Sehingga selain menerima bansos, peserta KPM juga dikenalkan dengan produk perbankan. Penyaluran bantuan dilakuakan dalam tiga bulan sekali, terbagi menjadi empat tahap. Namun, pada 2019 ini bantuan disalurkan setiap bulan. Sehingga anggarannyapun meningkat, dari tahun 2018 yang sebesar 17,5 Triliun menjadi dua kali lipat di tahun 2019 menjadi 32,65 Triliun.
Setiap sesuatu pasti memiliki dua sisi yang bersebelahan atau berlawanan. Selain berbagai manfaat yang diberikan pemerintah dengan tujuan mensejahterakan warganya, terkadang dana bansos ini berubah menjadi jaminan hutang.Â
Sehingga ketika bansos cair, langsung ludes untuk bayar hutang tanpa ada sisa untuk ditabung. Padahal kesejahteraan merupakan akumulasi sisa. Uang yang setiap bulan sengaja kita sisakan untuk ditabung, sebagai modal usaha atau jaminan masa depan.Â
Mental yang semacam ini, hutang dulu bayar kemudian, harus pula mendapat pendampingan agar tidak lagi mengakar dalam budaya masyarakat prasejahtera. Di sinilah peran vital pendamping PKH dalam mengawasi aktivitas peserta KPM.Â
Pendamping juga wajib memastikan bahwa PKH ini memenuhi target 6T, yakni, tepat waktu, tepat kualitas, tepat administrasi, tepat sasaran, tepat jumlah, tepat harga, dan tepat waktu.Â
Semisal ketika cair, pendamping mengajari bagaimana mengelola perencanaan keuangannya, dari total dana yang diperoleh dibagi-bagi, 300 ribu untuk gizi anak, 500 ribu untuk pendidikan anak, 300 ribu lagi untuk mengembangkan usaha, dll.
Seperti banyak cerita sukses peserta KPM pada kemsos.go.id yang berhasil lulus dari kepesertaan KPM sehingga dapat menjadi pengusaha kecil yang mandiri.Â
Inilah tujuan positif yang kita harapkan bersama, bahwa PKH ini merupakan bantuan yang dapat mengantarkan peserta KPM yang awalnya prasejahtera menjadi keluarga sejahtera yang mandiri, dapat memenuhi kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologisnya serta mampu mencukupi kebutuhan perkembangannya dengan menabung mempersiapkan masa depan, syukur-syukur usaha yang terlahir dari modal dana bansos ini dapat membuat mereka memberi manfaat nyata pula pada masyarakat di sekitarnya.Â
Misal usahanya sudah berkembang hingga mampu merekrut puluhan hingga ratusan karyawan baru. Sehingga dapat mengurangi pula angka  pengangguran di negeri ini. Membangun perekonomian Indonesia menjadi semakin kokoh menuju negara maju. Mental-mental mandiri seperti inilah harapan kita bersama dapat tumbuh subur dalam mewujudkan Indonesia maju, sejahtera, baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafur.