Mohon tunggu...
Lisa Ariyani
Lisa Ariyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas PGRI Yogyakarta

Saya suka menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Melodi Kehidupan

4 Januari 2024   10:02 Diperbarui: 4 Januari 2024   10:08 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dewi tidak hanya menjadi sinden yang dipandang rendah dan sebelah mata, tetapi ia menjadi inspirasi bagi banyak orang yang memahami bahwa keindahan tidak selalu berada dalam hal-hal yang baru dan modern. Ia membuktikan bahwa melalui ketekunan, kerja keras, dan keyakinan pada diri sendiri, kita dapat mengubah pandangan orang terhadap nilai-nilai tradisional yang begitu berharga. Dewi terus menjalani kehidupan dalam menyebarkan keindahan seni tradisional. Setiap pertunjukan yang dia ikuti menjadi momentum untuk mendidik dan menghibur masyarakat sekaligus merayakan kekayaan budaya mereka. Pada suatu malam, panggung pun diterangi sorotan yang memancar. Dewi tampil dengan penuh semangat, membawakan tembang klasik.

Meskipun tidak setenar beberapa kontestan kompetisi besar, Dewi merasakan kehangatan dan penghargaan dari penonton yang memahami dan mencintai seni tradisional. Suaranya tetap indah, tetapi di antara penonton yang terdiri dari orang-orang dari berbagai latar belakang, Dewi merasakan keraguan yang tumbuh. Setelah pertunjukan, beberapa orang memberikan pujian, sementara yang lain mengkritik bahkan menghina itu yang membuat kekecewaan terasa berat bagi Dewi. Ia merasa sebagai jika upayanya selama ini tidak sepenuhnya dihargai. Dewi merasa bertanggung jawab atas "penghinaan" terhadap seni tradisional. Ia merenung, mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang menghantui pikirannya. Pada suatu hari, seorang remaja datang padanya setelah pertunjukan.

Matanya berbinar-binar, dan ia mengatakan bahwa penampilan Dewi telah menginspirasinya untuk mempelajari seni sinden. Dewi merasa bahagia karena telah membangkitkan semangat generasi muda untuk mencintai dan melestarikan seni tradisional. Namun, kadang ada sesuatu hal yang membuat Dewi mulai merasa bingung. Apakah upayanya sejauh ini berhasil untuk dapat mengajak masyarakat mempertahankan nilai-nilai asli yang membentuk seni sinden? sementara itu, Dewi merasa hilang arah di antara keinginan untuk mendapatkan apresiasi lebih luas dan menjaga integritas seni tradisional, atau dirinya harus melanjutkan Pendidikannya dengan mengambil jalan lain. Dewi sungguh sangat mencintai kebudayaan dan profesinya, namun dia tahu segala potensi kehidupan dilalamnya. Rasa tau itu yang tidak membatasi dia untuk lebih mengeksplor dirinya sendiri. 

"duh mau jadi apa ya aku ini, masa selamanya seperti ini terus. Bagaimana dengan kehidupanku yang ada datang, aku tidak bisa terus mengandalkan profesiku yang menjadi seorang sinden, aku harus ada kegiatan dan pekerjaan lain, yang tidak menganggu profesiku sebagai seorang sinden." Gerutu Dewi di dalam hati.

Dalam perjalanannya hidupnya, Dewi menyadari bahwa kesuksesan tidak selalu diukur dari satu hal yang ia sukai. Ia pun tetap bisa menjalankan profesinya sebagai seorang sinden tetapi tak menutup kemungkinan ia juga mempunyai keahlian di bidang lainnya. Itu terletak pada dampak yang dihasilkan dalam kehidupan orang lain. Dewi, sang sinden yang pernah dipandang sebelah mata, menjadi pahlawan bagi mereka yang merindukan keaslian dan keindahan warisan budaya mereka. Dan begitulah, Dewi melanjutkan perjalanannya, membawa suara indah sinden ke sudut-sudut yang lebih dalam, di mana kebijaksanaan dan keindahan tradisi terus mengalun walaupun, selain sebagai seorang sinden Dewi mempunyai profesi lainnya. Ia tetap menjalani apa kehidupan sesuai dengan pilihan hidupnya dan menjadi teladan bagi mereka yang berani melangkah menjauh dari sorotan terang panggung besar untuk menemukan makna sejati dalam seni dan kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun