Mohon tunggu...
Lis Liseh
Lis Liseh Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker/Pengajar

Apoteker dan Pengajar di Pesantren Nurul Qarnain Jember | Tertarik dengan isu kesehatan, pendidikan dan filsafat | PMII | Fatayat NU. https://www.facebook.com/lis.liseh https://www.instagram.com/lisliseh

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Indonesia Darurat Kekerasan Seksual

5 Desember 2018   15:31 Diperbarui: 5 Desember 2018   15:50 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar mungkin berisi: 35 orang, orang tersenyum (dokpri)

Sekolah, keluarga, lingkungan tempat tinggal seharusnya adalah tempat yang aman bagi anak-anak untuk riang bermain dan belajar, namun ternyata tempat yang dianggap aman tidak bisa menjadi jaminan lagi.

Angka kekerasan terhadap anak terus saja naik. Pada tahun 2014 di Jawa Timur terdapat 227 kasus dan meningkat menjadi 832 kasus pada tahun 2015. Lalu akankah tetap dibiarkan pada tahun 2016 ini kasus terus meningkat?

Indonesia darurat pelecehan seksual. Katanya perempuan adalah tiang Negara, katanya anak atau pemuda adalah tunas harapan bangsa. Mau jadi apa nantinya Negara ini jika anak-anak yang terlahir dan perempuan yang ada di Indonesia banyak menjadi korban kekerasan, dan pada akhirnya korban pula yang disalahkan?

Pendidikan itu mutlak dibutuhkan untuk menuntaskan darurat kekerasan seksual ini.Tapi bukan pendidikan yang sekedar mengajarkan ini baik itu buruk, tapi lebih kepada mengapa ini baik mengapa itu buruk.Bukan sekedar diajari tapi dibimbing. Keluarga adalah sekolah pertama dan utama, jangan sampai kesibukan orang tua menelantarkan kebutuhan anak akan pemahaman, pengawasan, perlindungan dan pengajaran terhadap anak. Sekolah adalah tempat belajar, jangan sampai menjadi sarang kekerasan seksual.

Saat melihat suatu kejadian, setiap orang butuh mencari pihak untuk disalahkan.Tapi alangkah baiknya jika tidak menyalahkan seenaknya tanpa dianalisis terlebih dahulu.Bangsa ini krisis karakter, masyarakatnya banyak yang latah dan mudah diprovokasi. Disulut sedikit api, maka orang-orang akan senang hati mengguyurkan bensin (Ls).

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun