Bukan bayaran di dunia, melainkan bayaran di akhirat. Mungkin kata-kata tersebut yang cocok dengan kisah inspiratif ini. Umi Luthfiah, seorang guru mengaji di sebuah Taman Pendidikan Alquran (TPA) bernama Al-Ikhlas yang mengajar tanpa bayaran sepeserpun.Â
Sesuai namanya, TPA Al-Ikhlas menghadirkan guru-guru yang mendedikasikan ilmunya dengan ikhlas untuk mendidik serta menjadikan generasi bangsa saleh dan salihah untuk masa mendatang. Ikhlas memberi apa yang mereka dapatkan dengan imbalan pahala untuk investasi di akhirat.
TPA Al-Ikhlas sendiri dibuka pada Juli 2005 dengan jumlah guru yang terbatas. Melihat keterbatasan jumlah pengajar di TPA Al-Ikhlas, Umi Luthfiah pun akhirnya bergabung untuk membantu mengajar di TPA tersebut. "Awalnya hanya ikut-ikutan teman yang ingin membuka TPA Al-Ikhlas, karena pada saat itu guru yang mengajar kurang, akhirnya ikut terjun untuk bantu mengajar," ujar Umi Luthfiah, dalam wawancara yang dilakukan pada hari Jumat, 19/7/2024 di TPA Al-Ikhlas, Jakarta Selatan.
18 tahun mengabdikan diri di TPA Al-Ikhlas bukanlah hal yang mudah, terlebih saat hanya beliau guru mengaji yang tersisa di TPA tersebut. Walau demikian, semangat mengajar tidak pernah padam dalam dirinya, terlebih dengan antusiasme serta dukungan masyarakat sekitar agar TPA Al-Ikhlas tetap berdiri kokoh untuk mendidik anak-anak mereka dalam urusan agama.
Selama berkecimpung di dunia pendidikan agama Islam, berbagai karakter anak dari berbagai umur sudah pernah Umi Luthfiah temukan. Dari anak yang pendiam hingga anak yang hiperaktif pernah beliau tangani. Menghadapi anak-anak seusia muridnya yang masih kecil, bahkan beberapa di antaranya belum memasuki bangku sekolah, mengajar dan membimbing seorang diri bukanlah perkara mudah. Namun, dengan kesabaran yang luar biasa, Umi Luthfiah mampu melewati tantangan tersebut.
Kehadiran TPA Al-Ikhlas menuai respon yang positif dari masyarakat sekitar. Salah satu orang tua murid mengatakan bahwa dirinya sangat terbantu dengan adanya TPA Al-Ikhlas ini yang tidak memungut biaya sepeserpun dari muridnya. Selain itu, di TPA Al-Ikhlas tidak hanya diajarkan cara mengaji, tapi juga diajarkan berbagai doa harian, surah-surah pendek dalam Alquran, bahasa Arab, dan berbagai pengetahuan tentang agama Islam yang sebelumnya belum mereka ketahui.
Bukan hanya orang tua murid yang merasa senang dengan adanya TPA gratis ini, murid-murid yang belajar di TPA Al-Ikhlas pun ikut merasakan euforia tersebut. "Seru dan senang karena dapat banyak teman baru dan dapat pengetahuan baru," ucap Alesha, murid TPA Al-Ikhlas, dalam wawancara yang dilakukan pada hari Jumat, 19/7/2024 di TPA Al-Ikhlas, Jakarta Selatan.
Seperti kata pepatah, mati satu tumbuh seribu. Hilang murid satu, datang seribu murid baru. Begitulah kira-kira gambaran TPA Al-Ikhlas yang selalu ramai dengan kedatangan murid baru setiap tahunnya. Banyak orang tua yang memilih memasukkan anaknya ke TPA Al-Ikhlas untuk mempelajari ilmu agama. Bahkan beberapa diantaranya memilih memindahkan anaknya dari TPA lain ke TPA Al-Ikhlas.
Dengan variasi mengajar yang diterapkan oleh Umi Luthfiah, membuat murid-murid TPA Al-Ikhlas tidak bosan untuk menuntut ilmu agama di TPA tersebut. Sesekali Umi Luthfiah akan memberikan tugas menulis dan mewarnai untuk melatih keterampilan menulis dan kreativitas anak-anak.Â
Selain itu, Umi Luthfiah juga akan mengajarkan murid-muridnya bagaimana pelaksanaan atau tata cara salat yang benar. Mereka juga diajarkan untuk menghafal surah-surah pendek yang dapat digunakan dalam salat.Â
Di TPA Al-Ikhlas terdapat beberapa kegiatan lain yang sesekali dilaksanakan, diantaranya adalah lomba cerdas cermat, kuis berhadiah, dan acara penutupan pengajian yang dilengkapi dengan berbagai rangkaian acara yang menarik. Perlu ditekankan bahwa acara penutupan pengajian yang dilaksanakan setiap tahun sebelum bulan Ramadan bertujuan untuk menyenangkan murid-murid saja, jadi tidak merujuk ke hal lain yang mengacu kepada bid'ah.Â
Jika kalian bertanya, dari mana asalnya dana yang digunakan untuk acara-acara tersebut? Jadi, dana yang digunakan untuk pelaksanaan setiap acara didapatkan dari infak Jumat murid-murid. Apa mereka berikan untuk infak di setiap hari Jumat akan kembali lagi ke mereka.
Saat ini Umi Luthfiah tidak mengajar seorang diri, terdapat beberapa guru tambahan yang sesekali ikut membantu beliau mengajar di TPA Al-Ikhlas. Guru-guru tambahan tersebut merupakan murid dari Umi Luthfiah yang sudah lebih dulu belajar di TPA Al-Ikhlas. Mereka tidak setiap hari mengajar di TPA Al-Ikhlas karena mereka saat ini sedang melaksanakan pendidikan di perkuliahan. Jadi jadwal mengajar mereka akan menyesuaikan dengan jadwal mereka kuliah.
Walau saat ini sudah ada beberapa tenaga tambahan, Umi Luthfiah tetap berharap bahwa kedepannya dapat menambah tenaga pengajar, mengingat murid-muridnya yang terus bertambah. Dan tentu mereka yang nantinya menjadi pengajar di TPA Al-Ikhlas adalah mereka yang mau mengamalkan ilmu yang didapatkan dengan ikhlas tanpa bayaran.
Â
Penulis: Lisda Dwi Nasywa, Mahasiswi semester 2 Program Studi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H