KIP (Kartu Indonesia Pintar) Wadah menuju Merdeka Belajar, Persembahan Bhakti menuju perayaan 79 tahun Kemerdekaan Indonesia
Long life Education (pendidikan sepanjang hayat) sebuah frasa lama yang memiliki relevansi yang tidak berkurang hingga kini. Bahwasanya setiap warga negara berhak atas pendidikan yang layak, dan ini tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 pasal 31 ayat 1 dan kemudian secara terperinci dijelaskan dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Untuk mencapai Indonesia maju, masalah pendidikan harus menjadi projek kerja bersama dari beberapa elemen, diantaranya Pemerintah, NGO, dan orangtua. Perlahan tapi pasti masalah kesenjangan pendidikan ini mulai dibenahi. Kita bisa mendengar atau bahkan mengalami sendiri begitu gencarnya pemerintah dan sangat transparan mengusahakan pemerataan pendidikan dari sabang sampai merauke, mulai dari Miangas sampai pulau Rote dengan program KIP yang berkesinambungan, dari jenjang SD hingga perguruan tinggi. Program KIP sungguh sangat dirasakan manfaatnya terutama bagi masyarakat kelas menengah ke bawah yang mencita citakan pendidikan layak dan berkualitas.
Pemerataan pendidikan yang dahulunya hanya menjadi wacana, kini menjadi “dream come true” atau mimpi yang menjadi kenyataan anak pelosok kebanyakan. Betapa tidak, alasan financial yang kebanyakan menjadi pemicu tingginya angka Drop Out pada masa lampau bukan lagi menjadi alasan seseorang untuk merajut mimpinya.
Pemerintah melalui program KIPnya, memiliki dua kategori, yakni PIP untuk siswa siswi jenjang SD,SMP,SMA dan KIP kuliah untuk jenjang perguruan tinggi.
Melansir data yang dipublish di laman resminya puslapdik.kemdikbud.go.id , hingga maret 2024 sebanyak 9,7 juta siswa tersebar di seluruh indonesia sudah memperoleh PIP dan sebanyak 161.953 mahasiswa penerima KIP kuliah sudah merasakan manfaat KIP kuliah di kurun waktu tahun 2023 saja. Hebatnya lagi sebaran KIP dan PIP ini bukan saja diperuntukan bagi sekolah negeri tapi diperuntukan juga untuk sekolah dan perguruan tinggi swasta.
Untuk wilayah indonesia Timur misalnya, yang dahulu kala terkesan selalu dinomorduakan sekarang sudah bisa merasakan keadilan sosial itu. Menurut data pip.kemdikbud.go.id tahun 2023 sebanyak 357.897 penerima PIP untuk propinsi NTT, 230.239 NTB 15.764 papua barat, dan 137.421 penerima propinsi sulawesi tengah. Untuk lebih terperincinya bisa diakses di laman resmi https://pip.kemdikbud.go.id/penyaluran/kabupaten
dan untuk rincian sebaran KIP kuliah bisa di akses pada https://dashboard-lldikti6.kemdikbud.go.id
Melihat banyaknya jumlah penerima KIP yang cukup signifikan ini masyarakat indonesia, khususnya indonesia wilayah timur sudah bisa tersenyum sumringah, karena kemandirian dan kebebasan dalam belajar yang selama ini dimimpikan bisa diwujudnyatakan
Benar bahwa bangsa yang maju harus memiliki kualitas SDM yang handal dalam pendidikan yang mencakup pendidikan akademik, sosial, spiritual dan emosional, dan dukungan finansial harus bisa berdampingan dalam mewujudnyatakan itu, dan KIP sudah membuatnya itu menjadi nyata. Terima Kasih KIP, terima kasih indonesia, ibu bumi yang tidak pernah ingkar janji.