Mohon tunggu...
liska nur awalia
liska nur awalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Gizi

Hobi: Menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Membuang Panci dan Wajan? Dua Sisi Problematika Diet Makanan Mentah

23 Mei 2022   01:00 Diperbarui: 23 Mei 2022   01:32 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak dapat disangkal bahwa kesehatan dan umur yang panjang merupakan alasan utama dari diet makanan mentah, serta banyak orang yang menggunakan diet makanan mentah ini sebagai pencegahan penyakit dimasa yang akan datang dengan makan makanan dalam keadaan alami mereka. 

Teorinya bahwa panas dari memasak dapat menciptakan racun dalam tubuh kita. Namun, masih belum ada bukti ilmiah yang mendukung gagasan tersebut. 

Diet Makanan Mentah, dapat dikatakan jauh dari penemuan bermodel baru dikarenakan nenek moyang kita dulunya, juga memakan makanan mentah tanpa adanya tambahan panas sebelum mengonsumsi makanan. Walaupun diet ini dapat kita katakan sebagai model lama, tetapi diet makanan mentah ini sedang populer dan hangat-hangatnya di perbincangkan saat ini.

Banyak dari influencer yang mempromosikan diet makanan mentah, sehingga diet makanan mentah ini sudah sangat dikenal apalagi di kalangan remaja-remaja maupun Gen Z. Dibalik popularitas diet makanan mentah, ternyata ada dua sisi problematika didalamnya, mari kita cari tahu dengan menimbang semua pro dan kontra mengenai diet makanan mentah, manakah yang lebih baik? Dalam tulisan ini saya akan mencoba mengungkapkan sudut pandang saya terkait masalah ini.

Sejauh yang saya ketahui, diet makanan mentah memiliki berbagai efek positif namun disatu sisi lainnya kita harus mempertimbangkan faktor seperti kondisi industri ternak, penggunaan pupuk alami atau pestisida pada sayuran dan juga kemungkinan besar terjangkit infeksi produk daging dengan cacing, mikroorganisme serta bakteri berbahaya. 

Terlebih lagi, makanan mentah memiliki banyak serat yang dapat memicu penyakit radang pada saluran pencernaan dan ketika melakukan diet makanan mentah secara eksklusif dapat menyebabkan anemia dan masalah tiroid. 

Namun, beberapa orang mengklaim bahwa dengan diet makanan mentah baik untuk kulit dan memiliki efek positif pada penampilan dan kondisi fisik serta sistem kekebalan tubuh, mereka juga percaya bahwa dengan adanya termal atau pemanasan makanan mengakibatkan konsekuensi yang tidak diinginkan, seperti hilangnya nutrisi tertentu, atau pembentukan senyawa negatif pada rasa, tekstrur maupun warna. 

Di samping hal itu, masih banyak pro dan kontra terkait diet ini, seperti diet makanan mentah memberikan dorongan kekuatan yang luar biasa, suasana hati yang baik dan perasaan ringan, tapi beberapa orang percaya bahwa perasaan ini dinamakan euforia yang hanya bersifat sementara dan menimbulkan efek samping.

Beberapa orang yang mencoba diet makanan mentah juga mengalami berbagai masalah kesehatan dimasa adaptasi, seperti apatis bahkan mati rasa jangka pendek. Diet makanan mentah itu sehat bila dilakukan dengan bijaksana dan menjadikan produk organik sebagai ide utama. Masalah terbesarnya, produk organik ini sudah sangat sulit untuk ditemukan dan memasak dengan panas dapat membersihkan makanan dari karsinogen serta mencegahnya meracuni tubuh.

Mengonsumsi sayuran mentah untuk mengoptimalkan asupan gizi tidak selalu benar, dengan memasaknya justru bisa memudahkan proses pencernaan zat gizi yang terkandung didalamnya seperti halnya yang disebut dalam penelitian British Journal of Nutrition bahwa mereka yang menjalani diet ketat makanan mentah memiliki kadar likopen dibawah rata-rata.

Mempertimbangkan pro dan kontra dari kedua sisi tersebut, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa diet makanan mentah ini merupakan hal yang unik dan tidak dapat diikuti semua orang. Dalam menjaga kesehatan dan umur panjang, diet dengan makanan bervariasi itu penting untuk memenuhi kebutuhan gizi dan memberi manfaat bagi tubuh, bukan hanya mengikuti trend terkini dan mengejar mode.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun