Mohon tunggu...
Lisda Dwi Nasywa
Lisda Dwi Nasywa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik UIN Jakarta

Saya memiliki hobi membaca cerita fiksi dan menulis. Dan sampai saat ini, saya masih terus belajar untuk menjadi penulis yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Retorika Dakwah: Membuat Pesan yang Menarik, Informatif, dan Persuasif

25 Juni 2024   17:07 Diperbarui: 25 Juni 2024   17:09 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Syamsul Yakin dan Lisda Dwi Nasywa (Dosen dan Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Retorika digunakan dalam dakwah untuk membuat pesannya menarik, informatif, dan persuasif. Retorika adalah seni komunikasi verbal dan nonverbal yang memastikan pesan disampaikan dengan baik, dan membantu menyajikan isi ceramah yang berbobot dengan menggunakan bahasa baku dan berbasis data. Selain itu, retorika membantu membuat pesan dakwah menjadi informatif, persuasif, dan rekreatif, sehingga menjadi mudah diterima dan dipatuhi oleh penonton. 

Sangat penting untuk mempraktikkan pathos, logos, dan ethos dalam dakwah sesuai dengan konsep retorika Aristoteles. Hal ini meningkatkan kualitas dai dan menghasilkan respons positif dari pendengar. Selain itu, dengan memperkenalkan komunikasi nonverbal melalui perangkat digital, retorika dakwah juga mempertimbangkan pertumbuhan mad'u di internet.

Dalam dakwah, tahapan retorika seperti penemuan, penyusunan, gaya, memori, dan penyampaian sangat penting. Namun, dakwah yang hanya berfokus pada aspek retorika dan digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, seperti prestasi politik atau pencapaian ekonomi, tidak boleh dilakukan. Dakwah harus tetap menjadi ibadah dan amanah langit yang bermanfaat bagi orang-orang baik di dunia maupun akhirat. 

Dalam dakwah, niat yang benar dan keinginan untuk mendapatkan ridha Allah harus menjadi landasan utama. Dakwah dapat kehilangan esensinya jika diubah menjadi retorika semata. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami apa yang membedakan dakwah yang benar-benar menggunakan retorika dari dakwah yang hanya menggunakannya sebagai alat eksploitasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun