Sekolah, keluarga, lingkungan tempat tinggal seharusnya adalah tempat yang aman bagi anak-anak untuk riang bermain dan belajar, namun ternyata tempat yang dianggap aman tidak bisa menjadi jaminan lagi.
Angka kekerasan terhadap anak terus saja naik. Pada tahun 2014 di Jawa Timur terdapat 227 kasus dan meningkat menjadi 832 kasus pada tahun 2015. Lalu akankah tetap dibiarkan pada tahun 2016 ini kasus terus meningkat?
Indonesia darurat pelecehan seksual. Katanya perempuan adalah tiang Negara, katanya anak atau pemuda adalah tunas harapan bangsa. Mau jadi apa nantinya Negara ini jika anak-anak yang terlahir dan perempuan yang ada di Indonesia banyak menjadi korban kekerasan, dan pada akhirnya korban pula yang disalahkan?
Pendidikan itu mutlak dibutuhkan untuk menuntaskan darurat kekerasan seksual ini.Tapi bukan pendidikan yang sekedar mengajarkan ini baik itu buruk, tapi lebih kepada mengapa ini baik mengapa itu buruk.Bukan sekedar diajari tapi dibimbing. Keluarga adalah sekolah pertama dan utama, jangan sampai kesibukan orang tua menelantarkan kebutuhan anak akan pemahaman, pengawasan, perlindungan dan pengajaran terhadap anak. Sekolah adalah tempat belajar, jangan sampai menjadi sarang kekerasan seksual.
Saat melihat suatu kejadian, setiap orang butuh mencari pihak untuk disalahkan.Tapi alangkah baiknya jika tidak menyalahkan seenaknya tanpa dianalisis terlebih dahulu.Bangsa ini krisis karakter, masyarakatnya banyak yang latah dan mudah diprovokasi. Disulut sedikit api, maka orang-orang akan senang hati mengguyurkan bensin (Ls).
Â