Mohon tunggu...
Muhlis Hatba
Muhlis Hatba Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Pahami dunia dengan belajar kepada siapa saja dan apa saja.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lelaki Berompi Oranye

21 Maret 2019   09:13 Diperbarui: 21 Maret 2019   09:39 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuan, aku tak lagi dengar kau meratus
diam tertunduk lesu memberangus
separuh bertopeng menahan dengus
menutupi mulutmu yang rakus fulus

Tuan, aku mendengar engkau terendus
kisahmu di televisi menjadi desas-desus
terjerumus oleh siklus bonus sang tikus
karena rumus cantik tak berjalan mulus

Tuan, aku tak lagi melihatmu bergaya
semringah menebar pesona dan tawa
bersafari dari pangung ke meja kerja
kini kau tampak murung bak sahaya

Tuan, kini kau lebih suka hening cipta
kosong tatapanmu terlihat berkaca-kaca
bagai mengundi rasa percaya dan bahaya
menunggu palu bicara atau jeruji penjara

Bone, 200319

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun