Kemudian Suga menambahkan,
"Hanya karena sesuatu berbeda, bukan berarti itu salah. Menurutku, kesetaraan dimulai dengan memeluk dan terbuka pada perbedaan, alih-alih memikirkan benar atau salah."
Masih melekatnya xenophobia dan anti-Asian hate di kawasan Amerika dan Eropa sudah sepatutnya dihilangkan. Sesama manusia yang memiliki hak dan kebebasan, kita seharusnya bisa memperlakukan semuanya sama, terlepas dari etnis, ras, agama, kebangsaan dan lainnya. Urgensi penghapusan xenophobia dan anti-Asian hate crimes perlu terus digalakkan untuk menciptakan perdamaian dunia dan meminimalisir bentrok kepentingan didalamnya. Individu seperti Matuschik dan Topps hanyalah contoh kecil dari masalah global yang berakar pada ketidakpedulian dan sikap tidak bertanggung jawab yang kemudian dibiarkan berlanjut hingga kini. Semoga dengan representasi BTS yang mewakili suara Asia dalam pidatonya di White house, perspektif Barat tentang Asia dapat berubah. Sudah sepatutnya kita sesama orang Asia yang mengalami marginalisasi dan ancaman berdasarkan identitas, etnis, dan penampilan fisik mengutuk segala bentuk prasangka, stigmatisasi atau rasisme melalui kampanye  #StopAsianHate.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H