Mohon tunggu...
Lisa Yunitha
Lisa Yunitha Mohon Tunggu... Lainnya - Freelance

Senang menulis dan literasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dari Dia yang Bernama Toleransi Itu

6 September 2024   10:10 Diperbarui: 6 September 2024   11:30 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kami ini, kami anak negeri ini

Diatas tanah tumpah darah leluhur kami tempati

Tanah yang dia rebut berdarah darah

Bumi yang dia pertahankan hingga habis darah

Dan kami ini ingin jaga darah

Tak ingin lagi ada tumpah darah

Betul kita berbeda kawan

Tapi Bukan untuk saling lawan

Benar kita berananeka teman

Tapi bukan untuk saling serang

Itu dia si tukang sulut

Dia tertawa jika kita jadi musuh

Dia terkekeh ketika kita saling sikut

Dia bersorak saat kita saling tinju

Hatinya penuh belenggu angkuh

Memakai topeng dan suka adu

Dia Bersorak ketika lihat kita berseteru

Lalu sembunyi tangan setelah lempar batu

Kawan

Kebhinekaan ini betul

Keseragaman itu unik

Tapi keberagaman jauh lebih menarik

Hei Persada..

lama sudah kutunggu cahaya itu

Dan Hari ini kulihat cahayamu rindu

Berbinar ditengah redup awan biru

Menyalakan terang lantera jiwa dalam syadu

Dia bernama toleransi itu

Sejukan hati si penunggu damai

Gelakan tawa si pereda badai

Riang menyongsong esok penuh damai

Dalam semarak sukacita ingin digapai

Indonesia, sukacita ini

Dari dia yang bernama toleransi itu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun