***
"Aku butuh ngomong sama kamu, berdua." Herman mencegatku di kantin. Sudah beberapa hari ini aku tenang dengan hidupku tanpa Geng TM, eh, sekarang malah harus berhadapan dengan Herman lagi.
"Kamu mau ngapain sih?"
Aku di bawa ke belakang kelas yang di sana sudah stand by 3 anggota Geng TM lainnya, terkecuali Rades.
"Duduk!"
"Tentunya kamu tidak amnesia kan tentang kata-kata aku waktu itu?" Herman memulai. "Aku tidak suka kamu deket-deket Rades."
"Kayaknya harus ada pembenahan deh dengan kata-kata kamu tadi, bukan aku ya yang deket-deket sama Rades, tapi dia sendiri yang ngejar-ngejar aku."
"Sok kecantikan banget sih kamu. Ingat ya, sekali lagi kami lihat kamu dekat-dekat Rades, habis kamu. Paham?"
"Udah selesai ngomongnya?" aku berdiri, sumpek rasanya mendengarkan ancaman sampahnya.
"Hei! Kamu, huh!" Herman geram, ia genggam keras-keras krah bajuku dan tangan kanan yang ia kepalkan seperti hendak menjotosku.
"Kenapa? Ayo pukul! Ga' berani?"