Mohon tunggu...
lisda mustahidah
lisda mustahidah Mohon Tunggu... Guru - MAHASISWA UNDIRA FAKULTAS MANAJEMEN BISNIS

bermain bulu tangkis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Quiz 11 Matkul Leadership Proff Apollo - Lisda Mustahidah - 111211225

26 November 2024   22:54 Diperbarui: 26 November 2024   23:19 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism karya Max Weber menelaah kaitan antara etika Protestan, khususnya Calvinisme, dan munculnya kapitalisme modern. Ia menyatakan bahwa nilai-nilai Protestan membentuk etos kerja yang mengutamakan ketekunan, penghematan, dan perilaku ekonomi yang logis, yang secara tidak langsung mendukung ekspansi kapitalis. "Tesis Weber" ini berpendapat bahwa makna spiritual dari pencapaian duniawi berkaitan erat dengan pencarian ekonomi, yang menyebabkan perubahan budaya di mana pencapaian dianggap sebagai indikasi rahmat ilahi. Dengan demikian, Weber mengkritik sudut pandang Marx dengan menunjukkan bahwa agama dapat mendukung kapitalisme alih-alih hanya mencerminkan kondisi ekonomi.

Proff apollo
Proff apollo


Max Weber dalam "Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme" menyatakan bahwa perilaku sosial dapat dikelompokkan menjadi dua jenis utama: rasional dan non-rasional.
1. Rasional: Tindakan ini fokus pada efisiensi dan perhitungan untuk mencapai tujuan, misalnya mencari keuntungan finansial (rasionalitas instrumental) .
2. Non-rasional: Ini meliputi tindakan yang tidak memikirkan keuntungan atau kerugian, seperti kegiatan hobi dan tradisi, yang dipicu oleh kebiasaan atau perasaan.
Weber menyoroti pentingnya memahami alasan di balik perilaku sosial untuk menjelaskan perubahan sosial.

Proff apollo
Proff apollo


Tindakan rasional menurut Max Weber terbagi dalam dua kategori utama:
1. Tindakan Rasional Instrumental: Ini merupakan tindakan yang bersifat perhitungan dan strategis, di mana individu memilih cara paling efektif untuk mencapai tujuan tertentu, seperti keuntungan atau hasil yang diinginkan. Tindakan ini melibatkan perhitungan logis dan berfokus pada efisiensi serta hasil.
2. Tindakan Rasional Berorientasi Nilai: Tindakan ini didorong oleh dedikasi pada nilai-nilai tertentu, seperti etika atau keyakinan terhadap organisasi dan komunitas. Meskipun tidak selalu mempertimbangkan keuntungan, tindakan ini tetap rasional dalam konteks mencapai nilai-nilai tersebut.
Weber juga mengenali tindakan afektif dan tradisional sebagai jenis non-rasional yang lebih menekankan emosi dan kebiasaan.

Proff apollo
Proff apollo


Diskursus Kepemimpinan: Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme -- Max Weber

Diskursus kepemimpinan yang dikemukakan oleh Max Weber dalam "Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme" mencakup analisis mendalam mengenai struktur sosial, motivasi individu, serta interaksi antara kekuasaan dan otoritas. Berikut adalah beberapa poin penting yang berhubungan dengan diskursus ini:

 Otoritas vs. Kekuasaan
Max Weber membedakan antara otoritas dan kekuasaan dalam teori sosiologinya. Otoritas merujuk pada legitimasi formal yang memberikan hak untuk memerintah atau memimpin, sementara kekuasaan adalah kemampuan untuk memengaruhi tindakan orang lain, terlepas dari ada atau tidaknya legitimasi yang sah.

 Ciri-Ciri Power (Kekuasaan):
- Power adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk merealisasikan kehendak mereka meskipun ada perlawanan atau penolakan dari pihak lain.
- Power dalam interaksi sosial memungkinkan individu untuk mencapai tujuan mereka meski menghadapi penolakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun