Mohon tunggu...
listachairunnisa
listachairunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Perkembangan Moral Yang Dikemukakan Oleh Lawrence Kholberg

19 Januari 2025   08:53 Diperbarui: 19 Januari 2025   08:53 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teori perkembangan moral Lawrence Kohlberg merupakan salah satu teori utama yang menjelaskan bagaimana individu memahami dan menilai moralitas seiring dengan perkembangan usia. Kohlberg mengembangkan teorinya berdasarkan penelitian ekstensif yang melibatkan pengamatan terhadap respons anak-anak dan orang dewasa terhadap dilema moral, seperti dilema Heinz.

Teori ini berfokus pada alasan di balik keputusan moral seseorang, bukan pada keputusan itu sendiri. Kohlberg membagi perkembangan moral menjadi tiga tingkat utama, yang masing-masing terdiri dari dua tahap.

Tiga Tingkat Perkembangan Moral

1. Tingkat Pra-Konvensional

  • Pada tingkat ini, individu memahami moralitas berdasarkan konsekuensi langsung dari tindakan mereka, seperti penghargaan atau hukuman.
  • Umumnya terjadi pada anak-anak.

Tahap 1: Orientasi Hukuman dan Kepatuhan

  • Moralitas diartikan sebagai menghindari hukuman.
  • Contoh: Anak tidak mencuri karena takut dimarahi.

Tahap 2: Orientasi Relativisme Instrumental

  • Tindakan dianggap benar jika memberikan keuntungan pribadi atau memenuhi kebutuhan.
  • Contoh: Anak membantu temannya karena berharap mendapatkan balasan.

2. Tingkat Konvensional

  • Pada tingkat ini, moralitas didasarkan pada norma sosial, harapan masyarakat, atau aturan yang ada.
  • Umumnya terjadi pada remaja dan sebagian orang dewasa.

Tahap 3: Orientasi "Good Boy/Good Girl"

  • Tindakan dianggap benar jika disetujui oleh orang lain dan menunjukkan kesesuaian dengan harapan sosial.
  • Contoh: Seseorang bersikap jujur agar dianggap baik oleh teman-temannya.

Tahap 4: Orientasi Hukum dan Ketertiban

  • Moralitas diartikan sebagai mematuhi aturan, hukum, dan menjaga ketertiban masyarakat.
  • Contoh: Tidak melanggar peraturan lalu lintas karena aturan itu penting untuk menjaga keamanan.

3. Tingkat Pasca-Konvensional

  • Pada tingkat ini, individu memahami moralitas berdasarkan prinsip etis universal dan nilai-nilai yang melampaui aturan sosial.
  • Tidak semua orang mencapai tingkat ini, karena memerlukan pemikiran abstrak dan kemampuan untuk mengevaluasi moralitas secara kritis.

Tahap 5: Orientasi Kontrak Sosial

  • Moralitas dilihat dari prinsip-prinsip yang mendukung kebaikan bersama, meskipun mungkin bertentangan dengan aturan atau hukum tertentu.
  • Contoh: Mendukung hak asasi manusia meskipun hal itu melawan hukum yang tidak adil.

Tahap 6: Orientasi Prinsip Etis Universal

  • Moralitas diartikan sebagai komitmen terhadap prinsip-prinsip universal seperti keadilan, kesetaraan, dan martabat manusia.
  • Contoh: Seseorang melawan penindasan meskipun risikonya besar, karena percaya pada keadilan.

Ciri Khas Teori Kohlberg

  1. Berdasarkan Alasan, Bukan Tindakan: Fokus Kohlberg adalah pada alasan atau motivasi seseorang dalam membuat keputusan moral, bukan pada tindakan itu sendiri.
  2. Bertahap dan Universal: Perkembangan moral berlangsung secara bertahap, dari tahap sederhana menuju tahap yang lebih kompleks. Urutan tahap bersifat universal, meskipun tidak semua orang mencapai tahap tertinggi.
  3. Didukung oleh Pengalaman Sosial: Perkembangan moral dipengaruhi oleh interaksi sosial, pengalaman diskusi moral, dan pendidikan.

Kritik terhadap Teori Kohlberg

  1. Kesenjangan Gender: Carol Gilligan mengkritik teori ini karena dianggap bias terhadap cara berpikir laki-laki. Gilligan berpendapat bahwa perempuan lebih cenderung fokus pada hubungan dan kepedulian (ethic of care), sementara Kohlberg menekankan keadilan dan aturan.
  2. Abstraksi Berlebihan: Tingkat pasca-konvensional dianggap terlalu abstrak dan sulit diterapkan dalam situasi nyata.
  3. Konteks Budaya: Beberapa peneliti menganggap teori Kohlberg kurang memperhatikan pengaruh budaya terhadap perkembangan moral.

Aplikasi Teori Kohlberg

  • Pendidikan Moral: Mengajarkan nilai-nilai moral melalui diskusi dilematis untuk membantu siswa berpikir secara kritis.
  • Psikologi Perkembangan: Memahami cara individu menilai tindakan mereka dan orang lain.
  • Hukum dan Etika: Membantu memahami bagaimana orang memandang aturan dan prinsip-prinsip etika dalam masyarakat.

Teori Kohlberg memberikan wawasan penting tentang bagaimana manusia berkembang secara moral, meskipun terdapat kritik dan pembaruan yang dilakukan oleh peneliti lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun