Mohon tunggu...
Lisa Selvia M.
Lisa Selvia M. Mohon Tunggu... Freelancer - Literasi antara diriku, dirimu, dirinya

Anti makanan tidak enak | Suka ke tempat unik yang dekat-dekat | Emosi kalau nemu hoaks

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mencapai Pulau Lembeh dari Kota Bitung dengan Perasaan yang Tidak Menentu

20 Juli 2017   23:19 Diperbarui: 1 Agustus 2017   01:40 4949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi-pagi buta saya sudah dibangunkan oleh suara cuitan burung yang bersahutan. Ditambah suara nyaring sahut-menyahut kokok ayam jantan yang suka bermanja-manja dengan saya, karena sudah saya sogok dengan segenggam nasi (untungnya bukan segenggam berlian).Hati ini penuh dengan penasaran akan Pulau Lembeh yang terletak di utara Pulau Sulawesi, digadang-gadangkan pemandangan pantainya yang indah dan unik, karena terdapat Pantai Kahona (Pasirnya berbentuk kerikil panjang-panjang). Di sana juga terdapat Monumen Trikora. Tak kalah menarik juga terdapat Ekowisata Mangrove Pintu Kota yang memberdayakan masyarakat pesisirnya. Ditambah lagi, sekarang sudah berdiri dengan megah Patung Tuhan Yesus memberkati.

Dermaga penyeberangan (dok. pribadi)
Dermaga penyeberangan (dok. pribadi)
Dan yang paling penting, Selat Lembehnya dengan panjang 16 km dengan lebar sekitar 1-2 km ini terdapat 88 titik penyelaman. Para wisatawan dari mancanegara khusus datang ke Indonesia hanya untuk melihat biota lautnya bukan keindahan terumbu karangnya seperti di Bunaken. Beberapa biota laut ini bahkan termasuk dalam kategori langka karena tercipta dari ekosistem unik sehingga mereka hanya hidup di selat ini. Contohnya Ikan Frog berbulu, Flamboyant Sotong, Nudibranch, Kuda Laut Pigmy dan Gurita Mimic. Tapi sayangnya untuk bisa menyelam melihat dengan mata kepala sendiri atau berburu foto biota laut yang membuat rasa penasaran ini hanya berlaku untuk penyelam berpengalaman. Jadi saya hanya bisa menghibur diri saya dengan memandang foto-foto mereka dengan takjub dari buku-buku bersampul tebal dan berat yang terletak di ruang makan resort hotel di daerah sana.
mimic octopus (sumber blogspot.com)
mimic octopus (sumber blogspot.com)
Dengan rasa tidak mau kalah dengan warga negara lain (Alih-alih menyelam, berenang pun saya tidak mampu) tentunya wajib untuk saya mengunjunginya, sekalian menunjukan rasa bangga sebagai orang Indonesia khususnya orang Manado dan membagikannya kepada dunia (biar kekinian dan menambah indah time line media sosial saya ). Lagipula pulau ini tidak jauh letaknya dari kampung halaman saya. 
Ikan frog berbulu (sumber blogspot.com)
Ikan frog berbulu (sumber blogspot.com)
Di bawah ini pilihan transportasi untuk  menyeberang ke Pulau Lembeh dari Kota Bitung:

Kapal laut yang ditenggelamkan oleh Menteri Susi (dok. pribadi)
Kapal laut yang ditenggelamkan oleh Menteri Susi (dok. pribadi)
1. Kapal Feri

Dengan terkantuk-saya menikmati antrian feri untuk menyeberang ke Pulau Lembeh dari kota Bitung, karena jadwalnya hanya tersedia 07.30, 09.00, 11.00, 13.00, 14.30, 15:30 terakhir 16.30 WITA. Dengan tarif Rp50.800/mobil penumpang biasa, kalau pick-up/truk Rp87.900. Lalu Rp13.000/motor. Semua itu di luar biaya penumpang yang dikenakan rp5.350/orang.

Positifnya:

  • Transportasi aman
  • Bisa membawa mobil/motor pribadi
  • Lumayan bisa dinikmati oleh warga senior, hanya harus satu kali naik tangga menuju ke tempat duduk

Negatifnya:

  • Waktu antrinya lama
  • Pergi atau pulangnya tidak boleh telat. Minimal 1 jam sebelumnya sudah ada di tempat. Kalau lalai, bisa mengakibatkan tertinggal kapal Feri karena harus bersaing antri dengan truk-truk pengangkut lainnya

2. Perahu Taksi Bermotor Tempel

Pilihan lainnya menggunakan perahu taksi bermotor tempel dengan tarif Rp5.000,-/orang/trip dan bagi yang membawa sepeda motor dikenakan biaya Rp10.000,-/unit/trip. Caranya dengan diikat di bagian atap perahu. Membuat saya termangu-mangu melihat pemandangan aneh ini, sampai lupa difoto. maklum anak kota. Jadi sedikit norak.

Positif

  • Tidak perlu antri lama
  • Waktu Fleksibel

Negatif

  • Keamanan tidak terjamin
  • Kalau penumpang banyak, harus duduk berdesak-desakan di dalam perahu
  • Agak sulit untuk melompat ke dalam perahu untuk warga senior, kecuali kondisi kesehatannya masih sehat bugar

3. Menyewa perahu taksi bermotor tempel satu hari 

Dengan merogoh kocek Rp600.000,-, Anda bisa meminta diantar ke beberapa tempat wisata yang berada di pinggir pantai selama satu hari.

Positif

  • Waktu Fleksibel
  • Bisa meminta beberapa tempat wisata sekaligus
  • Kalau satu perahu disewa satu rombongan, tentunya akan lebih nyaman. Serasa naik perahu pribadi.

Negatif

  • Tidak bisa ke Patung Tuhan Yesus Memberkati
  • Kurang aman
  • Sama seperti poin di atas tidak disarankan untuk warga senior, kecuali kondisi kesehatannya masih sehat bugar
    dok. pribadi
    dok. pribadi

Tiap-tiap pilihan ada positif dan negatifnya, jadi silahkan dipilah mana yang kira-kira cocok dengan cara berpergian Anda. Selamat bersenang-senang bagi Anda yang hendak berliburan. Jangan lupa berwisata dengan tertib dan santun ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun