Ada fenomena baru muncul akibat memanasnya pesta demokrasi yang semakin dekat. Terutama adu mulut di media sosial antara cebong dan kampret. Dua kubu yang senantiasa saling gontok-gontokkan. Bahkan bisa menyebabkan hubungan persahabatan puluhan tahun merenggang dan tak jarang juga berhasil memutuskan tali persaudaraan.
Muncullah semacam juru selamat bagi yang lelah mendengar politik didengungkan tiap harinya di media sosial. Dengan gayanya yang khas, humor khusus untuk orang dewasa. Konten akun media sosial Nurhadi Aldo tersebar luas secara cepat. Karena memang awalnya bertujuan menghibur para warganet untuk kalangan sendiri, tapi ternyata bisa mengakibatkan para penggemar politik yang berbeda pandangan kembali bisa duduk bareng dan tertawa bersama-sama.
Pada Kamis, (10/01/2019), saya berkesempatan mengikuti acara secara langsung di salah satu studio Kompas TV. Acara yang dibawa presenter kawakan Rosi ini, menghadirkan narasumber dari kedua belah pihak politik, Muhaimin Iskandar (Ketum PKB) dan Sudirman Said (Direktur Materi & Debat BPN).Â
Juga ada pihak-pihak netral alias tidak mau memberitahukan siapakah capres pilihan mereka; Maman Suherman (penulis) dan Sujiwo Tejo (seniman), serta Burhanudin Muhtadi, Direktur Eksekutif Indkator Politik sebagai narasumber tim ahli. Namun, bintang utama hari ini tetap Nurhadi, Capres nomor urut sepuluh dari Koalisi Indonesia Tronjal Tronjol Maha Asyik.
Dari acara ini saya baru mengetahui bahwa ada tim pencipta atau istilah kerennya kreator untuk unggahan-unggahan lucu yang dibuat di media sosial dengan menggunakan foto dari Nurhadi yang profesi aslinya adalah tukang urut.Â
Di bagian acara wawancara via telepon salah satu kreator bernama Edwin yang dilakukan oleh Rosianna Silalahi, dia berujar "Lebih baik golput (tidak memilih) daripada tidak ada yang terbaik. Tapi tetap untuk menjadi golput itu tidak dianjurkan". Kurang lebih seperti itu perkataannya. Kami langsung mengambil kesimpulan bahwa dia berseberangan dengan Nur Hadi yang selalu mengingatkan agar tetap menggunakan hak pilih pada saat pemilu nanti.
Untuk mendaftarnya dengan cara menelepon Capres nomor urut sepuluh ini. Nur Hadi piawai menghibur anggota komunitas ini, sehingga tim kreator menghubungi agar dibuatkan laman sosial tapi berbau politik dengan menyalin gaya candaan khas Nur Hadi.
Terbukti hari ini kami disarankan untuk saling menjilat satu sama lain dari pada harus menjilat penguasa. Tanggapan khas Nur Hadi mengenai teori lahirnya dua kubu yang saling berseteru itu akibat menjilat penguasa (masing- masing capres).
Sempat ditanyakan oleh Rosi, mengapa gaya humor yang diterapkan menjadikan segmentasi khusus untuk dewasa. Dijawab oleh Edwin, itu urusan orang tua, merekalah yang harus mengontrol media sosial anak masing-masing.