Setiap memberi sakramen pengakuan saya selalu bertanya, apakah anda bersedekah? Lalu apakah anda menyentuh orang yang diberi sedekah dan memandang ke dalam mata mereka? Ini yang dinamakan mengembangkan jaringan kasih.Â
Ada juga orang yang takut berbela rasa dianggap sebagai kelemahan, sebaliknya dianggap sebagai keutamaan dan kelicikan dalam melayani diri sendiri dengan menjaga jarak dengan orang lain dan tidak mau disentuh. Mereka berpikir mereka lebih cerdas dalam mencapai tujuan tertentu. Ini adalah salah dalam realita. Setan selalu ada dalam saku kita.
Yang membuat dunia bergerak maju adalah bukan kepentingan pribadi, karena ini malah memecah belah kesatuan. Hidup harus merupakan persembahan kasih kepada sesama, bela rasa harus melihat pada terang kasih dan mata hati.
Ketika memasuki katedral jakarta, saya melihat interior dan lukisan serta pahatan wajah Bunda Maria yang menyangga di setiap tiang gereja. Ini menunjukan betapa Maria sebagai Ikon hidup dan dasar kita mencapai Allah. Bunda Maria Bunda Allah sejatinya harus menjadi tiang batin kita agar bisa setia kepada Allah.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih untuk keramahan indonesia , terima kasih untuk Konferensi Wali Gereja Indonesia dan jangan lupa berdoa juga untuk saya dengan senang hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H