Mohon tunggu...
Lisna Anggraini
Lisna Anggraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa universitas pamulang

Seorang Mahasiswa universitas pamulang Fakultas ekonomi dan bisnis jurusan S1 akuntansi

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Faktor Terbentuknya Sikap dan Kepuasan Kerja Karyawan dalam Bekerja

25 Juni 2023   12:39 Diperbarui: 25 Juni 2023   17:19 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam suatu organisasi sikap dan kepuasan kerja merupakan hal yang saling terkait.

Sikap (attitude) merupakan pernyataan pernyataan evaluative baik menyenangkan atau tidak menyenangkan mengenai objek,orang atau peristiwa. Banyak karyawan yang mengeluhkan gajinya dengan pernytaan " gajiku rendah" yang mendefinisikan suatu hal serta perasaan mereka"aku marah karena gajiku kecil" hal ini akan menimbulkan afek dan berujung pada hasil perilaku "saya akan mencari pekerjaan lain dengan gaji lebih baik". Hal diatas merupakan bentuk dari komponen terbentuknya sikap dan menyebabkan suatu perilaku yang dapat menimbulkan hubungan signifikan. Setiap karyawan akan membandingkan sesuatu hal yang didapat dari perusahaan dengan sesuatu yang diberikannya terhadap perusahaan. Perbandingan tersebut akan menimbulkan persepsi karyawan terhadap pekerjaannya dalam perusahaan. "Persepsi karyawan terhadap suatu hal yang ada di perusahaan akan berdampak pada perasaan, motivasi, sikap, dan perilaku

Dalam suatu organisasi sikap adalah komponen penting untuk perilaku. Misalnya jika pekerja percaya bahwa atasan mereka semua berkonspirasi untuk membuat pekerja bekerja lebih kerasa dengan upah yang sama atau lebih sedikit maka masuk akal untuk memahami sikap ini terbentuk,bagaimana mereka berhubungan dengan perilaku kerja nyata, dan bagaimana mereka mungkin dapat diubah.

Salah satu sikap kerja yang utama yaitu kepuasan kerja yang merupakan suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari evaluasi karakteristiknya. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa karyawan akan cenderung tidak begitu puas terhadap bayaran atau gaji namun mereka cenderung akan merasa puas dengan pengawas dan rekan kerja mereka. 

Jadi kepuasan kerja di pengaruhi oleh beberapa hal seperti kerja itu sendiri, bayaran, promosi,pengawas, dan rekan kerja. sikap atau tingkah laku negatif dan pada gilirannya dapat menimbulkan frustasi, sebaliknya karyawan yang terpuaskan akan bekerja dengan baik, penuh semangat, aktif dan dapat berprestasi lebih baik dari karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja.Kepuasan kerja dapat mempengaruhi disiplin kerja karyawan kearah yang lebih baik,disiplin kerja karyawan kearah yang lebih baik,hal ini disebabkan karena karyawan telah mencapai kepuasan psikologis yang memunculkan sikap positif dari karyawan. Kemudian kepuasan kerja yang menimbulkan komitmen dalam suatu organisasi yang sangat ditentukan oleh pertukaran kotribusi yang dapat diberikan perusahaan terhadap anggota organisasi.

Dalam hal di atas dapat menimbulkan dampak pekrja yang puas dan tidak puas terhadap tempat kerja

Sikap Kerja atau Perilaku Karyawan Ada  konsekuensi  ketika  karyawan  menyukai  pekerjaan  mereka,  dan  ada konsekuensi  ketika  karyawan  tidak  menyukai  pekerjaan  mereka.  Menurut  Robbins (2008:111),  sikap  kerja seorang  karyawan memiliki sebuah  kerangka teoritis, kerangka tersebut didefinisikan sebagai berikut :

1. Keluar ( exit) dlm suatu kondisi dimana karyawan sudah tidak merasa puas lagu dengan pekerjaannya mereka bisa memutuskan resign dari tempatnya bekerja.

2. Aspirasi (voice) secara aktif dan konstruktif berusaha memperbaiki kondisi, termasuk menyarankan perbaikan, mendiskusikan masalh dengan atasa. Sehingga mereka dapat saling bertukar pikiran dan menjadi wadah motivasi bagi pekerja.

3. Kesetiaan ( loyality) dengan kepusan kerja seorang karyawan dapat setia pada pekerjaan dan tempat kerja mereka walau sedang berhadapan dengan maslah eksernal, karena mereka memercayai organisai dan manajemen untuk melakukan hal yang benar.

4. Pengabaian (neglect) membiarkan kondisi memburuk termasuk kehadiran atau keterlambatn secara terus menerus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun