Mohon tunggu...
Lisa Yunitha
Lisa Yunitha Mohon Tunggu... Lainnya - Freelance

Senang menulis dan literasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pesan Menyentuh Paus Fransiskus: Berdoa Juga untuk Saya dengan Hati yang Senang

5 September 2024   08:04 Diperbarui: 5 September 2024   08:19 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap memberi sakramen pengakuan saya selalu bertanya, apakah anda bersedekah? Lalu apakah anda menyentuh orang yang diberi sedekah dan memandang ke dalam mata mereka? Ini yang dinamakan mengembangkan jaringan kasih. 

Ada juga orang yang takut berbela rasa dianggap sebagai kelemahan, sebaliknya dianggap sebagai keutamaan dan kelicikan dalam melayani diri sendiri dengan menjaga jarak dengan orang lain dan tidak mau disentuh. Mereka berpikir mereka lebih cerdas dalam mencapai tujuan tertentu. Ini adalah salah dalam realita. Setan selalu ada dalam saku kita.

Yang membuat dunia bergerak maju adalah bukan kepentingan pribadi, karena ini malah memecah belah kesatuan. Hidup harus merupakan persembahan kasih kepada sesama, bela rasa harus melihat pada terang kasih dan mata hati.

Ketika memasuki katedral jakarta, saya melihat interior dan lukisan serta pahatan wajah Bunda Maria yang menyangga di setiap tiang gereja. Ini menunjukan betapa Maria sebagai Ikon hidup dan dasar kita mencapai Allah. Bunda Maria Bunda Allah sejatinya harus menjadi tiang batin kita agar bisa setia kepada Allah.

Akhir kata saya mengucapkan terima kasih untuk keramahan indonesia , terima kasih untuk Konferensi Wali Gereja Indonesia dan jangan lupa berdoa juga untuk saya dengan senang hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun