Mohon tunggu...
Lisda VebiAngelina
Lisda VebiAngelina Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswi Fakultas Dirasat Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Menulislah kalau mau

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tentang Visi yang Belum Tertulis

29 Oktober 2020   23:48 Diperbarui: 29 Oktober 2020   23:50 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam Buku: Pokoknya kamu harus gagal titik

Orang-orang sukses lebih memperhatikan visi dan tujuan mereka daripada sejarah dan pendapat dari orang lain. (Alan Cohen)

Visi membuat kamu bertanggungjawab atas diri sendiri. Menjadi guide dalam perjalanan hidup yang kamu pilih. Menentukan arah mana yang akan dilewati menuju tujuan hidup. 

Memilih dan menentukan apa yang kamu inginkan dan perjuangkan sesuai cita-cita dan tujuan hidup kamu. Dengan begitu, kamu siap bertanggung jawab dan resiko gagal tanpa menyalahkan orang lain.

Penulis buku inspiratif The success principles, Jack Canfield. Prinsip beliau tergambar dalam tulisannya, "Jika Kamu Ingin Sukses Dalam Hidup Ini Kamu Harus Menerima Tanggung Jawab 100% Untuk Semua Yang Terjadi"

Penerimaan tanggung jawab ini termasuk kualitas perjuangan, hasil yang kamu buat, kebahagiaan, tingkat keberhasilan, kesehatan kamu, bakat yang kamu kembangkan, tujuan hidup yang kamu pilih, kondisi kesehatan, banyaknya hutang dan pendapatan, nilai ujian, perasaan kamu, penerimaan kegagalan dan semuanya. 

Karena diri sendirilah (bukan orang lain) yang mengendalikan pikiran, perilaku, tindakan, dan tanggapan pada segala sesuatu yang terjadi. Semua bentuk ikhtiar ini tak bisa dikendalikan oleh sekitarmu. Kamulah yang harus bertanggung jawab 100% atas hidupmu.

Tidak mudah untuk melakukan hal tersebut. Apalagi Ketika kegagalanmu diketahui dunia, sangat sulit menjernihkan pikiran sehingga kebanyakan manusia sering mencari celah untuk menyalahkan orang lain.

Atau, menyalahkan sesuatu yang tidak disukai, menyalahkan waktu, uang, dukungan keluarga, sekolah, teman, musuh, media, akses atau apapun disalahkan bahkan yang paling ekstreamnya adalah menyalahkan Tuhan. 

Sehingga masalah utama tidak pernah mau dilirik, yakni diri sendiri. Hal ini pernah disampaikan oleh George Bernard Shaw, seorang penulis dan peraih nobel sastra (1925). Katanya, "Orang-orang selalu menyalahkan keadaan. Aku tidak percaya akan hal ini. Mereka yang hidup di dunia ini adalah mereka yang berdiri tegak dan mencari keadaan yang mereka inginkan dan jika mereka tidak berhasil menemukanya, mereka menciptakan keadaan tersebut".

Untuk menyadari kesalahan diperlukan evaluasi dan muhasabah diri, itu bukan berarti bersikap menghakimi atau menyalahkan diri sendiri. Tetapi Menelaah hikmah yang bisa kamu petik dan panen. 

Inilah waktu yang tepat untuk mengambil pelajaran berharga supaya lebih baik. Dalam kegagalan (permasalahan) yang diperlukan adalah solusi. Dan solusi bisa ditemukan di dalam diri kamu sendiri. Jawabannya sederhana: Inilah hidupmu!

Saatnya melihat diri untuk menjawab mengapa kamu tidak dapat menciptakan hasil yang kamu inginkan? Karena kamu yang menciptakan kualitas hidup dan mengarahkannya pada hasil yang kamu buat.

Tetapi berbeda jika kamu menyalahkan dengan sesuatu yang tidak kamu sukai atau orang lain dan mencari celah. Ini sangat berbahaya. Kamu bisa saja terpuruk dan fokus pada dendam yang kamu ciptakan sendiri, menumpuk-numpuk alasan lebih banyak. Sehingga Kamu melakukan dua kegagalan tanpa kamu sadari. 

Semakin kamu menyalahkan orang lain, semakin kamu terlihat menyedihkan dan itu menjadi bukti betapa lemahnya dirimu. Jika seperti itu, diam jauh lebih elegan daripada sibuk menghakimi dan mengumbar kesalahan orang lain kemudian lupa bercermin. Satu hal lagi, Ketika kamu menyalahkan orang lain, kamu menyianyiakan kekuatan untuk berubah lebih baik dan membuat rencana baru.

Berusahalah untuk ikhlas, sadar bahwa tak semua hal yang kamu perjuangkan terjawab hari ini. Tidak perlu menyalahkan waktu dan perasaan bahkan orang lain.  

Jika memang itu ingin kamu perjuangkan, upayakanlah sampai akhir. Berhentilah menyalahkan keadaan, kamu harus percaya bahwa Tuhan lebih tahu apa yang kamu butuhkan.

Memangnya kenapa kalau kamu gagal? Apakah ini hal yang memalukan? Memangnya kenapa kalau kamu hari ini menangis? Padahal dongeng kehidupan orang sukses yang diceritakan adalah berkali-kali kegagalannya. 

Kamu tidak merasakan sendiri. Memang tahapannya seperti itu: gagal lalu berhasil. Cara meraihnya dengan terus berproses. Bahkan buku inspiratif The success principles, ditolak lebih dari 130 kali oleh penerbit sampai akhirnya bisa diterbitkan.

Selain itu, visi bukan hanya sebuah lamunan tapi eksekusi sehingga tidak menjadi hayalan bahkan mimpi buruk karena tidak diperjuangkan. Butuh keberanian untuk mewujudkan mimpi. 

Dan visi adalah penentu jalan. Visi yang sesungguhnya bukanlah tulisan teratur berirama sehingga orang terpana. Karena banyak orang yang memiliki visi tetapi tidak memiliki keberanian dalam mengambil tindakan terhadap visi yang dibuatnya.

Darimana datangnya inspirasi, dari visi turun ke kerja keras tanpa henti. Jadilah orang gigih dan bertahan dengan visi yang kamu buat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun