Mohon tunggu...
Liska Simamora
Liska Simamora Mohon Tunggu... Ilmuwan - Jangan malu dan sedih dibilang bodoh, mungkin itu benar

A life-time student at University of Life

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menghidupkan Semangat Gotong Royong Kelompok Tani

8 Desember 2022   19:06 Diperbarui: 8 Desember 2022   19:12 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Komunitas petani memiliki kemauan yang kuat untuk maju namun terkadang sulit bergerak harus memulai dari mana?. Selain kebingungan untuk memulai, terkadang terdapat juga suatu keragu-raguan untuk segera mewujudkan rencana ke dalam tindakan.

Produk  pertanian adalah komoditas yang sangat sensitif terhadap perubahan iklim dan cuaca sehingga membutuhkan penanganan khusus yang menjamin ketahanan tanaman terhadap perubahan yang merugikan. Salah satu solusinya adalah dengan mengupayakan pengadaan fasilitas green house. 

Biaya untuk pengadaan fasilitas ini tergolong tinggi meskipun dengan desain yang sederhana, belum tentu terjangkau oleh petani sehingga hanya bisa diterapkan oleh sebagian kecil petani. 

Kesulitan mengadopsi teknologi ini juga diakibatkan oleh karakteristik petani Indonesia  yang umumnya memiliki luas lahan sedikit semakin memperkuat ketidakmungkinan instalasi green house karena akan menambah biaya usahatani yang tidak seimbang dengan penerimaan yang diperoleh dari lahan yang luasan sedikit tersebut.

Selain perubahan iklim, masalah yang dihadapi petani adalah harga input produksi terutama pupuk dan pestisida kimia yang terus meningkat. Petani juga merasa kesulitan sejak pemerintah resmi melakukan pembatasan pupuk bersubsidi hanya pada sembilan komoditas dan hanya terdapat dua jenis pupuk urea dan NPK.  

Situasi ini menimbulkan kekhawatiran bagi petani terkait keberlangsungan usahatani  terkhusus di tahun depan dengan adanya resesi global yang tentu akan mempengaruhi harga semua barang tidak terkecuali pupuk,pestisida dan input prosuksi lainnya.

Pengadaan pupuk organik dan pestisida nabati diketahui sudah menjadi alternatif untuk menekan biaya pupuk dan pestisida kimia namun yang menjadi masalahnya adalah tidak semua petani menggunakan pupuk organik dan pestisida nabati. 

Perbedaan ini menimbulkan masalah besar seperti terjadi perpindahan hama dari lahan yang disemprotkan pestisida kimia menuju lahan yang tidak disemprotkan bahan kimia sehingga menimbulkan kerugian bagi petani yang mengupayakan pengurangan biaya input produksi melalui penggunaan pupuk organik dan pestisida nabati. 

Masalah yang terus memberatkan petani tidak hanya di tahap budidaya atau proses di lahan melainkan juga tahap pemasaran terutama apabila terjadi panen raya.

Masalah di atas merupakan sebagian kecil dari permasalahan pertanian yang kompleks di tanah air. Namun sebenarnya, masalah tersebut dapat diselesaikan dengan adanya kelompok tani yang inovatif. 

Pada awalnya kelompok tani dibentuk untuk efisiensi penyaluran kredit usahatani (KUT) dan program-program bantuan pemerintah. Konsekuensinya adalah semua desa harus membentuk kelompok tani. Dengan demikian eksistensi kelompok tani di perdesaan menjadi sebuah kewajiban.

Diperlukan bantuan berbagai pihak untuk membawa budaya baru ke dalam kelompok tani. Salah satunya adalah para akademisi baik dosen dan mahasiswa melalui pelaksanaan penelitian dan pengabdian masyarakat  tentang kelembagaan pertanian salah satunya kelompok tani. 

Budaya baru yang dimaksud adalah gotong royong. Sesungguhnya, praktik gotong royong ini sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia tapi tentu saja tidak salah menyebutnya baru terkhusus dalam praktiknya di kelompok tani.

Pelaksanaan kegiatan pertanian secara kolektif melalui kelompok tani tentu semakin mempermudah menguraikan kompleksitas masalah pertanian.

Tidak menutup kemungkinan suatu kelompok tani yang anggotanya mau bergotong royong bisa memiliki green house sebagai salah satu strategi melindungi tanaman dari perubahan cuaca ekstrim serta gangguan hama dan penyakit. 

Kerja sama antar anggota dalam kelompok tani bahkan secara meluas kerjasama antar kelompok tani yang tergabung dalam satu organisasi yaitu gabungan kelompok tani (GAPOKTAN) dalam pengadaan pupuk organik dan pestisida nabati mampu mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia pada tahap budidaya. Hal ini akan membantu melestarikan lingkungan yang menjamin kelayakan tanah untuk kegiatan usahatani secara berkelanjutan.

Praktik gotong royong di dalam kelompok tani ini juga mampu membantu perluasan pemasaran karena semakin banyak anggotanya artinya semakin banyak komoditas pertanian yang bisa diproduksi. 

Jaminan ketersediaan produk pertanian tentu saja akan meningkatkan kepercayaan diri anggota dan pengurus kelompok tani untuk membangun kerjasama dengan pihak eksternal atau calon pembeli dalam skala industri misalnya swalayan, hotel, restoran, rumah sakit dan lain-lain. Kelompok tani yang anggotanya bergotong royong tentu mampu membangun jejaring kerja sama dengan industri untuk memperkuat pasar produk.

Gotong royong bahasa kekiniannya adalah kolaborasi. Meskipun sudah lama dikenal di tanah air, praktik gotong royong mungkin sedikit pudar. Namun, melihat fakta bahwa saat ini kolaborasi telah menjadi kunci sukses sebuah bisnis, maka sudah saat nya pertanian yang juga merupakan bisnis harus kembali menggalakannya. 

Pertanian bisa jaya apabila tidak ada anggota kelompok tani yang berjalan sendirian. Semoga semua pihak boleh bekerjasama untuk membawa semangat gotong royong ke jiwa kelompok tani demi kemajuan pertanian yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun