Dan masih banyak contoh kebajikan yang telah papa lakukan. Semua membekas di dalam ingatanku.
Papaku adalah seorang pedagang sembako. Disaat mengetahui harga barang akan naik, semua teman seprofesi papa, buru-buru menimbun barang. Tetapi papa tidak demikian.
Masih ingat kala itu susu bayi  yang ngetop di jamannya langka. Papa masih menjual dengan harga lama. Saya kembali bertanya kepada papa, "Mengapa Papa masih menjual dengan harga lama? Bukankah barangnya langka?"
Seperti biasa dengan tersenyum papaku menjawab ,"Nak! Mengapa kamu begitu polos? Kalau  orang tua tidak ada makanan tidak apa-apa. Masih banyak makanan pengganti. Tetapi kalau bayi tidak ada makanan, orang tuanya bisa murka. Kampung kita bisa rusuh jika para bayi  tidak punya makanan."
"Hmmm..ternyata Papaku seorang pahlawan ya. Beliau menjaga kampungku supaya tidak rusuh dalam diam." Batinku
Setelah tamat Sekolah Menegah Atas, dan akan keluar kota. Kembali papaku berpesan, "Nak! Andai suatu  hari kamu sudah kerja, kerjalah yang serius dan banyak-banyaklah menolong teman."
"Mungkin saat itu akan ada yang menilaimu bodoh, bahkan ada yang akan memanfaatkan  kamu. Tapi ingatlah 'Dengan memudahkan orang lain maka kamu memudahkan diri kamu sendiri."
Papaku lantas menceritakan sebuah kisah kepadaku.
Suatu hari ada seorang  pegawai yang sangat rajin. Teman-teman sekantor sering memanfaatkannya. Bahkan teman-teman sekantor melabel  si pegawai dengan nama 'Si Bodoh'.  Buat apa serajin itu , toh gajinya tetap segitu juga.
Sampailah saat dimana pimpinan perusahan akan pensiun, beliau menunjuk si pegawai rajin ini sebagai pengganti.  Pimpinan  itu tidak bodoh, mereka bisa melihat mana yang serius dan rajin dan mana yang asal-asalan."
"Jadi ingatlah pesan Papa. Dengan membantu orang lain, secara tidak langsung, kamu sedang membantu diri Anda sendiri!"
Setelah saya menikah dan sampai  hari ini setiap saya mengunjungi papaku. Beliau selalu bertanya, "Apakah mertuamu sehat? Perlakukanlah beliau dengan baik ya."