Apa itu Pantun?
Pantun merupakan salah satu warisan budaya Indonesia, di mana pantun itu sendiri merupakan budaya atau adat istiadat Melayu yang selalu digunakan dalam berbagai acara adat, salah satunya adalah pernikahan yang menggunakan pantun sebagai lambang tawar menawar dalam adat Melayu, dan pantun itu sendiri saat ini sudah sangat berkembang menjadi sebuah trend, contohnya saja bisa kita lihat saat ini kebanyakan pembawa acara menggunakan pantun sebagai pembuka di setiap awal dan akhir kegiatan.
Awal mulanya Pantun adalah sastra lisan, masyarakat tempo dulu terbiasa berbalas pantun. Mereka mengucapkan langsung secara lisan tanpa pikir panjang. Namun Seiring waktu berjalan, sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.
Adalah Haji Ibrahim Datuk Kaya Muda Riau, seorang sastrawan yang hidup sezaman dengan Raja Ali Haji yang pertama kali berhasil membukukan sastra lisan ini. Antologi pantun yang pertama itu diberi berjudul "Perhimpunan Pantun - Pantun Melayu"
Ciri unik dari sebuah pantun lain adalah pantun tidak menyertakan nama penggubahnya (anonim). Hal ini dikarenakan penyebaran pantun dilakukan dari mulut ke mulut.
Macam-macam pantun
Pantun terdiri  dari beberapa jenis sebagai berikut
1. pantun cinta
2. pantun jenaka
3. pantun agama
4. pantun nasihat
5. pantun teka-teki
6. pantun peribahasa
7. pantun perpisahan dan lain-lain.
Pengertian Pantun Menurut Para Ahli
Terdapat beberapa pengertian pantun menurut para ahli diantaranya:
1. Abdul Rani (2006:23)
Abdul Rani mendeskripsikan pantun sebagai berikut:
Terdiri dari 4 baris
Tiap baris terdiri dari 9-10 kata
2 baris pertama disebut sampiran, sementara 2 baris berikutnya disebut isi pantun
2. Fang (1993:95)
Pantun muncul pertama kali dalam sejarah melayu. Pantun terdapat dalam beberapa hikayat-hikayat yang melegenda.
Pantun serupa karma dari kata parik dalam bahasa Jawa. Parik sendiri artinya pari atau paribahasa. Dalam bahasa melayu peribahasa. Sementara di India sendiri pantun serupa Umpama atau Seloka.
3. Dr. R. Brandstetter
Pantun berasal dari akar kata "tun" dimana banyak suku bangsa nusantara yang memilikinya.
Seperti dalam bahasa Pampanga, tuntun memiliki arti teratur. Bahasa Tagalog pun memiliki "tonton" yang bermakna cakap menurut aturan tertentu.
Sementara dalam bahasa Jawa kuno, tuntun yang memiliki arti benang atau atuntun yang dimaknai sebagai keteraturan dan matuntun yang artinya memimpin.
Bahasa Toba pun punya kata pantun. Pantun bermakna kesopanan dan kehormatan.
4. Surana (2010:31)
Surana menyatakan pantun sebuah bentuk puisi lama yang terdiri atas empat larik, yang berima silang (a-b-a-b). Larik pertama dan kedua dikategorikan dengan sampiran atau bagian objektif.
Umumnya sampiram berupa sebuah lukisan alam atau hal apa saja sekiranya dapat diambil sebagai suatu kiasan
5. Edi dan Farika (2008:89)
Pantun adalah bentuk puisi lama yang sudah dikenal luas dalam berbagai bahasa di nusantara. Di dalam bahasa Jawa pantun dikenal sebagai parikan, sedangkan dalam bahasa sunda pantun dikenal sebagai paparikan.
6. Alisyahbana (2004:1)
Pantun adalah puisi lama yang begitu dikenal oleh orang jaman dahulu Pantun sangat dikenal pada masyarakat lama.
Pantun mempunyai ciri-ciri seperti tiap bait terdiri dari empat baris.
Setiap baris terdiri atas 4-6 kata atau 8-12 suku kata. Dimana baris pertama dan kedua disebut dengan sampiran
Sementata baris ketiga dan keempat disebut dengan isi.
7. Hidayat (2010:1)
Pantun adalah salah satu jenis puisi melayu lama yang sudah dikenal secara luas di tanah air kita.
8. Sunarti (2005:11)
Pantun merupakan salah satu bentuk puisi lama, memiliki keindahan tersendiri dari segi bahasa, yang salah satu ciri keindahan bahasa dalam pantun ditandai oleh rima a-b-a-b.
9. R.O Winstedt
Pantun itu bukan hanya sebatas gubahan suatu kalimat yang mempunyai rima serta irama, tapi juga sebuah rangkaian kata yang indah untuk melukiskan suatu kehangatan ,asmara, cinta, kasih sayang , rindu bahkan dendam dari penuturnya.
10. Kamus besar Bahasa Indonesia (2008:1016)
Pantun ialah suatu bentuk puisi Indonesia "melayu", tiap bait "kuplet" terdiri dari sebuah empat baris yang bersajak "a-b-a-b", pada tiap larik biasanya terdiri atas sebuah empat kata, baris pertama dan baris kedua biasanya untuk suatu tumpuan "sampiran" saja sedangkan pada baris ketiga dan keempat ialah isi; pribahasa sindiran.
Pantun sejatinya memiliki 2 unsur. Unsur apa sajakah?
1. Unsur intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur yang berasal dari struktur pantun itu sendiri.
Unsur intrinsik dalam pantun diantaranya tokoh, tema, amanat, setting atau latar tempat dan waktu, plot atau alur, dan lain sebagainya. Ciri khas pantun sebagai unsur intrinsik adalah rima. Rima dalam pantun mempunyai akhiran yang serupa sehingga mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi para pendengarnya.
Contohnya:
Pak mamat pergi mancing
Mancing ikan bareng kucing
Kepala teramat pusing
Ingin makan tak ada piring
Nah disini sampiran dengan rima yang nanti akan menjadi sesuatu yang menarik untuk dibaca
2. Unsur ekstrinsik pantun
Unsur ekstrinsik merupakan unsur yang berasal dari luar struktur pantun. Unsur ekstrinsik ini bisa disebut jugai latar belakang atau sebuah keadaan yangnmenjadi penyebab terbentuknya pantun.
Pantun Nuansa pendidikan
Pantun  pendidikan adalah pantun yang di buat oleh setiap orang yang ingin menjadikan pantun tersebut sebagai pantun yang mempunyai nilai moril, nilai pendidikan dan sebagainya. oleh sebab itu Pantun pendidikan merupakan juga pantun nasihat di mana di situ juga akan disampaikan nasehat dan sebagainya, berikut ini adalah beberapa pantun pendidikan
pergi mencari buah naga
buah naga dimakan terburu buru
wahai kamu para siswa
hormatilah para guru
Raja membeli bunga kenanga
diikat akar dengan  batangnya
wahai kamu para anak muda
tuntutlah ilmu sampai ke negeri cina
gugur bunga karena ribut
petik setangkai bunga cina
jadi anak harus lah penurut
Agar bahagia orang tuanya
Ke laut menebar bubu
Bubu ditebar dapat ikannya
Rajinlah kamu menuntut ilmu
Agar berguna ke depannya
Itulah beberapa contoh pantun yang bisa kita gunakan dan bisa kita gunakan sebagai media pendidikan dan nasehat tentunya
Akhir dari saya terima kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H