MEMPERLUAS WAWASAN DAN MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MEMBACA: PENDEKATAN KONSEPTUAL DAN PRAKTIKNYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI
Oleh:
Lisni dan Vera Sardila
ย
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
ย
Abstrak
Membaca penting dalam meningkatkan wawasan, berpikir kritis, analitis, dan keterampilan komunikasi. Konsep pengetahuan sebelumnya oleh John Dewey menekankan pentingnya membangun pengetahuan yang ada sebagai dasar untuk memperoleh pengetahuan baru melalui membaca. Teori hermeneutika dalam membaca memungkinkan pengembangan berpikir kritis dan analitis melalui interpretasi holistik dan refleksi terhadap teks. Teori komunikasi Jurgen Habermas menyoroti pentingnya membaca dalam memperluas keterampilan komunikasi, memahami perspektif yang berbeda, dan mematuhi norma-norma komunikasi yang adil. Membaca berperan signifikan dalam pengembangan intelektual dan interpersonal melalui pemahaman, analisis, dan komunikasi yang efektif.
Kata Kunci: Membaca, Kemampuan Berpikir Kritis dan Analitis, Keterampilan Komunikasi
PENDAHULUAN
Dalam era informasi yang semakin maju, aktivitas membaca memiliki peran penting dalam menggali dunia pengetahuan. Namun, terdapat tantangan yang dihadapi oleh banyak individu dalam menjadikan membaca sebagai kebiasaan yang terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari mereka. Beberapa faktor seperti perubahan gaya hidup yang cepat, dominasi media sosial, dan kurangnya kesadaran akan manfaat membaca dapat menghambat perkembangan literasi dan kemampuan berpikir kritis. Oleh karena itu, penting untuk menyoroti manfaat membaca dalam menggali dunia pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
Sebagaimana dalam teori pembelajaran kognitif yang dikemukakan oleh Jean Piaget (Gredler, 2013). Menurut teori ini, individu secara aktif membangun pengetahuan dan memahami dunia melalui proses kognitif mereka sendiri. Membaca menjadi sarana yang penting dalam memperoleh pengetahuan dan memperluas pemahaman mereka tentang dunia di sekitar. Ketika seseorang membaca, mereka terlibat dalam proses mental seperti mengenali, menginterpretasikan, dan memperoleh makna dari teks yang mereka baca. Teori ini menekankan pentingnya aktivitas mental individu dalam membentuk pengetahuan dan membangun pemahaman yang lebih baik.
Dalam konteks membaca sebagai alat untuk menggali dunia pengetahuan, teori pembelajaran kognitif Piaget dapat memberikan pemahaman tentang bagaimana individu secara aktif memproses informasi yang mereka baca dan membangun pemahaman mereka sendiri. Teori ini mengakui peran penting membaca dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan analitis melalui proses kognitif yang terlibat saat membaca.
PEMBAHASAN
A. Meningkatkan Wawasan Dan Pengetahuan Melalui Membaca
John Dewey (1859-1952) adalah seorang filsuf, psikolog, dan pendidik Amerika yang merupakan salah satu tokoh utama dalam pemikiran pendidikan progresif. Dalam karyanya yang terkenal, "Democracy and Education" dan "How We Think," Dewey menekankan pentingnya pengalaman nyata dan interaksi aktif dalam pembelajaran (Eric M. Boyer, 2010:21). Ia memandang pembaca sebagai aktor yang aktif dalam proses membaca, dengan pengetahuan sebelumnya menjadi pondasi penting dalam memperoleh pengetahuan baru melalui membaca.
1. Memperluas Rentang Topik
Membaca buku, artikel, dan materi yang beragam tentang topik yang berbeda membantu meningkatkan wawasan dan pengetahuan kita. Ini termasuk membaca buku nonfiksi tentang ilmu pengetahuan, sejarah, filsafat, politik, dan budaya, serta karya sastra yang membuka pemahaman tentang kondisi manusia.
2. Pengetahuan Kontekstual
ย Membaca tentang sejarah, budaya, dan konteks sosial suatu topik atau periode waktu tertentu membantu kita memahami isu-isu yang ada dalam konteks yang lebih luas. Ini memungkinkan kita untuk melihat perspektif yang berbeda dan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang suatu topik.
3. Mendalamkan Pemahaman
ย Membaca bahan yang lebih khusus dan mendalam tentang topik tertentu memperluas pengetahuan dan pemahaman kita tentang subjek tersebut. Ini dapat mencakup membaca buku teks, artikel jurnal, atau materi akademik yang berfokus pada aspek-aspek khusus dalam bidang studi tertentu.
Dengan menggabungkan teori Pengetahuan Sebelumnya yang dikemukakan oleh John Dewey dengan pembahasan tentang memperluas wawasan dan pengetahuan melalui membaca, kita dapat mengenali pentingnya membangun pengetahuan yang sudah ada sebagai dasar untuk memperoleh pengetahuan baru yang lebih luas dan mendalam.
B. Cara Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Analitis Melalui Membaca
Cara meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan analitis melalui membaca melibatkan penerapan berbagai teori dan pendekatan dalam membaca dan menganalisis teks. Salah satu teori yang mendukung pengembangan kemampuan ini adalah teori Hermeneutika atau Hermeneutik.
Teori Hermeneutika adalah pendekatan interpretatif yang berfokus pada pemahaman teks dan makna di balik teks. Teori ini dikembangkan oleh tokoh-tokoh seperti Friedrich Schleiermacher, Wilhelm Dilthey, dan Hans-Georg Gadamer (Richard E Palmer, 1969:98). Hermeneutika mengajarkan bahwa membaca merupakan suatu proses dialog antara pembaca dan teks, di mana pemahaman yang lebih dalam tentang teks dapat ditemukan melalui refleksi dan interpretasi.
1. Konteks dan Preconception
Hermeneutika menekankan pentingnya memahami konteks di mana teks itu dibuat. Ini mencakup latar belakang sejarah, budaya, dan sosial pada saat karya tersebut ditulis. Pembaca juga harus menyadari prekonsepsi atau prasangka yang mereka bawa saat membaca teks, yang dapat mempengaruhi interpretasi mereka.
2. Interpretasi
Teori Hermeneutika menekankan pentingnya interpretasi yang holistik dan komprehensif. Ini melibatkan mempertimbangkan keseluruhan konteks dan memahami teks secara menyeluruh, bukan hanya fokus pada bagian-bagian terpisah. Pembaca dihadapkan pada tugas untuk menggabungkan pengalaman, pengetahuan, dan konteks mereka sendiri dengan teks yang dibaca.
3. Dialog dan Horison Interpretatif
Menurut Hermeneutika, interpretasi teks adalah proses dialog antara pembaca dan teks. Pembaca membawa horison interpretatif mereka sendiri, yaitu pandangan dunia, nilai-nilai, dan pengetahuan mereka, ke dalam proses membaca. Dalam dialog ini, pemahaman yang lebih dalam tentang teks dan pengembangan pemikiran kritis terjadi.
Pada intinya, teori Hermeneutika mengajarkan bahwa membaca adalah proses yang aktif, di mana pembaca berpartisipasi dalam interpretasi dan konstruksi makna. Dengan menerapkan pendekatan hermeneutik dalam membaca, kita melatih kemampuan berpikir kritis dan analitis karena harus menyelami teks secara mendalam, mengidentifikasi asumsi, menghubungkan dengan konteks yang lebih luas, dan mengembangkan pemahaman yang lebih kritis dan reflektif tentang teks tersebut.
C. Memperluas Keterampilan Komunikasi Melalui Membaca ย ย
Menurut Teori Komunikasi oleh Jurgen Habermas menyatakan bahwa komunikasi yang efektif terjadi ketika partisipan memiliki akses yang sama terhadap informasi, terlibat dalam dialog yang bebas dari paksaan dan dominasi, serta memperhatikan norma-norma dan etika komunikasi yang adil (Muhammad Supraja, 2018:101).
Dalam membaca, teori ini berarti bahwa melalui membaca, seseorang dapat memperluas pemahaman tentang perspektif berbeda, mempelajari cara membangun argumen yang baik, dan mengenali norma-norma komunikasi yang efektif. Membaca karya sastra atau nonfiksi yang melibatkan dialog atau perdebatan dapat membantu mengamati komunikasi yang efektif antara karakter dalam cerita atau penulis dengan pembaca.
Membaca juga memperluas wawasan tentang konteks sosial, budaya, dan politik. Dengan memahami konteks ini, seseorang dapat mengenali kepentingan dan perspektif yang berbeda serta memahami pentingnya mendengarkan dan memberikan respon yang bijaksana dalam berkomunikasi.
Dengan menerapkan teori komunikasi oleh Jurgen Habermas, membaca dapat menjadi alat untuk mengembangkan keterampilan komunikasi yang inklusif, memperluas wawasan tentang perspektif, dan memahami konteks komunikasi yang beragam.
KESIMPULAN
Membaca memiliki peran penting dalam meningkatkan wawasan, pengetahuan, kemampuan berpikir kritis dan analitis, serta keterampilan komunikasi. Melalui membaca, kita dapat memperluas rentang topik yang kita eksplorasi, memahami konteks sosial dan budaya suatu topik, serta mendalami pemahaman kita tentang subjek tertentu. Selain itu, menerapkan teori hermeneutika dalam membaca memungkinkan pengembangan kemampuan berpikir kritis dan analitis melalui interpretasi yang holistik. Teori komunikasi oleh Jurgen Habermas juga menekankan pentingnya membaca dalam memperluas keterampilan komunikasi, memahami perspektif berbeda, dan memperhatikan norma-norma komunikasi yang adil.
Untuk meningkatkan pengalaman membaca anda, ada beberapa saran yang dapat anda terapkan. Pertama, luangkan waktu untuk membaca materi yang beragam dan menarik minat anda. Dengan membaca topik yang berbeda, anda dapat memperluas wawasan dan pengetahuan anda. Terapkan pendekatan hermeneutik dalam membaca dengan memahami konteks teks, menyadari prekonsepsi anda, dan melakukan interpretasi secara holistik. Terakhir, penting untuk selalu mendengarkan dengan bijaksana dan merespons secara positif dalam komunikasi sehari-hari. Hargai perspektif berbeda, dan patuhi norma-norma komunikasi yang adil. Dengan menerapkan saran-saran ini, anda dapat memperoleh manfaat yang lebih besar dari pengalaman membaca anda.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Amril., Abd. Muid N. (2020). Pendekatan Konstruktivis-Interpretis (Hermeneutik) Sebagai Metode Penafsiran. Al-Dhikra: Jurnal Studi Quran dan Hadis, Vol. 2, No 2, 173.
Boyer, M Eric. (2010). John Dewey And Growth As "End-In-Itself". Penn State University Press Vol. 93, No 1/2, 21.
Iskandar, Akbar., Afi Parnawi, Unggul Sagena, Musyarrafah Sulaiman Kurdi, Dian Fitra, Nursofah. Sri Haryati, Fati Matur Riska, Tomi Arianto,Muqarramah Sulaiman Kurdi, Hartatik, Fitriana Agus Rofi'i, Purniadi Putra, Nofriana Baun & Hijratur Rahmi. (2023). Transformasi Di Dalam Pembelajaran. Malang: PT. Literasi Nusantara Abdi Grup.
Malik, Dedy Djamaluddin. (2009). Zaman Baru Islam Indonesia. Indonesi: Zaman Wacana Mulia.
Manaf, A. H. (2022). BELAJAR DAN PEMBELAJARAN. Malang: CV. Literasi Nusantara Abadi.
Palmer. E Richard. (1969). Hermeneutics: Interpretation Theory in Schleiermacher, Dilthey, Heidegger, dan Gadamer. Nortwestern: Evantion.
Rosyid, M. Fairuz., R. Umi Baroroh, . (2019). Teori Belajar Kognitif dan Implikasinya dalam Pembelajaran Bahasa Arab. Volume 4, Nomor 2, 185.
Supraja, Muhammad. (2018). Pengantar Metodologi Ilmu Sosial Kritis (Jurgen Hubermas). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Susan, Novri. (2019). Sosiologi Konflik . Jakarta Timur: KENCANA.
Yuliani. (2018). KONSEP PENDIDIKAN ISLAM DAN BARAT (Analisis Komparatif Pemikiran Imam az-Zarnuji dan John Dewey). Rausyan Fikr. Vol. 14 No. 2, 9.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI