Para tokoh itu antara lain mantan Ibu Negara Ny. Sinta Nuriyah Wahid; mantan ketua Mahkamah Konstitusi Mahmud MD; Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan; dan Koordinator Jaringan Gusdurian Alissa Wahid.
Para tokoh yang tergabung dalam Suluh Bangsa juga sudah menemui Presiden Ketiga  RI Bacharuddin Jusuf Habibie untuk membicarakan polarisasi pada rakyat Indonesia. Para elite politik ini hendak memberikan contoh kepada masyarakat untuk meredakan perpecahan ini.
Ketua BPN Prabowo-Sandi, Mardani Ali Sera yang adalah penggagas gerakan #2019gantipresiden sudah mengharamkan tagar tersebut. Serta dari pihak TKN Jokowi-Amin, Abdul Kadir Karding dalam rangka rekonsiliasi politik akan dimulai dengan mempertemukan kedua calon wakil presiden Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno. Katanya "Keinginan ini sudah sama-sama diutarakan kedua belah pihak, tinggal mendorong agar bisa terwujud cepat. Prinsipnya, pertemuan kedua tokoh ini penting untuk membangun kesadaran berbangsa sekaligus merajut persaudaraan lewat ruang dialog."
Sandiaga berkomentar mengenai pemilu jujur adil. Setelah ada pertanyaan perihal sikapnya terhadap Prabowo Subianto soal hasil quick count Pilpres 2019. "Saya nggak punya perbedaan pandangan yang prinsip dan strategis terhadap Pak Prabowo. Saya meyakini bahwa pemilu ini jujur dan adil. Saya meyakini bahwa kinerja para relawan ini harus dihargai," Rabu (24/4/2019).
Para elite politik kontestasi politik Pemilu 2019 sudah memberikan keteladanan serta menunjukkan sikap untuk meredakan polarisasi. Apakah masyarakat mau menerima dan mengikuti ? Atau masih hidup dalam dunia sendiri, tidak peduli persatuan dan kesatuan NKRI ? Para pembaca yang terhormat, silahkan mengambil sikap. Mau ikut "geng provokator" atau pemersatu NKRI ? Â (***)
Artikel ini sudah tayang di pepnews.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H