isi kepalamu yang pindah di mulut
sebentar, masker itu tadinya untuk menutup mulut
biarkan dia menjagai otakmu dari kerasnya berfikir
di atas sana, persis ditempat asalnya
di atas mata di dalam kepala
pikirmu satu indonesia ini peduli isi pikirmu?
omongan mereka sudah disusun rapih di balek masker miliknya
persis di dalam mulutnya yang dibalik bibir bergincu merah merona
lihat siapa di bawah sana,
matamu terarah kebawah sorotan itu
apa yang tersimpan di balik masker itu?
apa yang ada di bawah sana?
aku melihat tatapan kebencian, dendam, dan kemarahan
yang ditujukan kepada langit dan angin siang itu
kenapa dia membiarkan tubuhnya terbawa angin dan ingin
sebentar, ingin siapa yang menghantarkan langkahmu ke bawah sana?
di bawah sana ada api perlawanan
bukan saja perlawanan kesewenang-wenangan itu
lebih dari itu, melawan hadirmu yang tinggal di imaji
melawan tatapmu yang tinggal di depan pupil
terakhir di tiga minggu lalu
lagu-lagu ini, memberanikan kuÂ
perlawanan itu tetap ada,
meski kabut cinta sama besarnya !
vlsltrn, 31 januari 2022
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI