Membahas wanita ada yang ingin aku ceritakan lagi.
***
Kalau tidak salah, sebulan yang lalu sebuah paket sempurna mendarat di kosku. Berbungkus cokelat dan sempat membuat heran. Lho, paket apa ini ?perasaan tidak ada transaksi yang ku lakukan di minggu itu. Setelah dicek tak ada yang salah, nama-alamat dan no handpone atas namaku. Ketika melihat pengirimnya : Mba Gaganawati. Aaa, rupanya buku yang aku tunggu lebih dahulu datang daripada bukti transaksi. Makasih ya mba :*
Buku yang pernah aku cari di Gramedia dan hanya menemukan : Alfa. Tidak ketemu. Ternyata memang harus beli di mbak Gaganawati langsung. Pre-order. Alhamdulilah, akhirnya bisa terbaca juga.
Buku yang berjudul 38 Wanita Indonesia Bisa membawaku pada keyakinan : wanita memang istimewa. Membawaku pada pemahaman, menjadi wanita tak harus menjadi lemah. Kesetaraan gender yang pernah diperjuangkan Ibu Kartini tak boleh menjadi sia-sia belaka. Wanita memang sensitif pada perasaan tapi bukan berarti mudah untuk dilemahkan. Memang kesetaraan gender bukan bermaksud menjadikan wanita harus sama dengan pria. Sepadan dengan porsi dan kemampuan. Sampai kapanpun wanita dan pria adalah makhluk yang berbeda yang saling melengkapi satu sama lain.
Di buku ini, akupun belajar banyak nilai kehidupan. Tiga puluh delapan wanita dengan hidupnya masing-masing. Cerita yang berbeda-masalah yang tak serupa. Namun satu hal yang sama : ketiga puluh delapan wanita ini mengenalkanku pada kekuatan yang dimiliki wanita.
Mulai dari Ibu Avantie yang mengalami jatuh bangun untuk mencapai titik kesuksesan : menjadi desainer kebaya internasional nyatanya tak semudah orang kira.Ibu Aridha Prasetya yang meski single parent namun menjadi ibu bagi semua mahasiswanya, bahkan masih sempat memikirkan kemajuan desa. Ada juga Ibu Ari Widyastuti, mengabdikan diri menjadi seorang tenaga medis memang perlu perjuangan, ada waktu yang harus dikorbankan dan kepuasan pasien adalah bayaran yang tak ternilai.
Ibu Aris Retnowati mengingatkan bahwa kesuksesan bukan hal yang instan. IbuBernadette menasehati jika menjadi anak perempuanpun harus mandiri dan jika menjadi ibu pun harus terus berkarya-perempuan bukan hanya soal manja. Itu baru lima wanita yang sedikit diulas. Masih ada 33 yang belum disebutkan. :”)
Dari 310 halaman di buku ini, ada satu paragraf yang mengena sekali pada halaman 266 :
“menjadi wanita itu berat, karena lima perannya bersinggungan ; mendampingi suami, mendidik anak, mengatur segala urusan rumah tangga, bekerja sesuai minat dan bakat dan sebagai anggota organisasi masyarakat.”
hebat ya?