Mohon tunggu...
Lisa Nurcahyani
Lisa Nurcahyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa dari Institut Agama Islam Negeri Jember. Jurusan Sejarah Peradaban Islam.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Kebudayaan Masyarakat yang Ada di Lingkungan Kelurahan Mangunharjo Kota Probolinggo

25 Oktober 2021   04:59 Diperbarui: 25 Oktober 2021   05:03 1174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kota Probolinggo adalah daerah yang menjadi titik transit yang menghubungkan kota-kota dari Surabaya ke kota timur Jawa yaitu Situbondo, Jember, dan Banyuwangi, bahkan bisa melanjutkan penyembrangan menuju pulau Bali. Kota Probolinggo mempunyai perbatasan yang memisahkan Kota Probolinggo dengan daerah atau kota kabupaten sebelah. Adapun batas wilayah Kota Probolinggo :

  • Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Semberasih wilayah Kabupaten Probolinggo
  • Sebelah Timur berbatasan dengan kecamatan Dringu wilayah dari Kabupaten Probolinggo
  • Sebelah Utara berbatasan dengan selat Madura
  • Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo

Karakteristik penduduk Kota Probolinggo dapat dilihat dari segi etnik dan budaya masyarakat. Masyarakat Probolinggo dilihat dari social budaya Sebagian berasal dari budaya agraris (petani dan nelayan) dan berkembang menjadi masyarakat urbanis. Sebagian besar suku yang ada di Kota Probolinggo merupakan Suku Jawa dan Madura yang terkenal ulet, lugas, terbuka, dan kuat dalam mengarungi kehidupan (berjiwa wiraswasta tinggi). Perpaduan masyarakat dan budaya yang asli Kota Probolinggo dicerminkan dengan masih tingginya budaya gotong royong yang bisa ditemui di masyarakat, dan adat budaya khas, serta diwarnai dengan unsur islam.

Kebudayaan yang ada di Kelurahan Mangunharjo ini sangat banyak dari bahasa, sistem pengetahuan, organisasi social, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencarian hidup, sitem religi, sistem kesenian, dan sistem agama.

Bahasa. Ditinjau dari Bahasa masyarakat di Kelurahan Mangunharjo ini menggunakan dua bahasa, bahasa jawa dan bahasa maadura. Ditinjau  dari  bahasanya,  bahasa  Jawa  dan bahasa  Madura  tergolong  ke  dalam rumpun Austronesia Barat. 

Oleh karena berasal  dari protobahasa yang  sama, maka  kedua  bahasa  tersebut  tentunya juga memiliki hubungan kekerabatan diantara  keduanya.  Kedua bahasa  yang berasal  dari satu  moyang  bahasa yang sama  memiliki  wujud  kesamaan (korespondensi/kekerabatan)  baik  pada tingkat  fonologi  maupun  leksikal. 

Dengan melihat kesamaan antara bahasa Jawa dan Madura maka akan diketahui hubungan  kekerabatan di  antara kedua bahasa tersebut. 

Hubungan kekerabatan di  antara  kedua  bahasa  tersebut  dapat diketahui  dari  adanya kesamaan  unsur bahasanya. Bahasa  Jawa merupakan  bahasa ibu  masyarakat  Jawa  yang  tinggal  di Jawa  Tengah,  DIY  (Daerah  Istimewa Yogyakarta),  Jawa  Timur,  Banten, Lampung, sekitar Medan, daerah-daerah transmigrasi  di  beberapa  pulau  di Indonesia, dan  beberapa tempat di luar negeri (misalnya Suriname,  New Caledonia,  dan  Pantai  Barat  Johor).  Luasnya  wilayah pakai  bahasa  Jawa  tersebut mengakibatkan bahasa Jawa di masing-masing  daerah  berkembang  sesuai dengan kondisi geografinya dan kondisi masyarakat  tutur  bahasa  Jawa itu sendiri.  

Bahasa  Madura  adalah  bahasa daerah yang digunakan oleh warga etnis Madura,  baik  yang  tinggal  di  Pulau Madura maupun di luar pulau tersebut. Wilayah  pemakaian  bahasa  Madura meliputi  pulau-pulau  di  sekitar  Pulau Madura,  yakni  pulau  Sapudi,  Raas, Kambing,  Kangean,  dan  pulau  lain  di sekitarnya, karena pulau-pulau  tersebut mayoritas dihuni oleh suku Madura.

Sistem Pengetahuan. Sistem Pengetahuan masyarakat Kelurahan Mangunharjo terbilang sudah berkembang diberbagai IPTEK. Contohnya pada dunia pendidikan, anak-anak sudah mulai banyak yang sekolah dengan mengembangkan pengetahuan internet dalam pembelajaran. Jadi, mereka ulet dalam mengerjakan sesuatu dalam belajar dan telah berkembang pesat dalam ilmu pengetahuan maupun dalam bidang teknologi.

Organisasi Sosial. Organisasi Sosial yang ada di Kelurahan Mangunharjo ini ialah Karang Taruna. Karang Taruna adalah organisasi sosial sebagai wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial darimasyarakat. 

Organisasi karang taruna merupakan kumpulan individu dalam suatu wadah untuk menyalurkan aspirasi dan mengasah kreativitas dalam bersosialisasi. Salah satu tugas dalam sebuah organisasi ini adalah membina para pemuda dalam bidang sosial, keagamaan,olahraga, dan lain sebagainya.

Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi. Contoh peralatan hidup dan teknologi di Kelurahan Mangunharjo ada alat-alat pertanian adalah bajak yang disebut luku, garu untuk melunakkan tanah, cangkul, dan gosrok yaitu alat untuk menyiangi atau membersihkan tumbuhan liar yang ikut tumbuh bersama padi. 

Peralatan kesenian antara lain, gamelan yang merupakan seperangkat alat musik yang terdiri dari gendang, gambang, gong, suling dan sebagainya. Peralatan dapur antara lain, kuali, kendhil, cowek, kukusan, tampeh, dan sebagainya. Sedangkan alat angkutnya yang terkenal adalah andong, selain itu untuk mengangkut barang digunakan gerobak yang ditarik oleh hewan.

Sistem Mata Pencarian Hidup. Mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi di Kelurahan Mangunharjo ada yang menjadi guru, pegawai dan mayoritasnya bermata pencaharian sebagai petani dan nelayan, karena Probolinggo terletak di daerah pantura dan daerah agraris yang diantaranya padi, jagung, tembakau, bawang, dan lain-lain. 

Ada juga sistem kondisi geografisnya dijadikan tempat wisata yaitu wisata hutan mangrove yang tempat itu diantaranya wisata Pantai Bentar, Danau Ronggojalu, Songa Rafting, Air Terjun Madakaripura, bukit bintang, dan lain-lain.

Sitem Religi. Religi masyarakat Kelurahan Mangunharjo mayoritas menganut agama Islam. Ada juga yang menganut agama Kristen, Budha, Hindu, tetapi jumlah mereka sangat sedikit dan kebanyakan orang pendatang baru. Hubungan mereka sangat erat sekali dengan agama mereka terutama agama Islam. Meskipun ada hari raya besar setiap agama, mereka sangat toleran dan saling menghargai agama yang satu dengan yang lainnya. 

Masyarakat dikatakan identik dengan Islam, tetapi citra 'masyarakat santri' menjadi bagian dari identitas masyarakat Probolinggo. Keidentikan 'masyarakat santri' juga ditunjukkan dalam segi bangunan fisik. Hampir setiap Kelurahan di Kota Probolinggo pasti dibangun langgar atau musholla sebagai tempat keluarga atau masyarakat melakukan sholat. Penempatan bangunan ibadah ini dimaksudkan sebagai simbolisasi lokasi Ka'bah yang merupakan kiblat bagi orang Islam ketika melakukan sholat.

Sistem Kesenian. Ada beberapa kesenian budaya di Probolinggo :

Jaran Bodhag. Salah satu kesenian tradisional kota Probolinggo adalah Jaran Bodhag. Dalam terminologi bahasa Madura "Jeren/Jaran" berarti kuda, sedangkan "Budheg/Bodhag" berarti wadah nasi. Jaran Bodhag mulai muncul dan dikenal oleh masyarakat Kota Probolinggo sejak zaman awal kemerdekaan. 

Salah satu sumber menerangkan, bahwa Jaran Bodhag merupakan kesenian turunan (hybrid) dari kesenian ada sebelumnya, yaitu "Jaran Kecak", namun jaran bodhag tidak menggunakan Kuda asli, tetapi menggunakan semacam bentuk tiruan kuda dari bahan rotan dan kayu.

Tari Lengger. Tari Lengger yaitu tarian yang terdapat di Kelurahan Mangunharjo. Tarian ini biasanya diiringi oleh musik tradisional. Tari Lengger dimulai pada jam 22.00 -- selesai. 

Tari ini juga harus dijaga agar kebudayaan di kota Probolinggo ini tetap terjaga dengan baik dan utuh. Jika ingin melihat tarian ini tidak akan dikenakan biaya. Jika hari Sabtu malam Minggu biasanya tarian ini berlangsung sampai jam 02.00 WIB, kecuali hari Jum'at tarian ini libur. 

Tari Lengger dimainkan dengan alat-alat tradisional seperti : Bedug, Gong Kenong, Gendang. Tarian Lengger ini bisa disewakan pada acara atau menyambut kedatangan orang dari luar kota dan bisa juga lagunya dibuat pantun. Tar Lengger inilah kebudayaan Probolinggo yang ada sejak dahulu.

Kegiatan Sosial Keagamaan di lingkungan Mangunharjo itu ada. Pengajian yang dilaksanakan setiap seminggu 2 kali dengan mendatangkan penceramah terkenal atau kyai-kyai besar dari pesantren luar. Tradisi Maulid Nabi dengan berebut makanan dan perlengkapan alat dapur. Memperingati hari kelahiran nabi atau isra' mi'raj dengan membuat acara di masjid yang di isi dengan solawat bersama, mengaji bersama, bertahlil bersama, membaca doa bersama. Dll.

Kebudayaan tersebut sangat penting dan wajib dilestarikan serta dijaga agar diwariskan sampai ke anak cucu kita. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk bahasa, sistem pengetahuan, organisasi social, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencarian hidup, sitem religi, sistem kesenian, dan sistem agama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun