Kita hidup pasti menghadapi masalah. Hidup sendirian aja mempunyai masalah, apalagi jika sudah berkeluarga. Masalah sudah menjadi hal yang harus kita hadapi setiap saat dan  tidak untuk dihindari tapi harus diselesaikan dengan baik. Â
Menyelesaikan  masalah terlebih oleh suami istri perlu latihan dan kesabaran. Kamu dan pasanganmu harus membiasakan diri untuk tidak mengedepankan  ego masing-masing dan saling memahami.
Ada beberapa cara agar kamu berdua dapat menyelesaikan masalah dengan baik , antara lain :Â
1. Pahami bahwa laki-laki dan perempuan berbeda dalam mengelola masalahÂ
Laki-laki cenderung menggunakan logika dalam menghadapi masalah, sedang perempuan lebih dominan untuk mengekspresikan emosi dan ingin divalidasi emosinya.Â
Jangan sibuk pada efek dari masalah seperti ketakutan, sedih, atau marah tapi harus fokus pada masalah dan solusinya.  Sampaikan secara jujur dan terbuka tentang isi hati, harapan dan apa yang kamu pikirkan. Dengan begitu pasanganmu dapat mengetahui apa yang kamu rasakan atau yang dialami, dan ia tahu apa yang seharusnya ia lakukan.Â
Jangan curhat dengan orang lain apalagi lawan jenis. Untuk itu pasangan harus mau jadi pendengar yang baik dan menangkap emosi yang muncul. Â Jika istri menangis maka peluklah karena ia butuh divalidasi emosinya. Jangan mengatakan, "Ah..gitu aja nangis...".Â
2. Pilih waktu yang paling tepat untuk menyelesaikan
Jangan selalu ingin buru-buru untuk menyelesaikan masalah. Jangan bicarakan masalah saat pasangan lagi bekerja atau lelah. Saat suami baru pulang kerja , istri jangan langsung nyolot untuk menceritakan masalahnya atau mengklarifikasikan sesuatu. Tenangkan dulu suami dengan menyuruhnya untuk  istirahat, menyiapkan makan dan minumnya, atau biarkan suami tidur dulu jika nampak  sangat lelah dari pekerjaan atau perjalanannya.
Atau kamu dapat meminta waktu pasanganmu kapan ia siap untuk diajak ngobrol untuk membicarakan sesuatu. Kalau sudah pada waktu yang disepakati, bicaralah berdua saja karena akan lebih mudah untuk memahami perspektif masing-masing. Â
3. Belajar untuk berempati dan respek terhadap perasaan pasangan
Empati adalah suatu keharusan dalam membina rumah tangga dan  tanda bahwa  kamu peduli dengan pasangan. Saat kita berempati, kita akan tahu apa yang harusnya dilakukan dan tahu alasan dibalik sesuatu yang terjadi. Empati dapat membangun kepercayaan dan membuat komunikasi lebih efektif. Dan pasanganmu merasa nyaman, aman dan merasa dicintai.
4. Jangan menyudutkan pasangan
Fokus saja pada masalah dan solusinya. Jangan mencari-cari kesalahan. Bangun komunikasi yang sehat, sikap agresif atau terlalu pasif akan membuat pasanganmu tertekan dan emosinya menjadi negatif atau merasa disalahkan.  Emosi yang negatif akan memunculkan self defense mechanism yaitu sikap untuk mempertahankan  dan melindungi diri dari tekanan orang lain. Dan ini akan menjadi tembok penghalang kalian berdua.
5. Jangan membandingkan pasangan dengan orang lain
Tiap manusia punya privasi dan karakter masing-masing. Semua memiliki kekurangan dan kelebihan. Dengan membandingkan dia dengan orang tua, teman , rekan kerja  atau saudara akan menyakiti hati pasangan. Pasangan yang baik akan dapat menumbuhkembangkan pasangannya bukan mengkerdilkan atau merendahkan.Â
6. Beri ruang dan waktu pada pasangan dan diri sendiri
Terkadang kita butuh waktu sendiri untuk merefleksikan diri dulu. Menyiapkan kondisi hati dan pikiran untuk siap membahas masalah bersama. Atau waktu untuk mengevaluasi diri agar menjadi diri yang lebih baik untuk pasangan dan keluarga. Â Tidak usah mengkronfrontir jika pasanganmu ingin sendiri dulu, mungkin ia ingin menyelesaikan masalah besarnya yang sebenarnya tidak langsung berkaitan denganmu. Misal menyelesaikan konflik di tempat kerjanya atau dengan rekan usahanya.
Mungkin perlu healing sejenak dengan bersepeda, memancing atau ke masjid . Istri  bisa healing dengan melakukan hobinya  misal menanam bunga, memasak menu yang jarang dibuat atau bahkan shoping tipis-tipis ( tetap ingat keuangan dan izin suami ya bun...).
7. Belajar untuk meminta maaf dan memaafkan
Hargai orang yang bisa meminta maaf kepadamu. Apalagi ia melakukannya dengan tulus. Meskipun meminta maaf dan memaafkan itu perlu waktu ya..Dalam agama Islam kita diberi waktu oleh Allah tiga hari untuk berdamai dengan orang lain.
Kita dapat merasakan kok mana minta maaf yang tulus mana yang gak. Berjanji pada diri dan orang lain untuk tidak melakukan kesalahan yang sama adalah salah satu tanda ketulusan.Â
Meminta maaf yang tidak tulus hanya akan menghilangkan makna pemaafan , dan orang lain menjadi enggan untuk respek lagi pada kita.Â
8. Buat kesepakatan baruÂ
Dengan fokus pada penyelesaian masalah  akan ada kompromi-kompromi dan kesepakatan .  Masalah terselesaikan dan kita mendapat pengalaman dan perspektif baru . Ternyata masalah itu bisa mendewasakan kamu dan pasanganmu jika dihadapi dengan baik-baik.
Meninggalkan ego masing-masing dan saling memahami adalah kunci dalam menjalani rumah tangga. Hubungan yang kuat bukan dari hubungan dua orang yang sempurna tapi dari mereka yang mau memperbaiki diri bersama.
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H