"Terserah, dia masuk partai tidak. Saya sudah tidak terlalu mengikuti politik.Â
Bahkan sudah diwanti-wanti oleh pasangan agar tidak terlalu memuja Ahok" Wah...wah... mendengar jawaban tipe seperti ini. Tampaknya dia akan menjadi golput pada Pemilu ini.Â
Yah, saya hanya bisa mencoba meyakinkan agar ia memberi kepercayaan kembali kepada pemerintah. Tapi reaksinya hanya diam seribu bahasa.
Si D, pengagum berat BTP tapi tidak mau diketahui oleh publik. Selalu mengikuti video-video BTP di You Tube. Kabar-kabar yang terbaru tentang BTP selalu diceritakan kepada saya dengan rajinnya.Â
Dahulu dia adalah orang yang tidak pernah mencoblos. Akhirnya demi BTP dia mau bangun pagi untuk pergi ke TPS. Setelah pulang, langsung cepat-cepat dihapus tanda tinta di jemarinya. Agar tidak ketahuan jika dia sudah memilih. Ah, mirip secret admirer, bukan?
Saya ajukan pertanyaan ini. Tidak ada jawaban. Sunyi senyap. Bahkan mengalihkan pembicaraan. "Ah, sia-sia", pikir saya. Setelah mendengar BTP masuk partai. Saya coba ajukan pertanyaan ini kembali. Jawabannya "Wah, bisa-bisa Ahok dipilih menjadi menteri kalau Jokowi menang." Wow, jawaban yang mengagetkan. Saya hanya manggut-manggut, mengiyakan. Semoga dia mau memakai hak pilihnya di tahun ini. Karena setiap suara berarti.
Hasil wawancara diam-diam ini tidak mewakili seluruh Ahokers. Karena saya hanya mengambil orang-orang sekeliling saja. Walaupun dari berbagai kalangan. Mulai dari Pengusaha, wartawan sampai karyawan biasa.
Demikian artikel ini saya buat. Semoga bisa memenuhi rasa ingin tahu para pembaca mengenai dinamika dukungan pengagum BTP.
*** Â
Artikel ini sudah tayang di pepnews.com