Mohon tunggu...
Listhia H. Rahman
Listhia H. Rahman Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli Gizi

Lecturer at Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Holistik ❤ Master of Public Health (Nutrition), Faculty of Medicine Public Health and Nursing (FKKMK), Universitas Gadjah Mada ❤ Bachelor of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro ❤Kalau tidak membaca, bisa menulis apa ❤ listhiahr@gmail.com❤

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Residu Masa Lalu

14 April 2015   22:49 Diperbarui: 12 Agustus 2020   10:27 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada sebuah pertemuan yang sama sekali aku tidak  dipahami.  Aku jadi alien  yang amnesia, dan begitupun kamu.. Sebenarnya bukan amnesia, hanya keadaan yang begitu ganjil yang digenapkan olehmu. Tak ada yang berubah diantara aku dan kau, kecuali rasa yang kian pudar. 

“Hey, lama tak bertemu rupanya wajahmu makin cantik”

Ah , kau tetap gombal. Lalu kenapa kau memilihku dulu, bukankah karena hal itu? Tak ada yang berubah kecuali perasaan diantara kita.

“ Dan kau,  lihat betapa lucunya pertemuan ini bukan?” kataku,mengalihkan pembicaraan.

“Ya, siapa yang bisa merencanakan pertemuan ini kecuali atas Rencana Tuhan yang mengijinkannya lagi. Kau percaya itukan?”

See? Kau memang lucu..sejak kapan jadi sebijak ini? ”

“Sejak aku berusaha untuk melupakanmu yang kemudian aku menyerah , seperti sekarang menyerah dihadapanmu..”

Tolong..Tuhan, jangan buat aku hanyut pada kisah lalu itu lagi. Cubit aku Tuhan, ini hanyalah ujianMu.

“Aku tak yakin yang ada dihadapanku saat ini adalah kamu yang setahun lalu ..” protesku

yang menyakitiku diam-diam

Hmm.. jadi mau seberapa lama kita berdiri disini, mau lihat bintang sambil menyeduh kopi, aku kangen..”

Bintang? Kopi? Ah, jangan seret aku lagi ke masa itu , tolong Tuhan.. tapi,

Aku mengangguk, mengiyakan pintanya.

***

Pada malam yang selalu pandai meracik kenangan, ada yang diseduh bersama kopi, rindu yang dulu tak pernah hilang-jadi ampasnya. Dua kopi dipesan. Malam ini jadi kita, duduk berdua di kursi kayu yang dulu pernah jadi saksi mekarnya rasa, cinta.

“Bagaimana kabarmu , setahun rupanya waktu yang Tuhan berikan untuk kita tak saling berkabar”

Aku tak berkabar, untuk yang diam-diam kau jatuh cintakan dari pandanganku.

“Kau bisa lihat sendirikan?” singkatku. “Bagaimana kabar wanita yang terakhir aku lihat difoto bersamamu, kalian baik-baik sajakan?”

Kali ini tak ada jawaban, hening. Kepalanya  menunduk dalam, seperti tanaman putri malu yang terkena sentuhan.

Dan, tanpa jawabanmupun aku pun sudah tahu

Ku tepuk pundaknya , memastikan keadaanya baik-baik saja. 

Please, jawab saja.. kenyataanya

“Hey, kamu kenapa? Jawab saja, aku tak akan menghakimi lagi, hal-hal yang sudah lampau telah terjadi.”

Masih tak ada jawaban. Kau  tak bergeming,Lagi-lagi keanehan malam ini terjadi, dan kamu adalah yang kedua.

“Yasudah, tak dijawabpun tak masalah bagiku, jangan menunduk seperti itu..kamu gak malu tuh dilihat bintang-bintang?”

Bagaimanapun jawabannya, aku tak akan tergoda lagi.

“Hmm, ”

Suara berdehem, jawabanmu? Ah, buat apa sih tadi aku mengiyakan untuk berdua seperti ini. Kalau cuma justru sakit saja yang diingat otakku.

“Banyak sekali yang ingin aku ceritakan padamu, dan kau harus mendengarkan semua..malam ini..yaa?”, aku mengalihkan lagi.

Tak ada komando , tiba-tiba  dua tangan itu melesat, tolong jangan bunuh aku!! Tidak.. ada begitu erat. Tunggu. Kenapa kau tiba-tiba.......aku tidak kedinginan, tapi..

Dan kita, dua manusia aneh yang dihentikan waktu.Pause. 

Kenapa kau , memelukku,lagi?

Pelukan itu tidak lagi sama yang kurasakan setahun lalu. Hangat tapi dingin. Adalah kamu yang telah merubah semuanya, dulu. Dan aku mau tak mau, berubah juga.

Kita berdua cuma residu masa lalu,  buat apa melanjutkan sebuah hubungan yang justru menyesakkan rongga?

ilustrasi : http://bestfbcover.com/

*terinspirasi


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun