2. Infrastruktur : Memperbaiki dan memaksimalkan yang ada dan Membangun yang belum terwujud
Setelah “ramah wisatawan” terlaksana dan berjalan dengan baik. Jangan lupa untuk memperhatikan infrastruktur yang mendukung wisata ini. Faktor infrastruktur sangat krusial dimana infastruktur dibuat untuk menunjang sarana dan prasarana sebuah objek wisata. Infrastrukur yang dimaksud berupa jalanan, fasilitas listrik, jembatan , terminal , pelabuhan, bandara , dan hal lain yang memudahkan akses wisata.
Sarana komunikasi barangkali menjadi sesuatu yang vital pada masa ini. Harapan saya pada mentei pariwisata, Bapak Arief Yahya sebagai orang yang pernah berkecimpung di dunia IT (CEO Teklom)- semoga dengan posisi yang diamanahkan pada Bapak-sarana komunikasi penunjang pariwisata bisa ditingkatkan lagi. Dimana saat ini, menuntut teknologi informasi sebagai salah satu aspek yang tidak bisa diabaikan. Pemanfaatan teknologi informasi akan sangat efektif dan efisien sebagai media promosi yang dapat dilakukan pemerintah dan wisatawan.
Fenomena yang terjadi hari ini adalah wisatawan yang berkunjung pada sebuah objek wisata biasanya akan langsung mengunggah bidikannya ke media sosial. Dampaknya tentu bisa positif dan negatif. Postif bila wisata tersebut baik dan dianggap memuaskan dan negatif apabila pemerintah tidak dapat maksimal mengolahnya. Sarana informasi dan teknologi yang tak kenal batas pun dapat menjadi bahan promosi dunia. Kekuatan Media sosial adalah senjata yang ampuh saat ini!
3. Pentingnya Partisipasi Masyarakat
Peran masyarakat akan sangat dibutuhkan sebagai pendorong kemajuan sebuah pariwisata. Pemerintah dalam hal ini harus mampu memberdayakan masyarakat setempat untuk ikut berperan aktif dalam meningkatkan sektor pariwisata. Bagi masyarakat, sektor pariwisata juga dapat dijadikan pemasukan ekonomi yang diharapkan akan mendongkrak taraf hidup mereka.
Pemerintah diharapkan mampu mengadakan pelatihan kepada masyarakat seperti bagaimana cara mengembangkan wisata,misalnya dengan pemerintah mengadakan pelatihan kepada masyarakat setempat terkait pembuatan souvenir/cinderamata yang kemudian akan menjadi barang yang dijual dan menjadi keunikan daerah tersebut.
Dimana sovenir ini akan dijadikan oleh-oleh bagi wisatawan dan dibawa ke daerahnya masing-maing. Pengadaan sovenir/cinderamata sangat efektif sebagai bentuk promosi yang dilakukan wisatawan sendiri. Kebanyakan wisatawan mencari sesuatu yang tak ditemukan didaerahnya sebagai kenang-kenangan pernah berkunjung , bukan?
Selain itu, pemerintah harus mengajak masyarakat untuk mencintai dan melestarikan kebudayan daerahnya. Lagi-lagi lihatlah Bali yang berhasil mengangkat budaya mereka sehingga menjadi daya tarik yang tak boleh dilewatkan. Siapa yang tidak tahu tari kecak, tari pendet atau upacara ngaben?
Ya, Masyarakat Bali berhasil menjadikan budaya mereka sebagai salah satu magnet yang tak bisa dilepaskan dari pandangan wisatawan. Untuk itu, pemerintah daerah harus membangkitkan gairah masyarakat untuk unjuk gigi menampilkan budaya mereka. Saya yakin,tiap-tiap daerah memiliki budaya yang berbeda dan unik.
Pemerintah sebagai fasilitator mengajak masyarakat untuk turut andil menjadi daya tarik wisata. Keuntungan yang didapatkan pun tak hanya itu saja, melainkan cara ini dapat digunakan sebagai salah satu pelestarian budaya mereka dan menjadikan generasi muda peka terhadap budayanya sendiri.
Contoh ada pada Temanggung, kota dimana saya tinggal. Jika pemerintah dan masyarakatnya bisa berkerjasama tentu daerah Temanggung tidak hanya sebagai daerah Ampiran / daerah Antar Tujuan Wisata tapi bisa jadi daerah tujuan wisata. Ya, budaya di Temanggung sayang sekali jika hanya jadi cerita. Keindahan alamnya pun boleh dicoba. Keberadaannya diantara gunung Sumbing dan Sindoro membuat lukisan alam yang indah.
***
Oya, beberapa berita pernah saya baca- ada target yang harus dicapai dalam 5 tahun kedepan yaitu 20 juta wisatawan. Angka ini saya yakin bisa tercapai jika pariwisata kita dikelola dengan sebaik-baiknya.Memang tak mudah untuk mewujudkan ini semua.