Herman melepaskan tangannya, mencoba menenangkan diri, meski masih terlihat merah wajahnya menahan amarah.
"Sayang kamu cewek." Ucapnya membuang muka.
"Alasan macam apa itu."
"HERMAN!" Rades muncul, seperti pangeran berkuda putih. Rades, selamatkan aku.
"Eh, Man! Aku udah bilang, jangan sekali-kali kamu ganggu Prinsa." Rades menarik tanganku untuk menjauh dari Herman.
"Des! Kamu itu udah buta ya? Cewek macam dia kamu belain. Cuma gara-gara dia persahabatan kita hancur."
"Bullshit." Rades semakin geram.
"Emang seberapa berharganya Prinsa sih? Hingga kamu mau-maunya ninggalin Geng TM demi dia?"
"Bukan aku yang ninggalin Geng TM, tapi kalian yang ninggalin aku."
"Maksud kamu?"
"Bukannya belakangan ini kalian sering bertindak tanpa persetujuan aku? Itu sama aja sudah tidak ngehargain aku sebagai ketua kalian, dan aku rasa semua prinsip kalian sudah tidak sejalan dengan prinsip yang kita buat saat membuat Geng ini. Jadi, ini bukan karena Prinsa atau siapapun, tapi karena kalian sendiri."