Mohon tunggu...
Lisa Watt
Lisa Watt Mohon Tunggu... -

Bercita-cita jadi penulis terkenal seperti J.K. Rowling dengan quotenya yang indah "I really don't believe in magic".

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Vanath: SBY Saja Saya Lawan, apalagi Cuma Petinggi Polri di Maluku

5 Februari 2014   14:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:08 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13915841431254417391

Memang luar biasa putra Maluku satu ini, pasca kekalahannya pada Pilkada Maluku putaran kedua lalu, iapun kembali ke singgasananya di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) sebagai Bupati. Tanpa beban, Abdullah Vanath berpidato dihadapan seluruh warga SBT dalam rangka merayakan HUT Ke-10 kabupaten yang berjuluk “Ito Watu Nusa” itu.

Pidato berdurasi lebih dari setengah jam yang berbau provokatif itu, telah beredar luas di kalangan masyarakat SBT. Dalam pidatonya, Vanath juga menyindir semua rival politiknya termasuk salah satu petinggi Polri di Maluku.

[caption id="attachment_293918" align="alignright" width="323" caption="(dok. pribadi)"][/caption] Berikut isi pidatonya :

  • Malam tanggal 29 Desember 2013 sekitar pukul 02.00 WIT dinihari, Vanath kedatangan tamu tak diundang dengan maksud memberi tekanan kepada dirinya agar masalah Pilkada Maluku tidak lagi berujung ke Mahkamah Konstitusi (MK). “Saya diancam ditangkap, bila kasus Pilkada Maluku ke MK.  Karena saya terlibat korupsi gratifikasi Rp 2,5 miliar.  Saya bilang, kepada tamu tak diundang itu. Kamu kirim salam buat orang yang menyuruh kamu kesini. Bilang yang bersangkutan dia gertak salah orang.  Kalo gertak orang lain, tapi jangan gertak saya,” teriak Vanath di atas mimbar. Keesokan harinya surat kabar lokal langsung memberitakan tentang Bupati SBT menerima gratifikasi Rp 2,5 miliar. “Itu cerita dolo-dolo. Kalau saya benar terima uang gratifikasi proyek Bandara Kufar Rp 2,5 miliar, suruh hukum atau polisi tangkap saya. Kenapa harus ditulis di koran-koran,” dalih Vanath dihadapan warga SBT. “Mereka pikir mereka itu siapa, mau datang menekan-nekan dengan ancaman. Saya tidak pernah takut siapapun, termasuk orang yang menyuruh tamu tak diundang itu,” teriaknya membakar warga SBT yang hadir diacara HUT ke-10 SBT itu. “Apa urusannya bupati kalian ini dengan dana Rp. 50 miliar untuk proyek bandara Kufar. Apa kewenangannya, kalau uangnya dari pusat dikelola di Dinas Perhubungan Provinsi. Berarti kalian bisa menentukan siapa yang jadi pemenang. Tidak ada cerita itu. Kepala Desa saja dijamin ongkos Rp. 10 juta disuruh tanda tangan kwitansi tidak berani, apalagi bupati kalian dikasih Rp. 2,5 miliar disuruh tanda tangan, beta seng tanda tangan,” kilahnya mencoba membersihkan nama baiknya di mata warga SBT.
  • Vanath pun dengan lantang berteriak, sudah delapan tahun lebih dirinya diberitakan korupsi dan di demo hampir setiap hari, tapi sampai dengan detik ini para penegak hukum jaksa dan polisi tidak berani memanggil dirinya untuk diperiksa. “Kenapa demikian? Karena tidak ada satu pun bukti yang dimiliki jaksa mapun polisi yang dapat membuktikan saya terlibat dalam setiap kasus yang ditulis di koran maupun di demo,” katanya. “Saya bukan orang suci. Saya manusia biasa ,tetapi saya tidak boleh mati muda. Saya politisi muda yang menjadi harapan banyak orang, oleh karena itu saya tidak boleh rusak terlalu cepat. Benar atau tidak? Karna kalau saya habis hari ini, apakah ada orang lain yang bisa menggantikan saya untuk menjadi harapan bagi banyak orang,” terangnya.
  • Menurutnya, orang Maluku semua mengetahui politisi muda yang berani menentang ketua Demokrat Presiden SBY hanya dirinya seorang. “Sejarah mencatat bahwa saya satu-satunya politisi muda Maluku yang berani melawan Ketua Demokrat Presiden SBY,” ujarnya.
  • Dibagian lain pidato Vanath, dia menyindir seorang politisi asal SBT. Tanpa menyebutkan nama, dia mengancam akan siap bertempur melawan politisi itu. “Tidak ada nama kalian di dalam tempat politik Maluku. Di lokal saja berkali-kali saya kalahkan. Ini saya ajak perang. Kalau selama ini saya menjaga omongan itu karena saya menjaga keseimbangan. Kita diam, mereka anggap diri paling hebat,” sindirnya tanpa menyebut nama politisi itu. Dia mengaku, selama ini mereka bertindak seolah-olah paling hebat dan jago. “Tapi saya katakan besok tidak lagi.  Besok, anda jual saya beli.  Anda angkat parang saya hajar kamu. Jangan memprovokasi orang yang paling jago disini. Jangan jago hanya di kampong-kampong seperti kambing, tapi keluar dan tunjukkan kemampuan intelektual dengan orang luar,” cibir Vanath. Menurutnya, ini merupakan pernyataan perang dirinya terhadap politisi itu. “Besok anda datang saya layani kamu. Jangan gertak saya dengan parang, saya lebih jago pegang parang dari anda,” tantang Vanath.

Demikianlah beberapa isi pidato Jagoan Maluku dari SBT, yang dengan arogannya dihadapan masyarakatnya sendiri mencoba untuk memutarbalikkan fakta dengan cerita kedatangan tamu tak diundang (aparat penegak hukum) di kediamannya padahal faktanya meski dirinya mengajukan gugatan ke MK, amar putusannya pun ditolak seluruhnya oleh majelis hakim konstitusi. Link1

Sementara berbagai isu korupsi yang menimpa dirinya, hanya tinggal menunggu waktu saja Link2, Link3 jadi tidak perlu lagi berdalih untuk membersihkan nama baiknya di hadapan masyarakat SBT, tunggu saja surat panggilannya.

Yang lebih lucu lagi, Vanath tidak berkenan mati muda karena masih berambisi menjadi pemimpin Maluku di masa mendatang (kemungkinan besar di Lapas Klas II Ambon). Dengan bangganya Vanath sesumbar menjadi satu-satunya orang Maluku yang berani melawan Presiden SBY sebagai Ketua Partai Demokrat Link4 akibat tidak bisa menahan birahi politiknya untuk menguasai Maluku dalam genggamannya. Dan secara terangan-terangan menantang rival politiknya (MANDAT) layaknya seorang jagoan pasar, “Anda jual, Saya beli”. Politisi macam apa itu, apa yang diharapkan oleh masyarakat Maluku dari dirinya. Mau dibawa kemana Maluku jika dirinya menjadi pemimpin. Baru jadi calon gubernur saja, main pukul. Link5

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun