Bisikan Dari Dasar Laut
------------------
Kau,
Adakah yang masih mengingatku?
Ajalku, 13 Maret 1998.
Tapi, jangan anggap aku mati.
Jasadku masih hidup hingga kini.
Kenapa kau biarkan aku terlupakan?
Bukankah aku juga pahlawan?
Aku aktivis yang dibungkam.
Aku juga ingin melihat kebebasan.
Tapi, nasibku berakhir di dalam tong yang hanyut.
Elang, burung elang
Burung-burung itu telah meremukkan jasadku.
Lalu, mengapa kau masih bungkam?
Burung elang itu,
Kini, sudah terbang tinggi.
1998,
Aku hanya ingin bersuara.
Aku hanya ingin berontak.
Aku tak suka,
Berpijak di Negeri diktatorial.
Kemana aku pergi?
Aku, terbelenggu di dasar laut.
Membayangkan kebebasan.
Harapku,
Kau tak lupakan aku.
----------------------
ANALISIS UNSUR INTRINSIK PUISI "BISIKAN DARI DASAR LAUT"
ย A. Unsur Batin
1. Tema
Tema adalah gagasan pokok atau ide utama yang mendasari sebuah karya sastra. Tema utama dari puisi "Bisikan Dari Dasar Laut" adalah perjuangan dan keterlupaan seorang aktivis. Puisi ini mengangkat tentang pengorbanan yang dilupakan oleh masyarakat serta pentingnya mengenang jasa para pahlawan yang telah berjuang demi kebebasan dan keadilan.
2. Rasa (Perasaan)
Rasa adalah perasaan yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca melalui karyanya. Perasaan utama yang disampaikan dalam puisi ini adalah kesedihan, keputusasaan, dan ketidakadilan. Puisi ini mengekspresikan perasaan tokoh yang merasa dilupakan meski telah berjuang keras demi kebebasan.
3. Nada
Nada adalah sikap atau intonasi penulis terhadap subjek yang ditulis dalam karyanya. Nada dalam puisi ini adalah melankolis dan penuh penyesalan, serta terdapat nada protes terhadap ketidakadilan yang dialami oleh tokoh. Penulis juga menunjukkan keinginan yang kuat untuk diakui dan dikenang atas perjuangannya.
4. Amanat
Amanat adalah pesan moral atau pelajaran yang ingin disampaikan oleh penulis melalui karyanya. Amanat dalam puisi ini adalah pentingnya mengenang dan menghargai jasa para pejuang yang telah berkorban untuk kebebasan dan keadilan. Puisi ini juga mengingatkan kita untuk tidak tinggal diam menghadapi penindasan dan ketidakadilan.
B. Unsur Fisik
1. Diksi
Diksi adalah pilihan kata yang digunakan oleh penulis dalam karyanya. Pemilihan kata dalam puisi ini sangat kuat dan penuh makna. Kata-kata seperti "terlupakan", "bungkam", "hanyut", "terbelenggu", dan "dasar laut" memberikan kesan kuat akan perasaan dan situasi yang dialami oleh tokoh.
2. Rima
Rima adalah kesamaan bunyi pada akhir kata dalam baris-baris puisi. Puisi ini memiliki rima yang bebas dan tidak terikat pada pola tertentu. Irama puisi terbentuk dari repetisi kata dan frasa yang menekankan emosi dan pesan.
3. Tipografi
Tipografi adalah tata letak dan bentuk visual dari teks puisi, termasuk panjang baris dan penggunaan huruf kapital. Puisi ini disusun dalam beberapa bait dengan setiap baris memiliki panjang yang bervariasi. Penggunaan kapitalisasi pada kata-kata tertentu menekankan pentingnya kata-kata tersebut dalam menyampaikan pesan.
4. Imaji
Imaji adalah penggunaan kata-kata yang dapat menggugah pancaindra pembaca untuk menciptakan gambaran mental. Puisi ini kaya akan imaji yang menggambarkan secara visual dan emosional situasi dan perasaan tokoh. Misalnya, "terbelenggu di dasar laut" memberikan gambaran visual tentang ketidakberdayaan, dan "burung elang" memberikan gambaran tentang kekuatan destruktif.
5. Kata Konkret
Kata konkret adalah kata yang menggambarkan sesuatu yang dapat ditangkap oleh pancaindra (dapat dilihat, diraba, didengar, dirasakan, atau dicium). Kata-kata yang digunakan dalam puisi ini banyak yang bersifat konkret, menggambarkan objek atau keadaan yang bisa dibayangkan secara nyata. Contoh: "tong yang hanyut", "jasadku", "dasar laut".
6. Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah cara penulis menggunakan bahasa untuk menyampaikan pesan dan menciptakan efek tertentu. Puisi ini menggunakan berbagai gaya bahasa untuk memperkuat pesan dan emosi:
a. Metafora
Menggunakan ungkapan yang membandingkan dua hal tanpa menggunakan kata-kata perbandingan.
Contoh: "terbelenggu di dasar laut" menggambarkan keadaan terkurung dan tak berdaya.
b. Personifikasi
Memberikan sifat manusia pada benda mati atau hewan.
Contoh: "Burung-burung itu telah meremukkan jasadku" menggambarkan kekuatan jahat yang menghancurkan tokoh.
c. Simbolisme
Menggunakan simbol untuk mewakili ide atau kualitas tertentu.
Contoh: "burung elang" melambangkan kekuatan atau penindas.
-------------------------
UNSUR EKSTRINSIK PUISI "BISIKAN DARI DASAR LAUT"
ย A. Unsur Biografi
Unsur biografi adalah aspek-aspek kehidupan penulis yang mempengaruhi karya sastra yang ditulisnya. Puisi "Bisikan Dari Dasar Laut" terinspirasi dari novel "Laut Bercerita" karya Leila S. Chudori, yang mengisahkan perjuangan dan penderitaan para aktivis yang hilang pada masa rezim otoriter di Indonesia. Penulis terdorong untuk mengenang 13 aktivis yang hilang melalui puisi ini. Pengalaman membaca novel tersebut membangkitkan kesadaran sosial dan sejarah dalam diri penulis, serta keinginan untuk mengekspresikan penghormatan dan kepedulian terhadap pengorbanan para pejuang tersebut melalui karya sastra. Hal ini menunjukkan bagaimana latar belakang pribadi dan ketertarikan penulis terhadap isu-isu sosial dan politik memengaruhi penciptaan puisi ini.
B. Unsur Sosial
ย Unsur sosial adalah kondisi dan situasi sosial yang mempengaruhi karya sastra, termasuk lingkungan, peristiwa sejarah, dan dinamika masyarakat. Puisi ini mencerminkan kondisi sosial dan politik di Indonesia, khususnya masa-masa reformasi 1998 ketika banyak aktivis yang diculik, disiksa, dan dibunuh. Situasi sosial tersebut, termasuk perjuangan melawan rezim otoriter dan pencarian kebebasan, sangat jelas mempengaruhi isi puisi ini. Puisi ini juga mengkritik bagaimana masyarakat dan negara sering kali melupakan pengorbanan para aktivis.
C. Unsur Nilai
Unsur nilai adalah norma-norma, etika, dan moral yang ada dalam masyarakat dan tercermin dalam karya sastra. Nilai-nilai yang tercermin dalam puisi ini adalah keadilan, pengakuan, dan penghargaan terhadap pengorbanan para pejuang kebebasan. Puisi ini mengajak pembaca untuk tidak melupakan jasa-jasa para pahlawan yang telah berjuang demi kebebasan dan keadilan. Ada juga nilai perjuangan dan keteguhan hati untuk melawan penindasan dan ketidakadilan, meskipun harus menghadapi risiko besar.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI