Kami ini, kami anak negeri ini
Diatas tanah tumpah darah leluhur kami tempati
Tanah yang dia rebut berdarah darah
Bumi yang dia pertahankan hingga habis darah
Dan kami ini ingin jaga darah
Tak ingin lagi ada tumpah darah
Betul kita berbeda kawan
Tapi Bukan untuk saling lawan
Benar kita berananeka teman
Tapi bukan untuk saling serang
Itu dia si tukang sulut
Dia tertawa jika kita jadi musuh
Dia terkekeh ketika kita saling sikut
Dia bersorak saat kita saling tinju
Hatinya penuh belenggu angkuh
Memakai topeng dan suka adu
Dia Bersorak ketika lihat kita berseteru
Lalu sembunyi tangan setelah lempar batu
Kawan
Kebhinekaan ini betul
Keseragaman itu unik
Tapi keberagaman jauh lebih menarik
Hei Persada..
lama sudah kutunggu cahaya itu
Dan Hari ini kulihat cahayamu rindu
Berbinar ditengah redup awan biru
Menyalakan terang lantera jiwa dalam syadu
Dia bernama toleransi itu
Sejukan hati si penunggu damai
Gelakan tawa si pereda badai
Riang menyongsong esok penuh damai
Dalam semarak sukacita ingin digapai
Indonesia, sukacita ini
Dari dia yang bernama toleransi itu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H