Hayoo, siapa yang udah nonton film Wonka? Selain filmnya menarik, ada hal yang bisa dipelajari dari sisi bisnis dan ekonomi juga, lho. So, let's check it out.
Film Wonka ini nyeriatin tentang perjuangan Willy Wonka untuk ngejual cokelat hingga bisa bikin pabrik cokelat legendarisnya. Tapi usahanya ngga berjalan dengan mulus karena ada tiga orang pengusaha cokelat lainnya yang ngga suka dan berusaha menghalangi Willy untuk ngejual cokelatnya. Sebelumnya ketiga pengusaha ini (dipimpin Arthur Slugworth) udah membentuk Kartel dan memonopoli penjualan cokelat di area Galeries Gourmet.
- Kartel? Apaan Tuh?
Gampangnya, Kartel itu persekutuan antara beberapa produsen untuk bekerja sama dalam mengontrol harga dan produksi suatu barang atau jasa di suatu wilayah. Kartel ini biasanya dibentuk oleh perusahaan yang pesaingnya ngga banyak atau yang biasa disebut oligopoli. Jadi karena mereka ngga punya saingan lain yang kuat-kuat amat dan saingannya sama itu melulu, akhirnya mereka bikin perjanjian. Kira-kira mereka ngomong gini kali ya pas ngebentuk Kartel..
"Yaudah deh daripada kita saingan terus, mending kita bikin perjanjian Kartel aja, toh nanti kita tetap untung. Kita produksi cokelat segini dan harganya segini, tapi kalian ga boleh ngelanggar ya. Pokoknya kita kuasain penjualan cokelat Galeries Gourmet. Kalau ada orang lain yang mau jualan di sini, kita sikat aja."
- Emang Boleh Se-Kartel Itu?
Hmm, sebenarnya kebanyakan negara ngelarang si Kartel karena...
1) Bikin Pengusaha Baru Susah Bersaing
Mereka yang bersekongkol buat memonopoli penjualan cokelat di Galeries Gourmet jadi punya power untuk bikin hambatan perdagangan (barrier to entry) buat masuk ke pasar cokelat ini. Di filmnya, Willy susah buat berjualan cokelat karena si ketiga pengusaha tadi udah 'nyuap' kepala polisi di sana. Selain itu, eksistensi dari ketiga pengusaha ini udah besar banget di Galeries Gourmet. So, para konsumen ini loyal sama mereka.
2) Kenaikan Harga
Salah satu dari pemilik pabrik cokelat ini heran karena Willy ngejual cokelatnya dengan harga murah. Soalnya, si ketiga pengusaha kartel tadi ngejual dengan harga yang mahal sesuai perjanjian Kartel. Mungkin mereka ngomong gini kali ya..
"Kan kita saingan bertiga doang, gimana kalau harganya kita naikin? Ga masalah dong, kan cuma kita yang jualan di sini."
3) Konsumen Terbatas Buat Milih Produk
Sebelum Willy datang, warga Galeries Gourmet ini cuma makan atau minum cokelat yang gitu-gitu aja dari ketiga pengusaha kartel tadi. Kebayang dong sebosen apa mereka? Setelah Willy datang dengan inovasinya yang bikin cokelat pakai ceri, marshmallow, bahkan cokolayang, warga Galeries Gourmet senang banget karena ada cokelat dengan varian yang banyak.
- Eits, Ada Larangan Kartel, Lho!
"Kalau gitu, si Kartel ini ngga adil dong. Di Indonesia ada larangannya ga?"
Syukurnya, Indonesia punya peraturan terkait kartel, yaitu ada di Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Intinya si Kartel ini ngga dibolehin. Kalau ketahuan? Wah bisa kena sanksi denda sampai miliaran rupiah bahkan dipenjara enam bulan.
Alright, itulah pembahasan Kartel dari film Wonka. Kalau ada yang ingin teman-teman tambahin atau mau ngasih ide lain, bisa komen di bawah yaa. Bubye~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H