Kasih Sayang Seorang Anak
Disebuah rumah yang sangat sederhana yang terletak di perkampungan kecil disebuah kota, ditempati oleh seorang gadis yang sangat cantik yaitu Sinta . la tinggal dengan seorang wanita tua yang bernama ani, yaitu ibunda Sinta. Dia sangat sayang dengan ibunya. Ayahnya yang telah meninggal ketika sinta masih berumur 3 tahun dan sejak saat itu sampai sekarang,ia hanya tinggal dengan ibunya. Sinta sangat bersyukur, karena telah diberikan tuhan ibu yang sangat menyayanginya. Walaupun ia sudah tidak memiliki seorang ayah.
Sinta sangat ceria dalam kegiatan sehari-hari. Dia sangat disukai oleh teman-temannya karena sifatnya yang baik, ceria dan karena kecerdasannya,ia telah menjuarai lomba-lomba disekolahnya. Sinta sangat senang dan orang-orang yang menyayanginya sangat bangga padanya, termasuk ibundanya. Suatu hari,ibunda sinta jatuh pingsan karena mempunyai penyakit anemia. Lalu sinta membawa ibunya kerumah sakit terdekat. Sebenarnya ibu Sinta mempunyai penyakit anemia ini sejak sinta masih berusia 3 tahun dan ibu sinta juga sudah berapa kali mengalami pingsan karena penyakit yang di deritanya. Saat sinta berada di rumah sakit, ia hanya terdiam dan menangis tanpa mengucap sekata pun.
"Ya Allah...tolong jangan ambil nyawa ibuku,jika engkau mau ambillah nyawaku sebagai gantinya.tolong selamatkan ibuku..".ia mengucap kata -kata itu dalam batin sambil menangis.
Lalu dokter keluar dan meberitahu kalau ibu ani membutuhkan darah, sinta langsung berkata pada dokter itu.
"Apa dok?Baiklah kalau begitu ambilah darah saya dok" kata sinta sambil memohon untuk diambil darahnya.
Lalu dokter memanggil suster untuk mengecek apakah darah sinta dan ibunya itu cocok atau tidak. Setelah suster mengecek darah sinta ternyata berbeda dengan ibunya. Ia sangat sedih karena tidak bisa memberikan darahnya untuk menyelamatkan ibunya. Dia tidak putus asa, ia terus berusaha untuk mendapat donor darah yang cocok untuk ibunya. Karena hidupnya yang sangat pas-pasan, ia harus pergi mengamen dan berjualan koran untuk mendapatkan uang dan membelikan darah yang cocok untuk ibunya. Saat sinta sudah mendapatkan banyak uang dan ingin membelikan darah, tiba-tiba uang yang sedang dibawanya itu dirampas oleh dua orang yang mengendarai motor dan sinta terserempet oleh para perampok itu. Sinta pun terjatuh dan kepalanya terbentur trotoar, ia terus menangis karena uangnya itu telah dicuri. Dia hanya memikirkan ibunya dan tidak memikirkan dirinya sendiri. Ia tidak sadar kalau kepalanya terus mengeluarkan darah. Sampai dia menemukan orang yang sangat baik, Dara namanya.
"Adek kenapa?kok kepala adek berdarah?" tanya dara yang sedang menghentikan mobilnya di pinggir jalan.
"Tadi uang saya diambil oleh dua orang yang saya tidak kenal kak .tidak apa kak,saya hanya ingin uang itu kembali.". kata sinta sambil menangis
"Kok bisa dek?emangnya uang itu untuk apa dek?" Tanya dara dengan wajah yang bersedih.
"Saya juga tidak tahu kak. Uang itu untuk membelikan ibu saya darah."jawab sinta sambil menceritakan semua kejadian yang telah dialaminya dan ibunya tercintanya selama ini.
"Saya sangat sedih mendengar cerita adek. Saya akan membantu adek dan ibu adek" kata dara sambil menangis karena terharu.
"Terima kasih banyak kak dara. Karena sudah mau membantu saya" ucap sinta sambil memeluk dara.
Dara pun mengajak sinta naik mobilnya dan pergi ke rumah sakit dimana ibu sinta dirawat. Saat sudah sampai di rumah sakit sinta sangat senang karena ibunya akan mendapatkan darah yang cukup agar ibunya itu tidak pingsan lagi. Namun sayang, karena kepala sinta terus mengeluarkan darah, ia kehabisan darah dan meninggal seketika di rumah sakit itu dengan wajah yang sangat pucat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H