Ceritanya kemarin saya mengikuti acara Nangkring Kompasiana, dengan tema "Energi untuk Sulawesi Tengah". Kebetulan tempatnya terjangkau dengan saya, akhirnya ikut mendaftar.Â
Karena memang tertarik dengan hal yang dibahas, yaitu tentang kiprah Pertamina dalam mendukung pemulihan bencana alam yang melanda di Palu, Donggala dan sekitar.
Makin menambah semangat untuk mengikuti acara ini. Yah, walau saya tidak mendapatkan door prize, tapi saya mendapat cerita langsung dari seseorang yang ikut berperan dalam menanggulangi bencana alam tsb.Â
Ya, narasumber kami adalah Arya Dwi Paramita, External Communication Manager PT Pertamina (Persero). Karena waktu tanya jawab terbatas. Saya langsung melakukan wawancara pribadi di sela-sela acara. Harap maklum, tingkat rasa ingin tahu saya sangat tinggi. Ala Emak-Emak masa kini, yang wajib tahu gosip tergress hari ini.
Dari tuturan ceritanya memang membuat emosi peserta naik turun. Mulai dari laporan pertama mengenai jumlah pegawai mereka yang hanya bisa dihubungi hanya setengah saja. Membuat kami sedih mendengarnya.Â
Terakhir mereka ternyata menghilang karena sibuk mencari keluarganya. Membuat kami bernapas dengan lega. Lalu para relawan yang dikirim dari berbagai daerah untuk membantu penyaluran BBM secara manual, yang dilakukan dengan tenaga manusia alias mengengkol. Wow, bisa dibayangkan betapa pegalnya.
Yang menjadi relawan tidak hanya dari luar daerah, tetapi para korban yang adalah operator SPBU dan mereka tetap bekerja walau sedang tertimpa bencana. Meninggalkan keluarga demi tugas negara.
Lalu lewat udara, seperti di artikel saya ini. Sedangkan lewat jalur laut pada tanggal 4 Oktober Kapal Tanker Karmila membawa 1,2 juta liter BBM jenis Premium di Donggala. Serta 4 Kapal lainnya dengan total muatan yang sama, merapat di Palu. Dengan kondisi pelabuhan yang mengalami kerusakan akibat bencana alam.
Semua upaya dikerahkan untuk memulihkan energi. Â Bahkan setelah hari H, Pertamina langsung membuka SPBU. Untuk salah satu caranya penyalurannya secara darurat, yaitu dengan memanfaatkan gaya gravitasi bumi.
Per 9 Oktober 2018, 10 SPBU sudah dioperasikan 24 jam. Â 12 Oktober 2018, 95 % SPBU di wilayah bencana sudah bisa dioperasikan. Dilaporkan total jumlah yang dikeluarkan oleh Pertamina per 12 Oktober 2018 adalah Rp 29,7 miliar. Â Dan pada tanggal tersebut 89 liter BBM Industri sudah disalurkan sebagai bantuan pemulihan energi.
Setelah BBM tersalurkan segala bantuan bisa dikirimkan. Listrik juga bisa menyala, yang sangat membantu untuk pencaharian korban pada malam hari. Bahkan sempat karena keadaan saat gelap, mobil yang ditumpangi Arya Dwi hampir masuk ke dalam celah aspal yang terbelah. Untungnya sang supir sempat melihat, sehingga tidak terjadi kejadian relawan menjadi korban.
Begitu banyak cerita yang bergulir sayang waktu membatasi. Jadi suka tidak suka, acara harus diakhiri.
Terima kasih, Pertamina telah memulihkan energi di daerah tertimpa bencana, SulTeng. Jangan hiraukan berita-berita miring yang beredar. Tetaplah membantu saudara-saudara kita di sana tanpa pamrih.
Jakarta, 17 Oktober 2018
Kompasiana Nangkring - Pertamina Bersama SulTeng
Kabar terbaru bantuan untuk Palu per 21 Oktober 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H