjadi terbantu. Sinar matahari pagi juga memiliki manfaat baik untuk kesehatan.
b. Pencahayaan cukup
Pencahayan yang baikpun perlu diperhatikan, pastikan tempat kos tersebut memiliki pencahayaan baik buatan (lampu) dan alami (dari sinar matahari) yang cukup dan tidak menyilaukan. Kebutuhan standar cahaya alam yang memenuhi syarat kesehatan untuk kamar keluarga dan kamar tidur menurut WHO 60-120 Lux.
Pencahayaan buatan atau lampu diperlukan terutama sebagai penerangan pada malam hari yaitu minimum sebesar 150 lux sama dengan 10 watt lampu TL, atau 40 watt dengan lampu pijar. Hal ini dilakukan agar tidak terlalu membuat pengelihatan bekerja ekstra.
Saya termasuk orang yang selalu ribut jika penerangan khususnya buatan atau lampu mulai redup. Ya, saya akan segera meminta lampu penggantinya karena dengan pencahayaan redup kegiatan seperti membaca menjadi membutuhkan pengelihatan yang lebih dan tidak mengenakan mata.
c. Air bersih
Pastikanlah sumber air yang akan kalian gunakan benar-benar jelas, misal dari PAM atau dari sumur/ air tanah . Mengetahui asal sumber air dapat membuat kita lebih bijak untuk bisa mengkonsumsinya ataupun ternyata hanya bisa digunakan untuk menyuci / mandi saja.
d. Sistem Pembuangan sampah
Tempat kos yang sehat dan baik harus memiliki tempat pembuangan limbah yang baik, sehingga tidak ada kejadian sampah menumpuk yang kemudian menyebabkan banyak penyakit.
Bagi saya kriteria tersebut paling tidak harus dimiliki dari kosan yang saya tempati. Dan sampai hari ini, saya merasa beruntung karena memiliki kamar kos dengan sirkulasi udara yang baik yaitu dengan tiga jendela yang cukup besar yang juga menghadap ke timur. Pagi hari saya tidak pernah melewatkan untuk membuka ketiga jendela tersebut.
Menghirup udara pagi di kota Semarang yang masih perawan. Sumber air disini menggunakan kran dan untuk minum saya lebih percaya pada air kemasan isi ulang. Pembuangan sampahpun saya lakukan sendiri secara rutin, sehingga tidak ada acara sampah menumpuk dan memberi kesempatan kuman untuk sekadar singgah. Oya, sebagian besar teman yang datangpun menyukai kamar kos saya loh.
“wah, enak yaa disini...ada yang begini lagi gak?”
2. Belajar Pola Makan Sehat
Mahasiswa selalu diidentikan dengan yang instan. Memang, hal-hal yang instan membuat mahasiswa dimudahkan apalagi yang berikaitan dengan perut yang akan selalu menjadi primadona, mie instan misal. Iya engga?
Namun, hal ini bukan berarti mahasiswa tidak bisa berbuat apa-apa untuk move on dari mie instan dan hal instan lainnya. Karena makan mie instan terus meneruspun bisa juga menjadi bosan. Nah, menjadi mahasiswa pun berhak untuk memakan makanan yang sehat. Dan kabar baiknya makanan sehat tidak melulu soal harga yang mahal. Misal pecel atau gado-gado, makanan yang berbahan dasar sayuran ini bisa menjadi pilihan untuk dikonsumsi.
Selain itu untuk konsumsi buah dapat diperoleh dari jus ataupun rujak yang mudah ditemukan. Namun, perlu menjadi catatan-pastikan kalian membeli di tempat yang terjamin kebersihannya. Konsumsi sayur dan buah yang mengandung banyak serat akan membantu kesehatan pencernaan kalian selain menjadi sumber vitamin bagi tubuh tentunya. Oya, jangan lupa minum, aktifitas yang tidak boleh dilewatkan sepanjang hari.Salah satu praktek hidup sehat yang bisa saya lakukan antara lain adalah dengan memasak bersama teman kos, karena jelas makanan yang dibuat bagaimana pembuatannya. Selain itu aktivitas memasak juga dapat menambah skill kita loh, khususnya kaum wanita bisa jadi istri idaman.
Semenjak menjadi mahasiswi kesehatan yang menekuni bidang gizi, tentu saya harus lebih bijak memilih mana makanan atau minuman yang baik. Memang kenyataanya mempraktekan apa yang diajarkan di perkuliahan lebih sulit daripada teorinya sendiri. Namun disitulah tantangannya! Tapi , pola hidup sehat bukan hanya milik mahasiswa kesehatan lho, mahasiswa beda jurusan pun perlu tahu, semuanya.
3. Lakukanlah Olahraga Menyenangkan
Kegiatan di kampus yang padat membuat waktu olahraga menjadi sering diabaikan. Padahal olahraga pun masih dibutuhkan ketika kita menjadi mahasiswa. Menurut buku yang saya baca yang berjudul “The Miracle of Endorphin” milik dokter Shigeo Harumaya , beliau menuliskan bahwa olahraga berat hanya bisa sampai pada usia 25 tahun saja, karena pada saat itu kita memproduksi jumlah superoksida dismutase (SOD) yang cukup untuk menghadapi radikal bebas.
Oleh karena itu, melatih tubuh dan membangun otot akan lebih baik jika dilakukan sebelum usia 25 tahun, pada saat otak masih berkembang. Olahraga juga diketahui dapat memperlancar peredaran darah kita. Jadi, menjadi mahasiswa yang masih dibawah batas usia tersebut, adalah merugi jika melewatkan olahraga di masa muda.
Saya punya tips untuk kalian yang mengeluh tak punya waktu untuk mengikat sepatu kemudian keluar keliling lapangan. Ya, olahraga tidak hanya dalam bentuk lari , berenang atau bermain futsal. Jika memang tidak ada waktu yang banyak, kalian bisa kok melakukannnya didalam kos dan ini bisa menjadi menyenangkan.
a. Peregangan Sampai Senam “Gaul”
Gerakan senam seperti peregangan dapat dijadikan sebagai pilihan. Peregangan otot akan membawa dampak postif dalam melancarkan peredaran darah pada tulang. Peregangan adalah salah satu bentuk latihan yang tidak banyak menggerakan persendian tetapi menegangkan otot sejauh mungkin. Namun perlu dijadikan catatan bahwa peregangan tidak boleh berlebihan dan mereganglah sejauh masih terasa nyaman ( saya biasa menahannya selama 2 x 8 detik).
Selama peregangan, kalian dapat menyalakan lagu favorit. Hal ini dapat menjadi penyemangat kalian juga kan? Lakukanlah peregangan mulai dari kepala hingga kaki. Selain itu, bisa juga dilanjutkan senam dengan lagu iringan favorit kaloan. Tutorialnya banyak ditemui di youtube dan tidak susah. Silakan coba.
b. Jangan malas melakukan aktifitas fisik lainnya
Sebagai mahasiswa , lelah memang sering hinggap. Namun bukan berarti untuk terus menerus menjadikan lelah alasan dan menjadi kebiasan dan malah membuat malas. Banyak aktifitas sehari-hari yang ternyata dapat menyumbang pembakaran kalori. Berikut adalah daftar aktifitas sehari-hari anak kosan yang menyumbangkan kalori menurut calorielab.com ( contoh ini untuk durasi 15 menit dengan seseorang yang memiliki berat badan 50 kg) :
- Menyetrika 16 kalori
- Merapikan tempat tidur 13 kalori
- Menyapu lantai 19 kalori
- Mencuci piring 16 kalori
Oya, jika kalian mendapati kos yang mempunyai lantai dua atau tingkat. Pilihlah pada lantai dua, hal ini dapat membuat kalian olahraga juga lho. Yup, naik turun tangga. Selama berpindah 4 kali tempat kos, 3 tempat saya pilih di lantai dua.
Cara lain yang bisa dilakukan adalah berjalan kaki menuju kampus. Untuk yang satu ini berhubungan juga dengan tempat kos, usahakan jangan pilih tempat kos yang jauh dari kampus ya. Biar bisa jalan, olahraga. Karena berjalan selama 15 menit bisa membakar kalori yang cukup lumayan lho, yaitu sekitar sebesar 38 kalori.
c. Mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa, Kenapa engga?
Jika di sekolah ada kegiatan ekstrakulikuler, dikampus pun ada kegiatan serupa yaitu Unit Kegiatan Mahasiswa. Kegiatan ini beraneka ragam mulai dari olahraga, pencinta alam sampai kesenian.Ya, jangan jadi mahasiswa yang hanya kuliah pulang kuliah pulang, ikutilah UKM di universitas yang sesuai dengan passion kalian. UKM pun bisa dijadikan solusi untuk olahraga juga lho. Bonusnya selain mendapat tubuh sehat adalah teman-teman antar fakultas.
Di kampus , semenjak semester awal saya memilih untuk mengikuti UKM Kesenian Jawa . UKM ini bergelut dibidang tari dan musik karawitan. Ya, saya memang bukan penari profesional , tetapi saya suka menari karena selain dapat melestarikan budaya , menari pun dapat membentuk tubuh dan juga sarana olahraga yang menyenangkan. Oya menaripun dapat mengolah rasa.
4. Jangan Egois, Kamu Butuh Tidur!
Tugas-tugas yang selalu menyapa tiap hari di perkuliahan serta aktifitas diluar kampus yang memakan banyak waktu membuat waktu istirahat sangat penting untuk dipikirkan juga. Ya, janganlah egois dengan merasa kuat tidak tidur sama sekali. Karena hal ini jika dilakukan secara terus menerus akan berpengaruh pada sistem sirkadian atau jam biologis tubuh yang dampak buruknya pun dapat menyerang kesehatan.Kamu juga butuh tidur, memang bukan tentang durasi lagi namun kualitasnya.
Meski bang rhoma mengatakan dalam lagunya “begadang boleh saja asal ada gunanya”, bukan berarti tidur adalah hal yang dilewatkan begitu saja.
Kurang tidur akan membuat kalian lelah di pagi harinya, tidak bersemangat atau bahkan sampai pusing kepala. Kenapa saya bisa bilang seperti ini?karena saya pernah seharian lebih tidak tidur sama sekali dan saya tahu itu SALAH.
Ingat, tidur tidak bisa dibeli ditoko terdekat.
5. Pilihlah Teman yang Membawa Dampak Baik
Orang tua yang jauh dari pandangan, membuat kita merasa telah menjadi bebas melakukan apa saja. Anggapan ini perlu diluruskan kembali, bahwa menjadi bebas bukan berarti tidak punya batas. Pandai memilih teman pun perlu menjadi sebuah perhatian, karena teman yang menjadi lebih intens kehadirannya daripada orang tua di perantauan secara tak langsung dapat membawa pengaruh juga dalam hidup kita, termasuk dalam hal pola hidup.
Di perantauan, adanya teman sebaya dan merasa seperjuangan dapat menjadi faktor pendukung ataupun penghambat seseorang dapat melakukan hidup sehat atau tidak.
Misalkan, seseorang berteman dengan teman yang memiliki kebiasan makan fast food , tentu seseorang itu akan tergoda untuk mengikuti temannya itu. Nah, pilihlah teman yang bijak dalam menyikapi pola hidup terutama makan dan aktifitas fisik. Karena teman yang berada dalam satu lingkup yang dekat seperti satu kos akan menentukan juga keberhasilan pola hidup yang dijalani nanti.
6. Berpikir Postif dan Tidak Lupa Mendekatkan Diri Pada Pencipta
Jangan sepelekan kekuatan pikiran, karena secara tak sadar pikiranpun memegang andil yang penting dalam membangun sugesti kita. “Saya sehat”
Mengutip buku “The Miracle of Endorphin” , untuk hidup lama dan sehat kita harus terlebih dahulu berpikir postif. Sesibuk apapun, setiap orang tetap harus tidur setiap hari. Pada fase sebelum tertidur, lepaskan diri kita dari realitas keseharian, dan telusuri impian , harapan dan rencana kita atau selami kenangan-kenangan yang menggembirakan.
Jika kita tertidur dalam suasana hati yang gembira dan nyaman, tidak hanya sel otak menjadi aktif , otot pun juga mempertahankan stimulus yang positif. Karena berpikir positif adalah syarat terbaik untuk mengaktifkan pelepasan hormon kebahagian.Jadi, jangan anggap remeh soal pikiran ini, karena ternyata berpikir postifpun termasuk bagian dari hidup sehat juga.
Selain itu hal penting yang tak boleh dilupakan adalah tetap bersyukur pada Yang Memberi Kesehatan, karena tanpa campur tanganNya , kita hanya makhluk yang tak berdaya. Untuk itu , sesibuk apapun kegiatan dan tugas-tugas yang merengek minta diselesaikan tetap ingatlah pada sang pencipta. Sehat fisik akan sempurna jika sehat batinpun terjaga. Seperti sebuah ungkapan yang sering digaungkan “MENSANA EN COPEROSANO, di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat”. Jangan lupakan ibadah dan berdoa,
Konsisten adalah Menjadikannya Kebutuhan
Bicara soal konsisten erat sekali hubungannya dengan kesadaran yang dimiliki. Ketika saya sadar dan sudah menjadikan hidup sehat adalah kebutuhan , maka terciptalah makna konsisten itu sendiri. Hidup sehat yang butuh bukan diri orang lain. Sehat berwal dari diri sendiri.
Seperi halnya saat kita menjalankan ibadah pada Sang Pencipta, disaat ibadah tersebut telah menjadi bagian dari hidup , kebutuhan bukan tuntutan, maka ibadahpun akan dijalankan secara konsisten. Dan ada rasa yang berbeda jika meninggalkannya.
Barangkali itulah rahasia sehat ala mahasiswa yang bisa saya bagikan. Sebagian besar dari tulisan ini adalah hasil curahan hati pribadi yang diselingi oleh tips-tips supaya lebih bermanfaat lagi.Saya harap tulisan ini bisa berguna bagi yang menyandang predikat mahasiswa seperti saya juga.
Hidup sehat bagi mahasiswa yang ngekos bukan hanya mitos belaka kok.
“Bagaimana kabarmu hari ini?Semoga sehat selalu dan mahasiswa memang keren banget kan?”
Salam sehat,
Listhia H Rahman
Tulisan ini sedang diikutkan dalam lomba #Healthagent yang diselenggarakan oleh Nutrifood
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H