Mohon tunggu...
listachairunnisa
listachairunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Empati Dari Martin Hoffman

19 Januari 2025   05:46 Diperbarui: 19 Januari 2025   05:46 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Teori empati dari Martin Hoffman merupakan salah satu teori penting dalam memahami perkembangan empati manusia, khususnya dalam konteks moral dan sosial. Hoffman berpendapat bahwa empati adalah kemampuan untuk merasakan emosi orang lain, yang berkembang melalui interaksi antara faktor biologis dan pengalaman lingkungan. Ia menggambarkan empati sebagai proses multidimensi yang mencakup aspek afektif (emosi) dan kognitif.

Definisi Empati Menurut Hoffman

Hoffman mendefinisikan empati sebagai respons afektif yang berasal dari pemahaman emosional terhadap situasi orang lain. Empati mencakup kemampuan untuk:

  1. Mengidentifikasi emosi orang lain.
  2. Berbagi perasaan mereka.
  3. Merespons secara moral atau prososial.

Tahapan Perkembangan Empati Menurut Hoffman

Hoffman mengidentifikasi empat tahap perkembangan empati, yang berkembang seiring dengan usia dan pengalaman:

  1. Empati Global (Global Empathy) -- Usia bayi (0-1 tahun)

    • Bayi secara refleks merasakan emosi orang lain tanpa membedakan antara diri mereka sendiri dan orang lain.
    • Contoh: Bayi menangis saat mendengar bayi lain menangis, karena belum mampu memisahkan emosi mereka dengan emosi orang lain.
  2. Empati Egosenris (Egocentric Empathy) -- Usia 1-2 tahun

    • Anak mulai menyadari bahwa emosi orang lain berbeda dari emosinya sendiri, tetapi masih berpusat pada dirinya.
    • Contoh: Anak kecil mencoba menghibur orang lain yang sedih dengan memberikan mainan kesukaannya, meskipun itu mungkin bukan yang dibutuhkan orang tersebut.
  3. Empati untuk Perasaan Orang Lain (Empathy for Another's Feelings) -- Usia prasekolah hingga awal sekolah dasar

    • Anak semakin mampu memahami bahwa orang lain memiliki perspektif dan kebutuhan emosional yang berbeda.
    • Contoh: Anak mencoba memberikan dukungan emosional yang lebih sesuai dengan situasi orang lain, seperti memeluk teman yang menangis.
  4. Empati untuk Kondisi Kehidupan Orang Lain (Empathy for Another's Life Condition) -- Usia remaja hingga dewasa

    • Individu mampu merasakan empati tidak hanya terhadap situasi emosional sesaat, tetapi juga terhadap kondisi kehidupan orang lain secara menyeluruh.
    • Contoh: Merasa prihatin terhadap ketidakadilan sosial atau penderitaan kelompok tertentu dan terdorong untuk membantu.

Mekanisme Empati Menurut Hoffman

Hoffman menjelaskan beberapa mekanisme yang memungkinkan empati berkembang, yaitu:

  1. Mimicry (Peniruan)

    • Secara tidak sadar meniru ekspresi atau emosi orang lain, sehingga memunculkan perasaan serupa.
  2. Classical Conditioning (Pengkondisian Klasik)

    • Emosi yang dialami seseorang di masa lalu dapat dipicu kembali saat melihat situasi serupa pada orang lain.
  3. Direct Association (Asosiasi Langsung)

    • Mengasosiasikan pengalaman emosional pribadi dengan pengalaman orang lain.
  4. Role-Taking (Pengambilan Peran)

    • Mampu membayangkan diri sendiri berada dalam posisi orang lain untuk memahami perasaannya.

Empati dan Perilaku Moral

Hoffman menekankan bahwa empati adalah dasar dari perilaku moral. Ia percaya bahwa empati dapat memotivasi tindakan prososial, seperti membantu orang lain, menghindari menyakiti mereka, dan mendukung keadilan sosial. Namun, Hoffman juga memperingatkan bahwa empati perlu diimbangi dengan pemikiran rasional agar tidak berlebihan atau bias.

Aplikasi Teori Hoffman

Teori empati Hoffman sering diterapkan dalam berbagai bidang, seperti:

  • Pendidikan moral dan karakter: Mengajarkan anak-anak untuk memahami dan menghargai perasaan orang lain.
  • Psikologi perkembangan: Membantu orang tua dan pendidik memahami tahapan empati anak.
  • Konseling dan terapi: Mendorong empati sebagai bagian dari hubungan terapeutik.
  • Penyelesaian konflik: Menggunakan empati untuk membangun hubungan yang lebih harmonis.

Teori Hoffman memberikan wawasan yang mendalam tentang bagaimana empati berkembang dan pentingnya empati dalam membangun masyarakat yang lebih manusiawi dan penuh perhatian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun