Mohon tunggu...
Humaniora Pilihan

Analisis Tingkat Kebutuhan Seorang Desainer

11 Juni 2018   01:21 Diperbarui: 11 Juni 2018   01:48 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika ditanya apa alasan utama yang menyebabkan mereka bertahan di dunia desain, sebanyak 53,53% responden mengatakan bahwa mereka bertahan karena suka dan menikmatinya. Selain itu, sebanyak 17,8% responden mengaku bahwa mereka bertahan karena ingin mencari penghasilan dari desain, dan 13,3% berkata mereka ingin mewujudkan impian.

dok pribadi
dok pribadi
Bila diperhatikan lebih seksama, untuk apa seseorang tetap melakukan sesuatu yang sering membuat mereka pusing, merelakan waktu tidur dan main berkurang, membuat mereka lupa waktu, lupa makan, lupa merawat diri, dan sebagainya. Padahal bagi beberapa orang penghasilan dari hal itu tidak seberapa, bahkan jauh di bawah UMR. 

Belum lagi ketika sudah bersusah payah menyelesaikan karya pesanan orang, tetapi ternyata si klien melarikan diri dan tidak mau membayar. Dari hasil analisis data di atas dan dihubungkan dengan teori kebutuhan Maslow, bisa disimpulkan bahwa sebagian besar desainer ada di tingkatan terakhir yaitu Self-actualization. Orang-orang yang berada di tingkatan ini memandang desain sebagai sesuatu yang tinggi.

Dengan kata lain, mereka mendesain bukan hanya untuk mencari uang melainkan untuk mengejar passion mereka. Mereka sungguh-sungguh menyukai bidang tersebut, dan mereka ingin melanjutkannya agar bisa mencapai impian. Beberapa responden memang berterus terang bahwa mereka tetap mendesain untuk mencari penghasilan. Tetapi banyak yang berkata bahwa mereka lanjut karena mereka suka, karena itu hobi. 

Dalam teori Maslow, tingkatan yang paling bawah harus terpenuhi sebelum muncul kebutuhan di tingkatan yang lebih tinggi. Hal itu berarti banyak responden yang telah mencukupi keempat tingkat kebutuhan sebelumnya sehingga mereka membutuhkan Self-actualization. Secara finansial mungkin mereka sudah sepenuhnya tercukupi. Begitu pula dengan rasa aman, cinta kasih, dan penghargaan. 

Mungkin mereka telah memiliki tempat tinggal, jaminan keamanan, dan sebagainya. Mereka juga memiliki keluarga, teman, dan orang-orang terdekat yang mencintai maupun dicintai. Mereka juga banyak yang merasa bahwa penghargaan atau pujian yang mereka terima sudah cukup sehingga mereka tidak terlalu memerlukan hal tersebut. Sehingga tibalah pada tingkatan terakhir, di mana ada beberapa orang yang merasa bahwa mereka harus memenuhinya agar mereka bisa merasa berguna.

Self-actualization adalah kebutuhan seseorang untuk mencapai apa yang diinginkan, kebutuhan untuk membuktikan dirinya pada orang lain. Bisa dibilang, self-actualization adalah kebutuhan untuk "membuat dirinya menjadi seseorang". Seseorang yang memiliki kemampuan tertentu, seseorang yang memiliki passion terhadap sesuatu, seseorang yang disegani. 

Maslow mengatakan, apabila seseorang belum memenuhi kebutuhan ini maka dirinya akan merasa gelisah, tidak berguna, harga dirinya berkurang. Mungkin ini ada hubungannya juga dengan karir atau impian yang harus ia kejar, supaya kelak ia bisa menceritakan pekerjaan seperti apakah yang ia lakukan, dan ia bisa bangga karena itu. Dari penjabaran di atas, bisa disimpulkan bahwa banyak desainer-desainer di Kota Malang yang mempunyai idealisme tinggi. 

Ada sedikit ironi dimana meski hanya berpenghasilan yang tidak seberapa, mereka tetap seratus persen menyukai pekerjaan sebagai desainer dan tetap berkutat di bidang tersebut. 

Tentu saja hal ini harus diapresiasi karena ini membuktikan bahwa para desainer tersebut tidak menjadikan desain sebagai sebuah keterpaksaan belaka. Seperti yang biasa kita dengar, bekerjalah sesuai hobi dan passion-mu karena dengan begitu pekerjaanmu bisa menjadi menyenangkan. Bila melakukan sesuatu tetapi tidak menyukainya sedikit pun atau hanya karena terpaksa, maka bisa dijamin lama kelamaan kualitas hasilnya akan semakin menurun dan berujung pada hal yang tidak diinginkan.

Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun