Setelah buku antologi pertama saya dengan judul yang sama terbit di bulan Januari 2022 lalu , kini buku antologi kedua saya dengan judul "Bunga Rampai Suka Duka Menuju ASN Jilid 2" kembali hadir.
Masih dengan kurator Bapak Sigid Purwo Nugroho, S.H., S.Pd., editor Ibu Sri Sugiastuti, desain sampul Bapak Yassin Cahyo Ramadhan, dan penerbit Oase Pustaka Sukoharjo – Jawa Tengah. Penerbitan sempat terkendala dalam hal izin ISBN karena aturan baru yang membatasi penerbitan buku. Namun, alhamdulillah dengan semangat para penulis dan khususnya tim akhirnya buku ini sampai ke tangan para pembaca mulai Mei 2022.
Bersama 25 penulis seluruh Indonesia, buku ini menceritakan perjuangan para pejuang NIP. Pada buku antologi Bunga Rampai Suka Duka Jilid 2, para penulis diperluas oleh kurator sehingga bukan hanya mereka yang bergelut di dunia pendidikan saja namun, lintas bidang juga hadir membagikan pengalaman hidup mereka dalam perjuangannya mendapatkan status ASN.
Harus disadari profesi ASN masih menjadi primadona di lingkungan masyarakat kita. Hal ini dapat terlihat jelas saat pembukaan seleksi ASN, formasi yang diperebutkan sangat timpang jauh dari jumlah peserta yang mengikuti seleksi. Setiap tahun terus terjadi persaingan ketat untuk mendapatkan formasi ASN.
Seleksi ASN yang diusung pemerintah khususnya guru tahun 2021 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. ASN Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) menjadi pilihan pemerintah untuk menyelesaikan masalah kesejahteraan guru honorer di Indonesia.
Walaupun hasil seleksi PPPK formasi guru tahun 2021 yang telah dilaksanakan belum berpihak kepada seluruh guru namun, pastinya membawa harapan baru untuk para guru yang lulus seleksi PPPK ini. Kini..sebagian daerah sedang menunggu proses pelantikan ASN PPPK.
Seperti yang telah diceritakan pada artikel sebelumnya, dari 97 guru yang telah dilantik di Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akhir April 2022 lalu menyisakan kisah haru. Salah seorang yang hadir adalah Ibu Sutinah, PPPK Guru yang dilantik berusia 58 tahun. Saat bertemu beliau, saya membayangkan ibu sendiri. Kalian pasti bisa membayangkan bagaimana perasaan saya saat itu ?!!
Jika di flasback, pertemuan pertama kali dengan Ibu Sutinah saat kami menyiapkan pemberkasan di Rumah Sakit Jiwa Provinsi dan dilanjutkan ke kantor Polres. Kala itu tidak banyak yang saya tanyakan karena tertutupi akan rasa kagum, bahagia, dan sedih campur jadi satu.
Gumam dalam hati, Ibu Sutinah harus menjadi inspirasi dalam buku antologi kedua nanti. Alhamdulillah..ketika menyampaikan niat ini, Ibu Sutinah menyambut baik bahkan Ibu Sutinah bersedia meluangkan waktu untuk menceritakan perjalanan hidupnya menjadi seorang guru hingga hari ini.
Kisah perjuangan Ibu Sutinah dengan judul “Oasis Menjelang Purnabakti” telah diterbitkan dalam bentuk buku antologi yang berjudul Bunga Rampai Suka Duka Menuju ASN Jilid 2. Buku ini spesial saya persembahkan untuk Ibu Sutinah yang penuh suka duka menjalani profesi mulia ini. Cintanya kepada anak-anak membuat Ibu Sutinah tidak berpikir untuk mendapatkan status dari profesi ini namun, hasil akhir yang didapat ibu hari ini adalah hadiah Allah SWT di masa purnabaktinya.
Terima kasih Ibu Sutinah telah membagikan cerita ini pada para pembaca.
Salam bahagia dan semangat belajar untuk kita semua…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H