Mohon tunggu...
Lisna Ainur Fatwa
Lisna Ainur Fatwa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi memasak

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Etika Bekerja yang Dapat Membawa ke Syurga-Nya Allah SWT

6 September 2022   10:29 Diperbarui: 6 September 2022   10:37 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu yang Allah berikan kepada manusia itu lebih banyak, namun bagaimana manusia itu memanfaatkannya? Apakah dipakai untuk shalat, beribadah, berbuat baik, atau yang lainnya tergantung dengan manusia itu sendiri. Namun bila kita perhatikan kembali, khususnya kepada mereka yang saat ini memiliki pekerjaan, maka pastinya kebanyakan dari mereka itu waktunya banyak digunakan untuk bekerja. Banyak waktu yang mereka habiskan untuk bekerja namun apa yang mereka dapatkan? Kebanyakan dari mereka mendapatkan hanyalah dunia dan rasa capek atau lelah.
Lalu bagaimana supaya waktu yang didapatkan itu bermanfaat dan tidak merasakan capek atau lelah ? Yaitu dengan menggunakan waktu sesuai dengan syariat Islam, begitu pula dalam melakukan pekerjaan dengan menerapkan sistem yang sesuai dengan Islam. Maka waktu yang kita habiskan tersebut bermanfaat dan tidak akan merasa lelah dan capek. Kemudian bagaimana dalam Islam supaya usaha yang dilakukan tersebut supaya menghasilkan buah yang manis ? Dalam Islam itu memiliki beberapa etika bekerja yang dapat kita terapkan supaya tetap dalam keridhoan Allah SWT dan bisa mendapatkan pahala sehingga menjadi amalan di akhirat kelak.
1. Niat Tulus dan Ikhlas untuk Allah SWT
Niat yang paling utama dalam bekerja adalah bekerja karena Allah, serta disadari sebagai kewajiban seorang hamba-nya kepada sang pencipta-Nya. Sebagai wujud rasa syukur atas anugerah dan nikmat yang diberikan kepada hamba-nya. Dan salah satu cara agar selalu dalam ridho Allah SWT ialah dengan memulai aktivitas pekerjaan dengan do'a dan dzikir kepada Allah SWT.
2. Tekun, Profesional, dan Bersungguh-sungguh
Setiap jabatan, tugas, dan amanah yang diberikan harus dikerjakan dengan penuh ketekunan, profesional, dan bersungguh-sungguh hingga tuntas dengan baik dan memuaskan. Selain itu, harus dilakukan dgn penuh kesungguhan seperti dalam para pejuang Islam yang sedang berjihad di medan perang. Hingga kita mendapatkan pahala dari Jihad tersebut.
3. Amanah dan Jujur
Hakikat dari pekerjaan yang dilakukan adalah amanah. Baik amanah dari atasan, owner bisnis, dan lebih jauh, merupakan amanah dari Allah SWT yang akan dimintai pertanggungjawabannya. Jujur merupakan parameter utama dari sikap amanah dan saling berhubungan erat. Salah satu mengimplementasikan jujur dan amanah adalah dengan hanya mengambil sesuatu yang menjadi haknya, hanya melaksanakan wewenang yang diberikan dengan baik. Dalam Hadits Rasulullah Saw bersabda : "Seorang pebisnis yang jujur lagi dapat dipercaya, (kelak akan dikumpulkan) bersama para nabi, shiddiqin dan syuhada". (HR. Tirmidzi)
4. Menjalankan Etika dan Sopan Santun
Menjunjung tinggi etika dan menjalankannya dalam bekerja, akan membuat kita menjadi pribadi yang mulia. Mulia dimata manusia dan dimata Allah SWT. Etika tersebut berupa : etika terhadap diri sendiri, terhadap teman kerja, terhadap atasan, customer, dan perusahaan. Etika ini tercantum dalam bersikap dan bertutur kata, berpakaian, bertegur sapa, bermusyawarah/ rapat, melayani customer, menjaga nama baik perusahaan dan lain-lainnya.
Rasulullah SAW juga menyampaikan bahwa ; etika ini merupakan ciri kesempurnaan iman seorang mu'min. Beliau  bersabda :
" Seorang Mu'min yang paling sempurna adalah yang paling baik etika nya"  (HR. Turmudzi).
Menghindari dan Menjauhi Segala Hal Yang Tidak Terpuji, Terutama Yang Melanggar Syariah
Allah SWT berfirman :

" Hai orang-orang yang beriman, ta`atlah kepada Allah dan ta`atlah kepada rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu." (QS. Muhammad, 47 : 33).
5. Hal yang harus dihindari dan dijauhi dalam bekerja adalah melakukan hal yang tidak terpuji dan melanggar prinsip syari'ah. Melanggar prinsip syariah ini  secara garis besar dapat dibagi menjadi: Pertama dari sisi dzat atau substansi dari pekerjaannya, seperti menjual produk yang terkandung didalamnya hal-hal yang melanggar syariah, menyebarluaskan kedzaliman dan penipuan,  menjanjikan hal yang palsu, dan sebagainya.
Kedua dari sisi penunjang yang tidak terkait langsung dengan pekerjaan, seperti risywah (sogokan), membuat fitnah dan kecurangan dalam persaingan, berpakaian dengan tidak menutup aurat, interaksi tanpa batas antara pegawai laki-laki dan wanita (padahal bukan haknya), dan sebagainya.
6. Berhati-hati dan Menghindari Subhat
Dalam bekerja pun terkadang seseorang dihadapkan dengan kondisi sesuatu kurang pasti atau subhat. Subhat adalah sesuatu yang membuat hati ragu dan masih terlihat samar antara kehalalannya dan keharamannya. Rasulullah SAW meminta kita untuk berhati-hati dalam kesyubhatan ini. Beliau bersabda : "Halal itu jelas dan haram itu jelas, dan diantara keduanya ada perkara-perkara yang syubhat. Maka barang siapa yang terjerumus dalam perkara yang syubhat, maka ia terjerumus pada yang diharamkan..." (HR. Muslim)
7. Membangun dan Menjaga Ukhuwah Islamiyah
Seorang muslim dengan muslim yang lainnya adalah bersaudara. Allah memberikan anugerah yang indah dengan ukhuwah Islamiyah. Maka bekerja pun harus dijadikan sebagai sarana membangun ukhuwah Islamiyah. Dengan bekerja harus menambah banyak saudara-saudara kita. Bekerja juga menuntut kita untuk menjaga ukhuwah Islamiyah, maka dari itu hindari hal-hal yang tidak baik yang dapat merusaknya.
Rasulullah SAW menganjurkan beberapa hal yang dilakukan untuk membangun ukhuwah. Bahkan beliau  juga memperhatikan hal yang bersifat prefentif agar tidak merusak ukhuwah Islamiyah. Misalnya beliau mengemukakan, "Dan janganlah kalian membeli barang yang sudah dibeli saudara kalian".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun