Siapa yang gak kaget, kalau tiba-tiba kamar kos mendadak jadi tempat bersalin-kucing hamil. Ya, saya syok bukan main dan rasanya saya jadi phobia kucing deh. Singkat ceritanya, belum satu bulan ini, seekor kucing ternyata berhasil lompat dari jendela yang lupa saya tutup waktu saya pergi selama sehari semalam, nginep. Duhh..enak banget kucingnya dapet penginapan dan biaya persalinan gratiss. Cerobohnya saya jadi rejeki si kucing, semoga jadi amalan bagi saya-anggaplah begitu .
Kemudian di hari yang lain, saat saya membuka jendela untuk membebebaskan udara dan menyelamatkan rongga-rongga pernafasan akibat semarang yang tiba-tiba “earth hour” duluan (baca : mati listrik) sedari pagi sampai siang disaat saya pulang kuliah. Tiba-tiba seekor kupu-kupu yang lucu hinggap di tangan saya. Walah, jarang sekali melihat kupu-kupu yang sempat ngetren waktu saya kecil dulu ini. Kupu-kupu dengan sayap cokelat dan cukup imut sebesar uang koin 500 rupiah.
Ada apakah gerangan? Beberapa kejadian yang saya rasa cukup ganjil terjadi berturut-turut. Kenapa kamar jadi taman binatang menggemaskan yang tak diundang? Namun disini bukan kucing atau kupu-kupu yang saya akan bahas, tetapi kode-kode yang mungkin bisa jadi pertanda akan terjadi sesuatu pada saya, pada suatu hari nanti. Atau barangkali inilah pertanda akan datang kejadian yang satu ini, sekarang .
Oya, ada yang ketinggalan. Pada malam di beberapa hari yang lalu, saya mendapat mimpi yang cukup aneh. Mimpinya bahkan sampai teringat di pagi harinya, saat saya bangun. Ada seekor hewan, ular-yang tiba-tiba mendekat pada saya. Waduh, lagi-lagi hewan lagi. Yaudah, mungkin saya lupa berdoa deh, meski sempaat googling juga iseng buka primbon, katanya sedang dirindukan diam-diam. Ambi baiknya saja, mungkin saya memang orang yang dirindukan kehadirannya.#ehem
Pada pagi harinya, kehidupan normal sebagai seorang mahasiswi saya lakukan-dan semua baik-baik saja setidaknya sampai sebuah pesan tiba-tiba muncul secara misterius. Nama seseorang yang sudah saya asingkan sejak akhir tahun lalu. Tiba-tiba muncul di layar 7 inchi ini lagi. Dihh..emang ada hutang yang belum saya bayar yah?
Seketika hidup saya mendadak abnormal. Jadi, jangan-jangan yang terjadi di beberapa hari yang lalu sampai semalam itu adalah sebuah pertanda. Ada seseorang yang masih rindu kabar saya. #ehem. Bagi saya ini cukup anomali, bagaimana seseorang yang sudah jauh-jauh dihilangkan- dan jejak sayapun tak saya tinggalkan disana bisa datang lagi. Dia berhasil menemukan keberadaan saya lagi?. Oh yaa, mungkin cari di google kali ya , kata kunci: Listhia- ketemu dah medsosnya
Memang sudah sejak akhir tahun, saya memutuskan dan berjanji untuk tidak ikut campur dikehidupannya lagi, karena kami memang sudah memiliki hidup masing-masing, dan bahagia tanpa harus ada bersama itu lagi. Saya hapus semua kontak yang berhubungan dengannya- karena saya akan belajar move on yang benar, Hapus Kontaknya!
Saya salah satu pemaham “Cinta itu ibarat pemancar sinyal, makin dekat makin kuat..makin jauh-lemah juga”. Ya, waktu itu saya sudah bulat untuk tidak sama sekali menghubungi dan mencampuri hal-hil yang berkaitan dengannya. Bahagia masing-masing adalah cara terindah untuk menghidari konflik yang berkepanjangan. Konflik hati.
Belum setengah tahun, ada yang gatal untuk tidak menanyakan kabar. Di lain sisi saya ingin egois untuk tidak hadir dihidupnya, lagi. Tapi ada yang bergejolak juga di hati, bolehlah menanyakan kabar hidupnya, penasaran juga. Jadilah komunikasi yang sempat saya putuskan, disambungkan lagi. Mungkin Allah memang tidak suka dengan hamba yang memutuskan tali silaturahmi secara sepihak.
Cinta, Bukan Lomba Lari
Saat seseorang di masa lalu tiba-tiba datang kembali, bukan karena ingin kembali menyakiti eh mencintai barangkali ingin memberikan undangan, nikah.
Jujur saat ini saya merasa bahagia melihat dia yang sekarang, meski bukan karena keberadaan saya disampingnya. Saya memang orang yang sulit membenci, meskipun pernah disakiti. Allah saja Maha Pengampun, Kenapa hamba-Nya tidak?
Nasib cinta setiap orang itu berbeda-beda, ada yang langsung bertemu dengan jodohnya-ada juga yang harus jalan-jalan dulu. Tapi toh, jodoh telah disiapkan masing-masing. Sayapun tidak merasa iri, ketika harus melihat kenyataan ternyata dia terlalu cepat “move on” dan saya masih saja senang jalan-jalan-bebas. Ya- bukan tentang siapa yang mendapatkan cinta baru terlebih dahulu. Bukan siapa yang cepat, tetapi siapa yang paling tepat menaruh hatinya lagi. Mencintai itu bukan dengan sesingkat-singkatnya-apalagi sesempat-sempatnya.
Cinta, Bukan Lomba Lari
Jadi kenapa harus kejar-kejaran siapa yang lebih dulu mendapatkan?
Oya, sewaktu menjelang maghrib pada hari setelah kucing itu melahirkan, saya menemukan ia berdiri di depan jendela yang akan saya tutup. Radius 2 meter. Kemudian mengeong, beberapa kali. Mungkin bilang "terimakasih",lalu pergi.
Terima kasih juga, yang masa lalu pernah ada.
Selamat melakukan perjalanan,jiwa-jiwa bebass-seperti kupu-kupu yang sempat hinggap ditangan saya lalu.
Salam,
Listhia H Rahman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H