Tidak terasa libur semester perkuliahan sudah berakhir. Besok, Senin 21 Agustus 2023 adalah awal dari masuknya tahun ajaran baru di UKSW.Â
Bagi mahasiswa, liburan semester adalah berhenti dari kegiatan rutin kuliah dan tidak dibebani dengan tugas-tugas kuliah lainnya. Namun, ada juga beberapa mahasiswa yang terlibat dalam proyek penelitian atau pengabdian dosen sehingga mereka tetap berada di kampus. Â Beda hal nya dengan dosen, libur semester perkuliahan diisi dengan pertemuan, penelitian dan atau pengabdian masyarakat. Artinya, yang libur adalah hanya tridharma bagian pengajaran.Â
Saya mengisi liburan semester perkuliahan ini dengan banyak hal. Melanjutkan pengambilan data penelitian kepada responden, mengolah dan menulis artikel yang sudah disubmit untuk konferens internasional, menghadiri pertemuan prodi dan fakultas, pertemuan untuk remodeling kurikulum, pertemuan persiapan semester baru dan tahun ini saya sengaja menambahkan ke aktivitas saya menjadi panitia OMB tahun 2023. Bagi saya secara pribadi, terlibat dalam kepanitiaan itu adalah hal yang sangat penting. Bagi seorang dosen muda, nampaknya perlu setidaknya satu kali dalam satu tahun. Keterlibatan ini melatih dalam manajemen diri yang meliputi waktu, pikiran dan kesehatan. Terkadang karena waktu yang selalu berkejar-kejaran antara kegiatan pada tanggung jawab yang satu dengan yang lain membuat lupa makan atau mengundur jam makan. Tapi, dari pengalaman ini saya belajar, bahwa bukan waktnya yang kurang, melainkan alokasinya yang tidak tepat. Karena alokasinya kadang-kadang masih digunakan untuk overthinking. Tidak langsung aksi malah hanya memikirkan strategi. Akhirnya hanya konsep yang menunggu untuk realisasi.Â
Saya mempelajari bahwa tidak baik membuang waktu untuk mewacanakan konsep. Yang lebih baik itu adalah langsung aksi, trial and error (simulasi). Bahkan dalam hal kepanitiaan terutama yang waktu perencanaannya sangat singkat kurang lebih hanya 1 bulan. Sedikitnya waktu yang tersedia menawarkan sensasi sendiri. Terjadi pergeseran karakter sesama tim, sedikit berselisih itu wajar, dan semua itu menjadi pelajaran yang mendewasakan.Â
Terlibat dalam kepanitiaan itu melatih berbagai soft skills seperti:
1. Kemampuan Berkoordinasi
Dalam suatu kepanitiaan, tentu setiap bagian atau sie atau divisi sangat terkait. Tidak kegiatan yang berjalan dengan lancar jika satu divisi saja yang bekerja. Kemampuan berkoordinasi dalam kepanitiaan ini membentuk karakter yang mau menerima perbedaan dengan menghargai pendapat orang lain. Selain itu, dengan adanya keharusan berkoordinasi ini, memampukan kita untuk mengenali kelemahan dan kelebihan diri sendiri dan juga anggota tim yang lain. Hal tersebut akan menambahkan wawasan kita tentang beragam nya pola pikir manusia yang mau tidak mau harus kita rangkul demi mencapai tujuan. Menurunkan ego dan berusaha memposisikan diri sendiri di situasi orang lain adalah satu proses yang menyakitkan namun membuat kita bisa menjadi pribadi yang lebih indah.Â
2. Kemampuan Berkomunikasi
Saya mempelajari bahwa untuk menyampaikan 1 ide perlu beberapa strategi tergantung latar belakang orang yang kepadanya kita akan mengkomunikasikan ide kita. Latar belakang tersebut bisa berupa budaya, agama, dan jenjang pendidikan. Terlebih dalam hal perbedaan jenjang pendidikan, harus serba hati-hati supaya apa yang kita sampaikan tidak berubah makna. Dari segi kecepatan dan intonasi penyampaian, dari tutur kata dan sebagainya menjadi penentu dipahaminya ide dalam suatu komunikasi.Â
3. Strategi dan Fleksibilitas di Lapangan
Sering sekali apa yang kita rancangkan dalam pertemuan kepanitiaan mengalami sedikit atau banyak improvisasi. Hal ini merupakan sebuah ketidakpastian yang pasti terjadi. Sering sekali kita diwajibkan menciptakan solusi yang cepat dan tepat. Menyikapi hal ini harus dengan pikiran yang tenang. Pikiran yang tenang akan membantu kita dalam menciptakan strategi yang tidak melenceng jauh dari tujuan. Sering pula terjadi pertentangan dengan sesama tim, dalam hal ini skill komunikasi kita juga diuji supaya tim tidak merasa diabaikan.Â
4. Kemampuan Berkolaborasi
Berkolaborasi yang dimaksud disini adalah kerjasama dengan pihak eksternal. Dalam suatu kepanitiaan, tentu saja kita akan bekerja sama dengan pihak-pihak dari luar lembaga. Hampir sama dengan kerja sama di pihak internal bahwa untuk berkolaborasi dengan pihak eksternal kita perlu bijaksana memposisikan diri, mulai dari gaya bicara, hingga cara berpakaian. Pihak eksternal memiliki budaya yang berbeda-beda. Berbahagialah jika memiliki kesempatan dalam satu kepanitiaan akan bertemu dengan berbagai pihak luar dengan segala keunikan masing-masing. Saya belajar banyak tentang budaya kerja ditunjukkan oleh setiap pihak yang terlibat, mulai dari kegigihan, keteraturan manajemen, kekompakan sesama tim, dan nilai-nilai yang ditularkan mereka ke masyarakat. Tidakjarang juga saya membandingkan kualitas baik mereka di dalam ekosistem dimana saya berada. Artinya, saya mengetahui apa yang sudah ada dan yang belum ada di dalam ekosistem saya.Â
Masih banyak manfaat lainnya yang dapat kita peroleh dengan terlibat di dalam kepanitiaan. Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, bahwa setidaknya minimal sekali setahun untuk mengasah keempat skil tersebut sangat diperlukan. Meskipun dalam kegiatan tridharma hal tersebut dapat ditemukan, tapi dalam kepanitiaan sering sekali kita menangani hal yang berbeda dengan bidang kita. Hal tersebut bisa menjadi udara segar yang membangunkan kita dari rutinitas administrasi dan disiplin ilmu yang kita geluti.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H