Mohon tunggu...
Lisa Selvia M.
Lisa Selvia M. Mohon Tunggu... Freelancer - Literasi antara diriku, dirimu, dirinya

Anti makanan tidak enak | Suka ke tempat unik yang dekat-dekat | Emosi kalau nemu hoaks

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Cerita Unik, Lucu dan Tragis yang Dialami Mobil RI-1 & RI-2

11 Januari 2019   05:34 Diperbarui: 11 Januari 2019   05:59 2090
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejarah mencatat, yayasan ini mendirikan Sekolah Rakyat Partikelir Mayumi yang termasuk di dalamnya adalah berbagai sekolah mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

Pada saat itu Bung Karno datang bukan sebagai orang nomor satu di Indonesia. Melainkan sebagai orangtua yang meramaikan ulang tahun sekolah anak-anaknya. Wow, sungguh bapak yang teladan. Jaman sekarang jarang-jarang orang tua murid datang khusus untuk menghadiri ulang tahun sekolah anak-anaknya.

Mobil peristiwa Cikini (Sumber : Berita Foto Jakarta)
Mobil peristiwa Cikini (Sumber : Berita Foto Jakarta)
Akhirnya dia datang dengan iring-iringan rombongan Pasukan Pengaman Presiden (Paspamres) pada era itu. Ikut menikmati kemeriahan acara. "Saat itu saya bertugas menjaga pameran, kakak dan adik-adik saya, lalu Bung Karno mengunjungi saya sebagai orangtua," ujar Megawati saat bercerita kejadian ini.

Bung Karno dikelilingi oleh anak-anak yang hendak bersalaman dan berfoto. Seperti Jokowi di era ini, banyak orang berebut swafoto dengan Pak Presiden. Termasuk saya, pasti ikut antri.

Di tengah-tengah keriaan ada beberapa granat dilemparkan ke arah Bung Karno. Dilakukan sesaat sebelum pulang. Pintu mobil ini sudah dibuka untuk mempersiapkan Bung Karno masuk. Granat pertama yang dilemparkan sempat disangka orang sekitar adalah kembang api sehingga mereka berlarian mendekat.

Dilanjutkan granat kedua di sisi sebelah gedung lalu dari sisi kanan. Bung Karno dengan refleks melindungi anak-anak, berusaha menarik mereka ke bagian belakang mobil yang digunakan sebagai tameng.

Sebuah granat dari jarak 5 meter mengenai mesin, kaca depan pecah dan bagian dalam hancur. Granat terakhir meremukkan sisi sebaliknya. 

Dua pelaku pelempar granat tidak mengenai sasaran karena sempat luluh melihat Bung Karno kewalahan memeluk anak-anak kecil. Berakibat mengenai para murid, warga Cikini serta Paspamres.

"Peristiwa ini tidak akan pernah terlupakan, karena korbannya dari kawan-kawan saya saja ada 100 orang, baik yang meninggal dunia, luka parah, maupun luka ringan. Beberapa bahkan cacat seumur hidup," kata Presiden RI ke-5 ini.

Para pelaku mengaku telah dicuci otak tentang antikomunis. Dimulai dari ceramah-ceramah, mereka diindoktrinasi oleh ulama Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII). Doktrin ini adalah Presiden Soekarno menghalang-halangi perkembangan Islam. Jika presiden terbunuh, Islam akan cepat berkembang.

Jas merah : "Jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun