Kabupaten manakah yang terlintas di kepala ketika memikirkan wisata sejarah yang dikemas dengan mengunjungi candi-candi di Indonesia? Kabupaten Magelang dan Kabupaten Sleman mungkin menjadi jawaban yang paling banyak disebutkan oleh masyarakat. Di Kabupaten Magelang terdapat candi Budha terbesar di dunia yaitu Candi Borobudur.
Sementara di Kabupaten Sleman terdapat candi Hindu terbesar di Indonesia yaitu Candi Prambanan. Kedua candi ini merupakan candi yang dikenal oleh banyak orang.
Tak heran, candi-candi ini banyak dijadikan sebagai tujuan wisata oleh wisatawan, baik oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Kabupaten Magelang dan Kabupaten Sleman, keduanya terletak di Provinsi Jawa Tengah. Namun, di Provinsi Jawa Timur juga terdapat candi-candi yang tersebar di beberapa wilayah. Salah satunya adalah Kabupaten Sidoarjo.
Kabupaten Sidoarjo dikenal sebagai Kota Delta, karena menurut sejarah Kabupaten Sidoarjo dikelilingi oleh lautan. Kabupaten Sidoarjo memiliki ikon yang terkenal yaitu udang dan bandeng. Ikon tersebut berada pada logo Kabupaten Sidoarjo. Selain itu, di alun-alun kota terdapat Monumen Jayandaru yang dibangun pada tahun 2015.
Bagian atas monumen tersebut terdapat patung udang dan bandeng yang melingkari padi, kerupuk dan kupang yang merupakan mata pencaharian penduduk Sidoarjo.
Kupang, hewan laut semacam kerang berukuran kecil, menjadi makanan khas Kabupaten Sidoarjo dengan nama lontong kupang. Melihat deskripsi singkat tentang Kabupaten Sidoarjo ini, dapat dikatakan bahwa Sidoarjo dapat dijadikan sebagai destinasi wisata kuliner. Namun ternyata, selain wisata kuliner, Kabupaten Sidoarjo juga dapat berpotensi menjadi destinasi wisata sejarah.
Pada zaman kolonialisme Hindia Belanda, Kabupaten Sidoarjo merupakan pusat Kerajaan Jenggolo. Tak heran bahwa di Kabupaten Sidoarjo terdapat sedikitnya sepuluh candi bercorak Hindu. Mungkin, banyak masyarakat yang belum mengetahui dan mengenal sepuluh candi di Kabupaten Sidoarjo ini karena hanya beberapa candi saja yang terkenal.
Sepuluh candi tersebut adalah Candi Pari, Candi Sumur, Candi Pamotan, Candi Lemah Dhuwur, Candi Wangkal, Candi Watutulis, Candi Terung, Candi Dermo, Candi Tawangalun dan Candi Medalem.
Candi Pari adalah candi peninggalan kuno bercorak Hindu yang merupakan salah satu candi yang terkenal di Kabupaten Sidoarjo. Candi ini bergaya bata merah yang dibangun pada abad ke-14 pada masa pemerintahan Hayam Wuruk pada zaman Kerajaan Majapahit. Candi ini terawat dan bersih sehingga banyak masyarakat yang datang mengunjungi.
Candi Pari berlokasi di Jl. Purbakala, Candipari Kulon, Desa Candipari, Kec. Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61274. Tak jauh dari Candi Pari, terdapat Candi Sumur yang dibangun pada masa yang sama seperti Candi Pari. Candi Sumur juga merupakan candi yang terawat dan banyak dikunjungi oleh masyarakat terutama untuk kunjungan sekolah.
Candi lainnya yang terletak di Kecamatan Porong adalah Candi Pamotan. Candi ini juga merupakan candi Hindu peninggalan Kerajaan Majapahit. Candi Pamotan ini terdiri dari dua bangunan sehingga disebut dengan Candi Pamotan I dan Candi Pamotan II. Selain Candi Pamotan, terdapat Candi Lemah Dhuwur yang berlokasi di Desa Pamotan juga.
Candi Lemah Dhuwur ini terletak di tengah persawahan dan jalan menuju candi tersebut hanya bisa ditempuh menggunakan kendaraan roda dua saja. Candi ini terdiri dari tumpukan batu kuno yang ukurannya lebih besar daripada batu bata merah.
Di sebelah Barat Kecamatan Porong, terdapat Candi Wangkal yang terletak di Kecamatan Krembung tepatnya di Jl. Kertorejo, Candi, Desa Wangkal, Kec. Krembung, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61275. Candi Wangkal ini hanya berupa reruntuhan kecil yang terletak di tengah sawah. Di sebelah Barat Laut Kecamatan Krembung, terdapat Kecamatan Prambon yang merupakan lokasi dari Candi Watutulis.
Sesuai namanya, Candi Watutulis terletak di Desa Watutulis, Kec. Prambon, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61264. Candi bercorak Hindu ini merupakan peninggalan zaman Kerajaan Kahuripan sebelum zaman Kerajaan Majapahit. Sayangnya, belum ada pemugaran untuk Candi Watutulis ini sehingga jarang pengunjung yang datang.
Di sebelah Utara Kecamatan Prambon, terdapat Kecamatan Krian. Di sini, terdapat Candi bercorak Hindu dengan nama Candi Terung. Candi Terung ini berada di seberang makam keramat Raden Ayu Oentjat Tondo Wurung. Sesuai namanya, Candi Terung berlokasi di Desa Terung Wetan, Kec. Krian, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61261.
Dari Kecamatan Krian, pada sisi Tenggara, terdapat Candi Dermo yang terletak di Kecamatan Wonoayu. Candi Dermo merupakan candi yang sudah mengalami pemugaran dan sering dikunjungi oleh masyarakat. Bangunan Candi Dermo terlihat megah dan terawat berbentuk gapura padu raksa dimana atapnya menjadi satu.
Pada sisi sebelah Timur Kecamatan Prambon, terdapat Kecamatan Tulangan yang merupakan lokasi dari Candi Medalem. Candi bercorak Hindu ini memiliki bentuk yang unik yaitu menyerupai pondasi pendopo saja. Selain bentuknya, lokasi dari candi ini juga unik yaitu berada di pelataran masjid yang terletak di Desa Medalem, Kec. Tulangan, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61217.
Menuju ke sisi Timur Kabupaten Sidoarjo, terdapat Kecamatan Sedati. Di kecamatan ini terdapat Candi Tawangalun yang terletak di dekat Bandara Internasional Juanda. Candi Tawangalun merupakan candi yang tidak memiliki papan nama, papan peringatan dan pagar. Dapat dikatakan bahwa candi yang terletak di Jalan Tawang Alun, Dusun Kp. Baru, Desa Buncitan, Kec. Sedati, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61253 ini kurang mendapat perhatian dari pihak yang berwenang.
Dengan sedikitnya sepuluh candi yang terdapat di Kabupaten Sidoarjo, dapat dikatakan bahwa Kabupaten Sidoarjo dapat menjadi Kabupaten yang berpotensi dalam wisata sejarah seperti Kabupaten Magelang dan Kabupaten Sleman.
Walaupun candi-candi yang terdapat di Kabupaten Sidoarjo tidak sebesar Candi Borobudur dan Candi Prambanan, dengan pengemasan yang baik sambil menggandeng agen pariwisata lokal, Kabupaten Sidoarjo dapat meningkatkan ekonomi masyarakat pada bidang pariwisata sejarah.
Situs-situs candi yang terdapat di Kabupaten Sidoarjo merupakan bukti nyata peristiwa sejarah dan menjadi warisan yang tidak ternilai harganya. Pentingnya melestarikan situs cagar budaya ini karena dapat menambah wawasan, membantu dalam bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Maka sayang sekali jika sampai detik ini eksistensi situs cagar budaya seperti ini kurang mendapatkan perhatian dan dukungan secara khusus dari pemerintah juga dukungan secara umum dari masyarakat sekitar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H