Sekarang doktrin ini terulang kembali, direproduksi mengikuti masa kini. Tapi sayang tidak semua rakyat tidak menyadari. Bahkan ikut berpartisipasi dan mengamini. Tidak merasa kalau mereka ditunggangi oleh pihak yang sengaja mengambil keuntungan untuk diri sendiri.
Dengan menjual agama kembali. Demi mendapatkan kekuasaan segala suatu dilakoni tanpa melihat hati nurani. Mengakibatkan sebuah bangsa bisa terpecah belah hanya karena ambisi.
Karena tahun ini adalah tahun pesta demokrasi. Silakan tiap warga negara mempunyai jagoannya masing-masing. Saling debat, silahkan tidak ada yang melarang. Tapi tolong gunakan dengan cara yang bersih. Jangan menggunakan data yang tidak benar, apalagi memutarbalikkan fakta.
Saya suka emosi melihat kelakuan yang seperti ini, sehingga muncullah alter ego saya dan berubah menjadi jadi bagian kaum "The Nyinyiers". Saya tahu bahasa Indonesia mereka hebat-hebat. Karena terlalu hebat sampai ada oknum yang bablas jadi mengarang bebas.
Kalau bisa ketika berdebat silahkan ceritakan kehebatan yang diusung. Sehingga, jika dilihat negara luar mereka akan kagum dan bisa berkata "Wah, benar ya. Indonesia adalah negara yang santun dan bermartabat".
Walau berbeda-beda tapi tetap satu. Seperti makna Bhinneka Tunggal Ika, indah bukan?
***
Sumber : 1, 2, 3, 4 , 5 dan Cerita Kecil dari Cikini karangan Kristin Samah, Maria Karsia, Niniel WDA, I. Zubaedi Raqib.
Artikel ini sudah ditayangkan di Pepnews.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H